Last week review:

Untuk sepekan terakhir, Dow naik 0,34%, S&P 500 naik 1,84% dan Nasdaq naik 3,09%. Kenaikan S&P merupakan persentase kenaikan mingguan terbesar sejak pertengahan Desember dan Nasdaq, yang terbesar sejak awal November. Angka Inflasi mendominasi perhatian pelaku pasar, di mana dilaporkan US CPI di bulan Desember 2023 memanas ke level 3.4% yoy, lebih tinggi dari ekspektasi & bulan sebelumnya. Demikian pula US PPI alami pertumbuhan ke level 1.0% yoy, lebih tinggi dari November di 0.8%, walau sedikit di bawah estimasi. Tak heran AS mendata Consumer Credit di bulan November meroket ke angka USD23.75 miliar, jauh tinggi daripada estimasi & bulan sebelumnya yang hanya di kisaran 1 digit. Para investor juga mewaspadai data ketenagakerjaan seperti Initial Jobless Claims mingguan yang lagi-lagi hadir di bawah perkiraan. Gejala-gejala ekonomi AS masih kuat ini ternyata tidak juga melemahkan proyeksi pemotongan suku bunga secepat-cepatnyanya di bulan Maret. Para pelaku pasar masih melihat adanya peluang 79.5% pivot 25 bps bisa terjadi di bulan Maret, malah probability ini naik 73.2% dari sesi sebelumnya; seperti dilansir dari CME FedWatch Tool. Tak hanya di AS saja, China juga laporkan CPI (Des.) mereka yang masih berjuang untuk keluar dari wilayah deflasi, demikian juga dengan angka PPI -nya. Walau perbaikan ekonomi China terbilang slow, ada terdeteksi pertumbuhan pada Ekspor & Impor mereka di bulan Desember.

Bagaimana dengan negara Eropa? Inggris laporkan GDP (Nov.) yang naik 0.3% mom, membalikkan keadaan resesi di bulan sebelumnya pada -0.3%. Kabar baik ini sejalan dengan pertumbuhan Industrial & Manufacturing Production mereka di bulan November. German Factory Orders & surplus Trade Balance mereka di bulan November pun semakin positif. President European Central Bank (ECB) Christine Lagarde mengatakan suku bunga bisa diturunkan jika bank sentral yakin inflasi telah turun ke target 2%.

KOMODITAS: Pada minggu lalu, harga Brent turun 0,5% dan minyak mentah US WTI turun 1,1% setelah melalui rangkaian sesi yang volatile menyikapi perkembangan terakhir di Laut Merah, di mana jumlah kapal tanker minyak yang menghindari jalur dari Laut Merah semakin meningkat menyusul serangan AS dan Inggris menggempur Houthi di Yaman, setelah group militan yang juga dibeking Iran tersebut menyerang sejumlah kapal.

INDONESIA: Cadangan Devisa Indonesia bulan Desember 2023 berada di angka USD146.4 miliar, merupakan yang tertinggi sejak November 2021. Indeks Keyakinan Konsumen (Des.) pun semakin optimis di level 123.8 (vs previous 123.6), namun demikian belum ada pertumbuhan positif pada penjualan Motor & Mobil yang semakin lesu di bulan Desember, mengikuti Retail Sales yang tumbuh di bawah perkiraan pada November 2023.

This week’s outlook:

Data penjualan ritel dan pendapatan perbankan akan menjadi sorotan utama minggu ini karena pasar menunggu lebih banyak wawasan mengenai kesehatan konsumen AS. Para pemimpin global telah berkumpul di Davos, China akan merilis angka PDB setahun penuh dan harga Minyak tampaknya akan tetap berfluktuasi. Data US Retail Sales pada hari Rabu akan diawasi dengan ketat untuk mencari indikasi bahwa belanja konsumen – pendorong utama pertumbuhan ekonomi – tetap tangguh dalam menghadapi kenaikan suku bunga. Penjualan ritel diperkirakan meningkat 0,4% mom di bulan Desember, setelah kenaikan 0,3% di bulan November. Demikian pula data Housing Starts & Existing Home Sales diperkirakan akan menunjukkan kondisi pasar perumahan yang masih kesulitan menghadapi biaya pinjaman yang lebih tinggi. Pada pekan ini, para investor juga akan berkesempatan untuk mendengar pendapat dari beberapa pejabat The Fed.

