IHSG Bergerak Mixed

Pada pekan lalu, IHSG dihantui sentimen negatif dan menikmati sentimen positif. Geram dengan aksi boikot AS terhadap Huawei, Tiongkok hantam Apple yang sebagian besar pabrik perakitannya berada di Tiongkok. Google pun membalas dengan membekukan temporer kerja sama dengan Huawei. Namun, pada pertengahan pekan, AS longarkan pembatasan terhadap Huawei dan mengizinkannya memiliki akses pembaruan perangkat lunak buatan AS hingga 19 Agustus 2019. Bak gayung bersambut, Google pun melunak dengan memberikan lisensi sementara sehingga pengguna Huawei masih bisa memperbarui aplikasi dan layanan. Aksi balas dendam dua negara tersebut semakin memperuncing perang dagang dan melukai harapan tercapainya negosiasi damai antara dua raksasa ekonomi dunia dalam waktu dekat. Di sisi domestik, hasil pilpres 2019 yang diumumkan oleh KPU pada 21 Mei dini hari memenangkan Joko Widodo–KH Ma’ruf Amin sebagai Presiden dan Wakil Presiden Indonesia. Kemenangan Jokowi menjadi berkat bagi IHSG yang ditutup menguat 1,38% ke level 5.970. Musababnya, pelaku pasar meyakini akan menikmati buah kebijakan Jokowi. Namun, IHSG merana pada keesokan hari karena aksi ricuh demo 22 Mei. Kerusuhan dipantik oleh ketidakpuasan kubu lawan atas hasil pilpres 2019 dan memicu keresahan atas stabilitas politik Indonesia sehingga IHSG merosot 0,20% ke level 5.939. Meski memanas karena aksi rusuh, aliran dana asing sebesar Rp702 miliar dari transaksi saham senilai Rp 993 miliar antara PT Multistrada Arah Sarana Tbk (MASA) dan produsen ban asal Prancis, Compagnie Générale Des Etablissements Michelin menyegarkan IHSG. Meskipun pada Jumat (24/05), IHSG kembali menguat ke level 6.057,35 karena situasi keamanan dan politik yang kembali kondusif, investor asing yang khawatir atas berkecamuknya perang dagang dan konflik Timur Tengah tetap menarik dananya dari IHSG.

Download laporan lengkapnya di SINI.