Summary:

Last week review:
DOW JONES INDUSTRIAL AVERAGE DITUTUP DI ATAS LEVEL PSIKOLOGIS 40.000 UNTUK PERTAMA KALINYA DALAM SEJARAH. Salah satu yang mempengaruhi nada pasar minggu ini adalah angka Inflasi konsumen yang lebih rendah dari perkiraan, di tengah suara beberapa pejabat Fed yang masih rajin mengingatkan bahwa bank sentral masih membutuhkan lebih banyak keyakinan untuk memangkas suku bunga, serta waktu pemangkasan yang masih belum pasti; sehingga menyimpulkan suku bunga masih perlu higher for longer. Bahkan masih ada pejabat yang mempertahankan kemungkinan menaikkan suku bunga jika data ekonomi ternyata masih mengindikasikan penanganan Inflasi telah terhenti; atau justru berbalik arah kembali memanas. Komentar mereka membuat para pelaku  pasar menebak-nebak ekspektasi penurunan suku bunga tahun ini, di mana para investor sedikit memangkas prediksi penurunan 25 bps pada bulan September, menurut survey CME Fedwatch. Musim laporan keuangan yang lebih kuat dari perkiraan juga telah membantu mendorong pasar saham lebih tinggi, dengan 77% perusahaan berhasil melampaui estimasi, dibandingkan rata-rata 67% secara historis, menurut data LSEG per 10 Mei. Sejauh ini, DJIA telah mencatat kenaikan rata rata 4,3% pada bulan ini. Angka tersebut jauh di atas rata-rata kenaikan indeks bulanan sebesar 0,57% sejak Mei 1896. Performa DJIA mengungguli S&P 500 dalam 8 dari 20 tahun terakhir. Tahun ini, DJIA naik 5,8%, dibandingkan dengan lonjakan S&P 500 sebesar 11,1% tahun ini dan apresiasi NASDAQ sebesar 11,2%. Market AS memang masih memegang kunci pergerakan uang dunia, dibandingkan dengan IHSG yang justru mengempis -0.09% secara YTD. Walau pekan lalu IHSG berhasil menorehkan prestasi naik cukup signifikan 3,27%, namun dana asing konsisten keluar dari market INDONESIA sebesar IDR 1.54 triliun (all market). Sejumlah data ekonomi dirilis di Indonesia turut membantu sentimen bullish market pekan lalu: dimulai dari Keyakinan Konsumen yang meningkat, ditimpali oleh angka penjualan Mobil & Motor serta Retail Sales yang meningkat; ditutup dengan surplus Trade Balance untuk ke 48 kalinya berturut-turut, akibat pertumbuhan Ekspor & Impor di bulan April yang kini positif.

MARKET ASIA & EROPA: JEPANG publikasikan perkiraan awal GDP kuartal 1 mereka yang terjerumus ke wilayah resesi, dengan pertumbuhan ekonomi minus 0.5% qoq, lebih besar dari perkiraan -0.3%. Dengan dmeikian kenyataan tersebut mungkin akan menghalangi niatan BOJ untuk menaikkan suku bunga mereka kembali. Sementara itu penanganan Inflasi di benua EROPA, sedikit stagnan ketika GERMAN CPI untuk bulan April terbukti belum bisa lebih dingin dari 0.4% pada bulan sebelumnya, malah kembali memanas ke level 0.5% mom. Pun CPI EUROZONE tak bergeming di level 2.4% sesuai perkiraan. Walau demikian, market nilai ECB kelihatan lebih yakin untuk bersiap menurunkan suku bunga acuan sekitar bulan Juni. Secara spesifik di CHINA: mereka akan memulai penerbitan obligasi besar besaran senilai USD 1 triliun pada minggu ini – tindakan stimulus fiskal besar pertama yang dilakukan Beijing saat negara tersebut berjuang untuk menopang pemulihan ekonomi yang lamban. Industrial Production China tumbuh lebih besar dari perkiraan pada bulan April, menunjukkan pemulihan di sektor manufaktur yang signifikan tetap berjalan sesuai rencana didukung program-program pemerintah. Namun tanda-tanda melemahnya konsumsi di negara tersebut masih berlanjut, karena pertumbuhan Penjualan Ritel sebagian besar tidak mencapai ekspektasi di bulan April, sementara harga rumah baru di Tiongkok turun dengan laju bulanan tercepat dalam 9 tahun terakhir.

KOMODITAS: Kedua kontrak MINYAK mengakhiri minggu ini dengan kenaikan antara 0,9% dan hampir 1%, dengan sebagian besar kenaikan terjadi setelah pembacaan inflasi konsumen AS lebih lemah dari perkiraan. Pembacaan US CPI bulan April memukul US DOLLAR dan meningkatkan ekspektasi bahwa Federal Reserve akan mulai memangkas suku bunganya segera setelah bulan September, dengan kebijakan moneter yang lebih longgar menjadi pertanda baik bagi demand global minyak mentah. Namun view ini pun diimbangi oleh serangkaian peringatan pejabat Federal Reserve bahwa bank sentral AS perlu lebih diyakinkan bahwa Inflasi masih setia dalam trajectory melandai, sebelum dapat mulai memangkas suku bunga. Pasar minyak mentah juga bergulat dengan beragam isyarat permintaan pada minggu ini. Anjloknya cadangan minyak AS yang ternyata lebih besar dari perkiraan mendorong optimisme atas peningkatan permintaan seiring dengan semakin dekatnya musim panas yang padat dengan perjalanan road-trip. Namun hal ini pun diimbangi oleh Badan Energi Internasional (IEA) yang sedikit memangkas perkiraan permintaan tahunannya, dengan alasan ketidakpastian ekonomi global di tengah inflasi yang tinggi dan potensi suku bunga masih perlu higher for longer. Di sisi lain, Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) mempertahankan perkiraan demand global untuk tahun 2024, dengan alasan pemulihan ekonomi di CHINA dan potensi penurunan suku bunga pada akhir tahun ini. OPEC juga diperkirakan akan memperpanjang periode pamangkasan produksi setelah akhir Juni, sehingga memberikan prospek supply yang lebih ketat.