Laporan pendapatan bank diperkirakan akan berlanjut dengan Goldman Sachs dan Charles Schwab masing-masing akan melaporkan kinerjanya pada hari Selasa dan Rabu, setelah laporan pendapatan beragam dari para pemberi pinjaman besar sudah dirilis pada hari Jumat. Bank-bank besar AS melaporkan laba yang lebih rendah pada kuartal keempat tahun lalu karena adanya biaya khusus dan PHK, dengan tanda-tanda berkurangnya peningkatan pendapatan akibat suku bunga tinggi dan beberapa pinjaman konsumen mulai memburuk. Namun, pemberi pinjaman terbesar di negara tersebut seperti JPMorgan, Wells Fargo, Bank of America, dan Citigroup memberikan nada optimis terhadap perekonomian, mencatat bahwa konsumen tetap tangguh bahkan ketika gagal bayar pinjaman konsumen mulai kembali ke tingkat sebelum pandemi.

World Economic Forum tahunan ke-54 bertajuk “Rebuilding Trust” akan berlangsung pada hari Senin di resor ski Swiss, Davos. Tokoh-tokoh politik, gubernur bank sentral, dan pemimpin bisnis akan membahas prospek ekonomi global yang penuh tantangan, dengan perang di Ukraina dan Gaza, kekhawatiran perdagangan, dan meningkatnya tingkat utang, semuanya akan menjadi agenda penting yang dibicarakan. Perdana Menteri China Li Qiang dan Presiden Prancis Emmanuel Macron, satu-satunya pemimpin G7 yang menghadiri Davos, keduanya akan memberikan pidato khusus. Presiden Bank Sentral Eropa Christine Lagarde dijadwalkan tampil tiga kali. Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional Kristalina Georgieva, Presiden Bank Dunia Ajay S. Banga, dan Direktur Jenderal Organisasi Perdagangan Dunia Ngozi Okonjo-Iweala juga pastinya akan hadir.

CHINA akan merilis angka PDB setahun penuh pada hari Rabu yang akan menunjukkan seberapa dekat negara dengan ekonomi terbesar kedua di dunia itu dalam merealisasikan target pertumbuhan resmi sebesar 5% pada tahun 2023. Krisis properti yang berkepanjangan, konsumen yang berhati-hati, dan tantangan geopolitik juga menunjukkan prospek tahun 2024 yang penuh gejolak bagi perekonomian Tiongkok. Di tempat lain, JERMAN akan merilis data PDB setahun penuh pada hari Senin yang dapat menunjukkan bahwa ekonomi terbesar di Zona Euro tersebut mengalami resesi ringan pada tahun 2023. INGGRIS akan merilis data inflasi yang diawasi ketat pada hari Rabu, sehari setelah data ketenagakerjaan terbaru. Inflasi diperkirakan masih akan tetap jauh di atas target Bank of England sebesar 2%. Bank of England mengatakan pihaknya berencana untuk mempertahankan suku bunga tetap tinggi “untuk jangka waktu yang lama” demi memastikan lonjakan inflasi tidak menyebabkan masalah jangka panjang dalam perekonomian, namun investor bertaruh pada penurunan suku bunga pertama secepatnya pada bulan Mei.

Harga MINYAK tampaknya akan tetap berfluktuasi dalam seminggu ke depan terkait masalah keamanan di Laut Merah. Namun para analis berpikir bahwa walau situasi ini menimbulkan masalah di jalur pengiriman utama komoditas minyak, namun sejujurnya dampak terhadap pasar minyak sejauh ini terbilang minimal. Namun mereka pun perkirakan jika konflik menyebar ke wilayah lain di semenanjung Arab, pasar minyak mungkin akan bereaksi jauh lebih signifikan.

INDONESIA: pekan ini akan dimulai dengan serangkaian data terkait Trade Balance (Des.) beserta pertumbuhan Ekspor & Impor di bulan yang sama. Disusul hari Rabu oleh pengumuman penting kebijakan moneter yang sedianya masih akan pertahankan suku bunga di level yang sama 6.0%.

Download full report HERE.