Today’s Outlook:

MARKET AS: CBOE VOLATILITY index, “Indeks ketakutan” Wall Street ditutup pada 18.04, titik tertinggi sejak April. Bahkan seruan yang lebih dovish dari salah satu pejabat The Fed yang terkenal konservatif tidak mampu memberikan dukungan kepada pasar. Bill Dudley, mantan President New Federal Reserve mengatakan bahwa The Fed bisa memotong suku bunga secepatnya bahkan pada rapat pekan depan 30-31July, secara fakta data ekonomi telah mendukung, membuat pandangan suku bunga higher for longer menjadi tidak relevan lagi. DATA EKONOMI AS yang telah dirilis kemarin malam sedikit banyak menghapuskan kekuatiran bahwa AS bisa jatuh ke dalam resesi, secara Building Permits yang naik di atas ekspektasi mengimbangi kenyataan bahwa penjualan rumah baru (New Home Sales) di bulan Juni tercatat dalam trend menurun. S&P GLOBAL COMPOSITE PMI tercatat makin mantap di wilayah ekspansif berkat sektor Jasa yang lebih kuat dibanding sektor Manufaktur. Nanti malam ada serangkaian indikator makroekonomi lain yang akan membentuk persepsi arah pasar selanjutnya, yaitu: Durable Goods Order (Jun), dan yang menjadi highlight adalah perkiraan awal US GDP 2Q (forecast: 2.0% qoq vs previous: 1.4%) ; tak lupa Initial Jobless Claims yang memperkirakan terdapat 237ribu klaim pengangguran di pekan terakhir (lebih rendah dari minggu sebelumnya 243ribu).

MARKET ASIA & EROPA: Bicara mengenai PMI, sektor Manufaktor JEPANG, JERMAN, EUROZONE kompak jeblok di wilayah kontraksi, menyebabkan Composite PMI secara keseluruhan turun bahkan beberapa sudah menyebrang ke bawah level 50. Di sisi lain, INGGRIS adalah satu negara yang mampu pertahankan aktivitas sektor Manufaktur & Jasa jasa mereka di wilayah ekspansif menyebabkan Composite PMI masih bisa aman bertengger di angka 52.7 (menguat dari estimasi & periode sebelumnya). Pagi ini KOREA SELATAN mengawali pengumuman perkiraan pertama GDP 2Q mereka yang turun 0.2% qoq, menyebabkan angka tahunan menjadi 2.3% yoy, jelas dalam downtrend dibanding konsensus 2.5% dan kuartal sebelumnya 3.3%. Dari negara tetangga Negeri Sakura, JEPANG laporkan minat investasi asing yang menyusut tajam dalam pembelian obligasi & saham. Para pelaku pasar mempersiapkan diri menghadapi gelombang tsunami (setidaknya) pada pasar saham Asia hari ini menghadapi sentimen negatif dari market regional.

KOMODITAS: Harga MINYAK berakhir lebih tinggi pada hari Rabu dengan demikian menghentikan penurunan 3 sesi berturut-turut, didukung oleh penurunan besar dalam stok minyak mentah dan bahan bakar AS, namun harga masih mendekati level terendah dalam 6 minggu karena kekhawatiran atas lemahnya permintaan global. Futures BRENT untuk bulan September ditutup naik 0,9% pada USD 81,71/barel. Kontrak US WTI untuk bulan September menguat 0,8%, menjadi USD 77,59/barel. Adapun persediaan minyak mentah AS susut 3,7 juta barel pada pekan lalu, menurut data Badan Informasi Energi (Energy Information Association), jauh lebih banyak dibandingkan dengan ekspektasi analis dalam polling Reuters yang memperkirakan penurunan hanya sebesar 1,6 juta barel. Pasar menilai mulai terdapat peningkatan demand yang lebih sehat dan akan ada dukungan harga untuk jangka pendek; apalagi di saat harga dalam tekanan turun menyusul adanya pembicaraan gencatan senjata antara Israel & Hamas, serta kekuatiran berlanjut atas lemahnya ekonomi di China, importir minyak mentah terbesar di dunia. Di saat yang sama, pengiriman minyak mentah ke India, importir dan konsumen minyak terbesar ketiga di dunia, juga merosot pada bulan Juni ke level terendah sejak Februari. Sejauh ini harga US WTI sudah anjlok 7% selama 3 sesi sebelumnya, sementara Brent tergerus hampir 5%. Faktor pendukung harga lainnya adalah adanya kebakaran hutan di Kanada, akan memaksa beberapa produsen membatasi produksi dan mengancam gangguan supply dalam jumlah besar. Sementara itu, Kementerian Energi Rusia berjanji untuk tetap memenuhi kuota produksi minyak mentah yang ditetapkan oleh kelompok OPEC+ pada bulan Juli, setelah produksi bulan Juni mereka melebihi batas.

