Investor mencermati rilis data inflasi April yang diproyeksikan 0,83% MoM atau 3,34% YoY, seiring kenaikan harga sejumlah komoditas seperti minyak goreng. Sementara itu, GDP 1Q22 diproyeksikan -0,93% QoQ atau 5% YoY, atau lebih rendah dari periode sebelumnya, seiring pemerintah sempat memberlakukan pembatasan aktivitas pada Februari lalu, akibat lonjakan Covid-19 varian Omicron. Dari sisi eksternal, investor menantikan data inflasi Amerika Serikat, setelah sempat mencatatkan di level tinggi 1,2% MoM atau 8,5% YoY pada April 2022 lalu.

Download full report HERE.