Last week review:

US MARKET:
o Launching iPhone 15 dibanderol dengan harga termurah USD799 dan harga termahal jatuh pada varian iPhone 15 Pro Max pada USD1299.
o US CPI (Agus.) rilis di angka 3.7% yoy (tumbuh tertinggi dalam 14 bulan), sedikit lebih tinggi dari ekspektasi 3.6%; seiring membumbungnya harga energi. Di sisi lain, Inflasi Inti yang mengecualikan harga barang volatile seperti makanan dan bahan bakar, naik 4.3% yoy sesuai perkiraan. Adapun kenaikan tahunan pada Core CPI ini merupakan yang terendah dalam hampir 2 tahun. Bank sentral AS telah memasuki masa hening, di mana mereka tidak lagi keluarkan statement menjelang FOMC  Meeting tanggal 20 Sept; di mana banyak perkiraan mengatakan The Fed akan menahan suku bunga acuan tetap di range saat ini 5.25% – 5.50% pada FOMC Meeting pekan depan, menurut survey Fed Rate Monitor Tool dari Investing.com dan CME FedWatch Tool. Para trader memperkirakan ada peluang sebesar 97% bagi Federal Reserve untuk mempertahankan suku bunga tetap di tempat tanggal 20 September nanti dan hampir 67% kemungkinan untuk jeda lebih lanjut pada bulan November. Citigroup memperkirakan The Fed akan menaikkan suku bunga sebesar 25 bps pada bulan November.
o US PPI: data Inflasi di tingkat produsen pun telah dirilis dengan naik 1.6% yoy di bulan Agustus, melebihi estimasi 1.2%; dan secara bulanan pun PPI ini naik 0.7% mom, di atas perkiraan 0.4%.
o Retail Sales (Agus.) ternyata berhasil tumbuh 0.6%, di atas prediksi 0.2%.
o Initial Jobless Claims: klaim pengangguran mingguan juga hanya dirilis pada angka 220 ribu, lebih rendah dari perkiraan 225 ribu.

EUROPE MARKET:
o Inggris: Juli terjadi lonjakan pengurangan tenaga kerja 207 ribu orang, tapi bulan Agustus malah drop hanya 900 orang saja laporkan ketiadaan pekerjaan di bulan Agustus; ditambah terjadi pertumbuhan upah rata-rata + bonus di bulan Juli sebesar 8.5% yang lebih tinggi dari estimasi 8.2%. Unemployment Rate bulan Juli sesuai ekspektasi berada di tingkat 4.3%. GDP Inggris anjlok di bulan Juli ke tingkat 0% yoy atau malah masuk resesi secara bulanan -0.5% mom, demikian pula Industrial &  Manufacturing Production (Juli) mereka semakin melemah dari bulan sebelumnya; ditambah lagi secara keseluruhan.
o German ZEW Current Conditions (Sept.) masih memandang situasi iklim usaha dengan pesimis, walau mereka sedikit optimis dengan outlook 6 bulan ke depan sebagaimana tergambar dalam German ZEW Economic Sentiment (Sept.).
o Eurozone : ZEW Economic Sentiment masih relatif pesimis selama bulan September ini. Eurozone Industrial Production (Juli) benar-benar jatuh di bawah ekspektasi membuat sentimen market tak bersemangat. European Central Bank akhirnya menaikkan suku bunga untuk yang ke 10 kalinya berturut-turut, ke tingkat tertinggi sepanjang sejarah setelah para pembuat kebijakan melihat Inflasi yang masih dirasa terlalu tinggi bagi kawasan Eurozone, di tengah kenyataan bahwa pertumbuhan ekonomi wilayah tersebut juga kian melemah. ECB yang bermarkas di Frankfurt ini menaikkan suku bunga acuan 25 bps ke level 4.5%, dengan marginal lending facility dan deposit facility rate masing-masing di tingkat 4.75% dan 4.0%. ECB masih fokus untuk menurunkan Inflasi ke level target mereka 2% yang mana sekarang ini Inflasi Eurozone masih 2x lebih tinggi dari target tersebut.

MARKET ASIA:
o China: laporkan peningkatan masif pada kredit baru yang digelontorkan (New Loans) pada bulan Agustus, berada di posisi CNY1360 miliar, lebih tinggi dari forecast CNY1200 miliar dan jauh lebih besar dari bulan Juli di CNY345.9 miliar. China selanjutnya meluncurkan gebrakan langkah stimulus di mana bank sentral China mengatakan pada hari Kamis (14/09/23) bahwa pihaknya akan memotong reserve requirement ratio (RRR) atau jumlah uang tunai yang harus disimpan bank sebagai cadangan; untuk kedua kalinya tahun ini demi membantu menjaga kecukupan likuiditas sekaligus mendongkrak pemulihan ekonomi. The Peoples Bank of China (PBOC) mengatakan akan memangkas RRR untuk semua bank, kecuali bank yang telah menerapkan rasio cadangan 5%, sebesar 25 basis poin mulai 15 September.
o Indonesia: Trade Balance (Agus.) surplus USD3.12 milyar, lebih tinggi dari prediksi USD1.55 milyar dan juga meningkat lebih dari 2x lipat dibanding bulan sebelumnya pada USD1.29 milyar. Sayangnya pertumbuhan negatif melanda Ekspor & Impor lebih besar dari bulan Juli: Ekspor & Impor masing-masing minus -21.21% & -14.77%.

