Today’s Outlook:

INDIKATOR EKONOMI AS: Data menunjukkan ekonomi AS tumbuh lebih kuat dari yang diharapkan pada kuartal kedua, dibantu oleh pertumbuhan belanja konsumen dan investasi bisnis yang solid, dibarengi oleh tekanan Inflasi mereda, sehingga ekspektasi pemotongan suku bunga Federal Reserve pada bulan September tetap intact. US GDP tumbuh 2.8% yoy pada kuartal kedua, lebih kuat dibandingkan dengan perkiraan 2.0%, dan juga dari kuartal sebelumnya yang hanya tumbuh 1.4%. Namun, komponen GDP PRICE, yang merupakan ukuran inflasi, dalam laporan tersebut turun menjadi 2.3%, dari 3.1% pada kuartal pertama. Tanda-tanda lebih lanjut dari melambatnya inflasi telah mendukung prospek pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve yang semakin feasible tahun ini mulai bulan September, sebanyak setidaknya 2x sebesar total 66bps. Sedangkan laporan terpisah menunjukkan Durable Goods Order terkontraksi 6.6% pada bulan Juni, dibandingkan dengan ekspektasi kenaikan 0.3%. The Fed dijadwalkan mengadakan pertemuan kebijakan berikutnya pada akhir Juli. Pasar melihat hanya ada sedikit kemungkinan pemotongan suku bunga setidaknya 25 basis poin (bps) pada pertemuan tersebut, tetapi sepenuhnya memperkirakan pemotongan pada bulan September, menurut alat FedWatch CME.

MARKET ASIA & EROPA: Para investor menantikan pertemuan Bank of Japan minggu depan yang mungkin akan melihat kenaikan suku bunga. DOLLAR INDEX, yang mengukur kekuatan US Dollar terhadap sekeranjang mata uang major dunia lainnya termasuk Yen dan Euro, naik 0.01% menjadi 104.39. Terhadap Yen Jepang, Dollar mendekati posisi datar di 153.91. Yen Jepang minggu ini melonjak tajam saat pelaku pasar mengakhiri taruhan jangka panjang mereka terhadap mata uang tersebut. Selain itu, penjualan saham global juga telah mendorong investor menuju Yen.

FIXED INCOME: YIELD US TREASURY yang berjangka panjang turun karena pelemahan terbaru di pasar saham membantu memicu permintaan untuk obligasi sebagai safe-haven, sementara pembacaan solid pada pertumbuhan ekonomi AS gagal mengubah ekspektasi Fed Fund Rate. Imbal hasil obligasi AS tenor 10-tahun turun 2.8 basis poin menjadi 4.258%.

KOMODITAS: Harga MINYAK naik setelah data ekonomi AS yang kuat meningkatkan ekspektasi permintaan in general. Minyak mentah AS (US WTI) naik 69 sen menjadi menetap di USD 78.28 / barel dan BRENT naik 66 sen menjadi menetap di USD 82.37. Sementara spot EMAS turun 1.61% menjadi USD 2,358,99 / ounce; dipicu oleh kejutan dari bank sentral China yang memotong suku bunga jangka panjang, memicu kekhawatiran lebih lanjut tentang perlambatan ekonomi terbesar kedua di dunia yang merupakan pemborong emas nomer satu di dunia.

Corporate News
Bulan Depan, PT KAI Terbitkan Obligasi senilai IDR 1 triliun
PT Kereta Api Indonesia (KAI) Persero merencanakan untuk menerbitkan obligasi senilai IDR 1 triliun pada 6 – 7 Agustus 2024 mendatang. Berdasarkan keterbukaan informasi di laman Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (25/7), manajemen PT KAI menyebut obligasi ini merupakan bagian dari penawaran umum Obligasi Berkelanjutan I KAI senilai total IDR 2.2 triliun dan Sukuk Ijarah I KAI senilai total IDR 800 miliar. Besaran surat utang yang rencananya akan ditawarkan kepada investor terdiri atas Obligasi Berkelanjutan I KAI tahap II Tahun 2024 senilai IDR 700 miliar, dan Sukuk Ijarah I tahap II Tahun 2024 sebesar IDR 300 miliar. Obligasi ini terdiri dari 3 seri. Pertama, Seri A senilai Rp 67 miliar memiliki tenor 3 tahun dengan bunga tetap 6.90% per tahun. Kedua, seri B sebesar IDR 295.5 miliar memiliki tenor 5 tahun dengan bunga tetap 7.20% per tahun. Terakhir, seri C senilai IDR 337.5 miliar dengan jangka waktu 7 tahun dan bunga tetap 7.30% per tahun. Baca Juga: Penawaran Obligasi dan Sukuk KAI Oversubscribed Hingga 2.3 Kali “Dana hasil penawaran umum Sukuk Ijarah setelah dikurangi dengan biaya-biaya emisi, seluruhnya akan dipergunakan oleh Perseroan untuk pengadaan prasarana dan sarana lainnya dalam rangka pengembangan angkutan barang di Sumatera Bagian Selatan,” papar manajemen dalam keterangan terbuka. (Kontan)

Domestic Issue
Pemerintah Kembali Siapkan Lelang Sukuk Untuk Penuhi Pembiayaan APBN
Pemerintah akan melakukan lelang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atau Sukuk Negara pada hari Selasa, 30 Juli 2024 adapun Seri SBSN yang akan dilelang adalah seri SPN-S (Surat Perbendaharaan Negara – Syariah) dan PBS (Project Based Sukuk) untuk memenuhi sebagian dari target pembiayaan dalam APBN 2024. Dalam siaran pers Direktorat Pembiayaan Syariah Kementerian Keuangan Republik Indonesia Selasa (23/7) disebutkan bahwa ada 7 seri yang akan dilelang dengan target indikatif IDR 8 triliun dan tanggal setelment pada 1 Agustus 2024. Berikut daftar Seri yang akan dilelang: SPNS 02022025 (reopening) tanggal jatuh tempo 2 Februari 2025, SPNS 29052025 (new issuance) tanggal jatuh tempo 29 Mei 2025, PBS032 (reopening) tanggal jatuh tempo 15 Juli 2026, PBS030 (reopening) tanggal jatuh tempo 15 Juli 2028, PBSG001 (reopening) tanggal jatuh tempo 15 September 2029, PBS004 (reopening) tanggal jatuh tempo 15 Febuari 2037 dan PBS038 (reopening) tanggal jatuh tempo 15 Desember 2049. Alokasi Pembelian Non-kompetitif untuk seri SPNS 02022025 dan SPNS 29052025 sebesar 75% dari jumlah yang dimenangkan sedangkan seri yang lain 30% dari jumlah yang dimenangkan. (Emiten News)

Recommendation
US10YT membentuk candle serupa long-leg Hammer di area Support, pertanda technical rebound di depan mata, segera sesudah berhasil break out Resistance MA20 / yield 4.271%; yang akan membuka jalan menuju next Resistance / TARGET: yield 4.33% / 4.43%. ADVISE: antisipasi pelemahan harga obligasi ketika yield benar beranjak naik.

ID10YT masih belum mengambil keputusan bulat untuk menembus Resistance MA20 / yield 7.0% atau level psikologis; yang mana penembusannya akan bisa membuat yield melaju terus menuju TARGET: 7.06% / 7.16%. ADVISE: HOLD; WAIT & SEE.

Download full report HERE.