This week’s outlook:

Federal Reserve akan menerbitkan notulen rapat terbarunya dan beberapa pejabat The Fed akan menyampaikan pidato seiring dengan harapan baru terhadap penurunan suku bunga yang menopang sentimen bullish pasar. Di tengah itu, laporan keuangan Nvidia juga akan jadi fokus pasar, rilis data PMI akan memberikan wawasan tentang kesehatan ekonomi global, sementara Inggris akan merilis data Inflasi yang diawasi ketat berhubung sudah ada beberapa perkiraan waktu  pemotongan suku bunga dari beberapa bank sentral dunia. FEDERAL RESERVE: Pada hari Rabu The Fed akan mempublikasikan notulen rapatnya yang terjadi pada tanggal 30 April-1 Mei, ketika Federal Reserve Chairman Jerome Powell mengindikasikan bahwa suku bunga kemungkinan akan tetap lebih tinggi dalam jangka waktu yang lebih lama di tengah masih adanya tekanan inflasi. Beberapa pejabat The Fed juga akan memberikan pidato pada minggu ini. Kalender ekonomi lain juga mencakup laporan penjualan rumah baru dan lama, pesanan barang tahan lama, dan sentimen konsumen. MUSIM LAPORAN KEUANGAN: Kinerja kuartalan NVIDIA pada hari Rabu dapat menentukan arah pasar saham AS dan berdampak pada perusahaan-perusahaan yang terpapar pada bidang kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) yang sedang naik daun. Perusahaan semikonduktor yang menjadi pusat euphoria atas potensi bisnis AI diperkirakan akan melaporkan lonjakan besar dalam revenue dan profit kuartal pertama. Sahamnya sendiri telah meroket lebih dari 90% di tahun ini setelah digandakan lebih dari 3 kali lipat pada tahun 2023, menjadikan Nvidia sebagai perusahaan AS terbesar ketiga berdasarkan nilai pasar.

PMI DATA: AS, CHINA, EUROZONE & INGGRIS akan merilis data PMI bulan Mei yang akan memperkuat prospek ekonomi global yang lebih cerah. Pemulihan Eurozone yang lambat tampaknya masih berlangsung setelah pertumbuhan stagnan atau negatif selama 6 kuartal berturut-turut, sementara Inflasi AS baru saja
melanjutkan tren penurunannya dan China tumbuh lebih cepat dari perkiraan pada kuartal pertama. Jadi, PMI global harus tetap berada di area ekspansi. Namun kenaikan tarif AS yang tinggi terhadap impor China mulai dari baterai kendaraan listrik hingga chip komputer menyoroti prospek perdagangan dan pertumbuhan global yang rapuh; di mana China pun tampaknya tidak akan tinggal diam dan melakukan manuver balasan.

UK INFLATION: INGGRIS akan mempublikasikan data CPI bulan April pada hari Rabu dan para ekonom memperkirakan tingkat inflasi tahunan akan melambat secara dramatis – lebih dari 1% – mendekati level 2% yang ditargetkan oleh Bank of England. Ada satu lagi laporan inflasi yang akan dirilis menjelang pertemuan BoE
berikutnya pada tanggal 20 Juni dan bukti berkelanjutan dari meredanya tekanan harga dapat memberikan para pejabat dorongan yang mereka perlukan untuk menurunkan suku bunga. Adapun pelaku pasar meramal penurunan suku bunga Bank Sentral Eropa diperkirakan terjadi pada bulan Juni, diikuti oleh BoE pada bulan Agustus dan The Fed pada bulan September. Menjelang pengumuman angka inflasi tersebut, Gubernur BoE Andrew Baily akan menyampaikan pidatonya pada hari  Selasa. Kalender ekonomi Inggris juga akan menampilkan data Penjualan Ritel bulan April pada hari Jumat.

KOMODITAS: Harga NICKEL melonjak 11% pekan lalu imbas kerusuhan di Kaledonia Baru. Hal ini menimbulkan kekhawatiran terhadap gangguan supply lebih lanjut dari Prancis. Berdasarkan data Barchart, harga nikel berjangka kontral Juli 2024 di London Metal Exchange (LME) ditutup menguat 6,44% ke posisi USD21.019 per ton pada akhir perdagangan Jumat (17/5/2024). Melansir Bloomberg, Kaledonia Baru, negara kepulauan di Pasifik Selatan yang merupakan produsen nikel terbesar ketiga, dilanda aksi kerusuhan pekan lalu akibat perubahan aturan pemungutan suara. Aksi kerusuhan ini mengganggu produksi dari penambang nikel Prancis, Eramet SA, yang menjalankan tambang nikel di negara tersebut dengan kapasitas minimum.

INDONESIA: pada pekan perdagangan yang lagi-lagi terpotong libur long weekend Hari Raya Waisak, hari Rabu Bank Indonesia akan mengumumkan tingkat terbaru BI7DRR yang diperkirakan tak berubah pada 6.25%.

Download full report HERE.