KOMODITAS:
o Harga Minyak West Texas Intermediate (WTI) telah memasuki level USD90/barrel dan semakin mantap menghampiri titik tertinggi 10 bulan pada harga USD93.74/barrel di bulan November 2022 lalu; dicipicu oleh meningkatnya kekhawatiran akan kelangkaan persediaan ditambah outlook bullish dari permintaan global berdasarkan laporan bulanan terbaru dari OPEC; walau ada peningkatan tak terduga dari persediaan minyak AS sebanyak 3,9 juta barrel dari yang tadinya = diperkirakan minus 1,9 juta. Harga Crude Oil sudah melonjak 30% sejak akhir Juni, seiring permintaan di AS & China mulai meningkat di tengah pemangkasan produksi dari Saudi Arabia & Russia yang akan menghapus 1.3 juta barrel minyak mentah dari pasar global setiap harinya. – Emas: harga turun ke level terendah 2 minggu setelah rilis data terbaru CPI AS membantu mendongkrak US Dollar.

DOLLAR INDEX (DXY):
o Dollar Index, yang berisikan posisi USD terhadap 6 mata uang major dunia lainnya, bangkit seiring Yen Jepang mundur terpapar komentar salah satu top banker Jepang yang mengatakan bahwa mungkin saja Jepang harus segera mengakhiri kebijakan suku bunga negatifnya.

This week’s outlook:

Minggu ini, para pelaku pasar akan memantau Building Permits & Housing Starts, keputusan suku bunga Federal Reserve, Philadelphia Fed Manufacturing Index,  penjualan rumah yang ada (Existing Home sales) serta S&P Global Services PMI, dan tak lupa pidato dari Gubernur Fed Cook. Investor sekarang akan mengalihkan perhatian mereka ke FOMC Meeting hari Kamis jam 01.00 dini hari WIB, yang diperkirakan akan mempertahankan suku bunga stabil setelah menaikkannya pada 11 dari 12 rapat terakhir mereka. Pejabat Fed ingin melihat seberapa efektif langkah kebijakan mereka hingga saat ini dalam rangka menurunkan inflasi kembali ke target 2%. Namun para ekonom semakin percaya bahwa The Fed dapat mencapai tujuannya tanpa adanya guncangan besar atas pasar tenaga kerja, yang disebut dengan soft landing ekonomi AS; dan bukan deep recession. Meskipun sebagian besar pedagang berjangka melihat adanya jeda pada minggu ini, terdapat ketidaksepakatan mengenai apakah The Fed akan menaikkan suku bunga sekali lagi sebelum akhir tahun, mungkin pada pertemuan bulan November. Investor akan mendengarkan dengan cermat apa yang dikatakan Fed Chairman Jerome Powell pada konferensi persnya tanggal 20 September ini demi mendapatkan petunjuk apa pun terkait kebijakan moneter ke depannya.

US MARKET:
o Building Permits & Housing Starts (Agus.).
o Crude Oil Inventories
o Interest Rate Decision at FOMC Meeting 20 September : survey : 5.50% (vs previous : 5.50%)
o Initial Jobless Claims : survey 225 ribu (vs previous 220 ribu).
o Philadelphia Fed Manufacturing Index (Sept.) : survey drop ke -1.0 (vs previous 12.0)
o Existing Home Sales (Agus.).
o S&P Global Composite, Manufacturing, and Services PMI (Sept.).

EUROPE MARKET:
o Eurozone: CPI (Agus.) survey 5.3% yoy (vs previous 5.3%); Core CPI (Agus.): survey 5.3% yoy (vs previous 5.5%).
o Eurozone: HCOB Composite, Manufacturing, and Services PMI (Sept.)
o Inggris: CPI (Agus.) survey 7.1% yoy (vs previous 6.8%); Bank of England Interest Rate Decision survey 5.5% (vs previous 5.25%).
o Inggris: Retail Sales (Agus.); UK Composite, Manufacturing, & Services PMI.
o Jerman: HCOB Manufacturing and Services PMI (Sept.) ASIAN MARKET:
o Japan Trade Balance (Agus.): survey defisit JPY659.1 milyar (vs previous defisit JPY78.7 milyar).
o Japan National Core CPI (Agus.): survey 3.0% (vs previous 3.1%)
o Bank of Japan Interest Rate Decision: survey tetap pertahankan suku bunga minus 0.1% seperti sebelumnya.
o China: PBoC Loan Prime Rate decision : survey 3.45% (vs previous 3.45%).

Download full report HERE.