Corporate News
INKP: Emiten Kertas Grup Sinarmas (INKP) Sebut Lunasi Obligasi IDR 333.5M
PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk (INKP) menyampaikan bahwa telah melakukan pelunasan obligasi jatuh tempo pada 22 Juli 2024. Corporate Secretary INKP, Heri Santoso dalam keterangan tertulisnya Selasa (23/7) mengungkapkan bahwa Perseroan melalui PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) telah melakukan pelunasan pokok Obligasi Berkelanjutan IV Indah Kiat Pulp & Paper Tahap I Tahun 2023 Seri A (Obligasi) sejumlah IDR 333.55 miliar kepada pemegang Obligasi. Heri menegaskan, tidak ada dampak kejadian, informasi atau fakta material tersebut terhadap kegiatan operasional, hukum, kondisi keuangan, atau kelangsungan usaha Emiten atau Perusahaan Publik. (Emiten News)

Domestic Issue
Penerbitan Obligasi Industri Multifinance Semester II/2024 Bergeliat
PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) mencatat peningkatan dalam penerbitan obligasi oleh industri multifinance pada semester II/2024. Berdasarkan data Pefindo, terdapat enam perusahaan yang telah menerbitkan obligasi dari 1 hingga 19 Juli 2024, dengan total penerbitan mencapai IDR 4.77 triliun. Fixed Income Analyst Pefindo Ahmad Nasrudin menyatakan angka tersebut sudah mencapai sepertiga dari total penerbitan pada semester I/2024. “Angka ini menunjukkan peningkatan yang signifikan dibandingkan dengan semester sebelumnya,” ujar Ahmad kepada Bisnis, Rabu (24/7/2024). Ahmad optimistis bahwa penerbitan obligasi industri multifinance pada semester II/2024 akan terus meningkat. Ia juga menyebutkan bahwa ekspektasi penurunan suku bunga pada paruh kedua tahun ini bisa menjadi katalis bagi penurunan yield benchmark, yang pada gilirannya akan mempengaruhi penurunan harga di pasar obligasi korporasi. “Jika suku bunga benar-benar turun pada semester II/2024, saya berharap hal ini akan mendorong penurunan kupon dan menarik minat perusahaan multifinance untuk mengakses pasar surat utang,” tambah Ahmad. Selain itu, penurunan suku bunga juga diperkirakan dapat meningkatkan permintaan terhadap jasa multifinance. Pefindo mencatat bahwa jumlah surat utang yang jatuh tempo pada semester I/2024 juga cukup besar, dengan IDR 6.79 triliun jatuh tempo pada kuartal III/2024 dan IDR 6.09 triliun jatuh tempo pada kuartal IV/2024. (Bisnis)

Recommendation
US10YT kembali lakukan percobaan break out Resistance MA20 / yield 4.278% walau saat ini belum dalam posisi yang definitive. ADVISE : antisipasi pelemahan harga berlanjut seiring menguatnya yield ke arah TARGET : MA50 / 4.333% ataupun resistance upper channel sekitar 4.44%.

Tak jauh berbeda , ID10YT juga jelas tertahan oleh MA20 pada yield level psikologis 7.008% seiring menunggu pergerakan dari US10YT yang juga sepertinya tergantung data ekonomi penting dari US seperti perkiraan US GDP 2Q dan PCE PRICE INDEX yang sedianya dirilis berurutan Kamis dan Jumat ini. ADVISE : WAIT & SEE menunggu view lebih lanjut dari kebijakan moneter bank sentral.

Download full report HERE.