IHSG Mengalami Penguatan Tipis ditengah Berbagai Sentimen Negatif
Pada awal pekan lalu, berbagai sentimen mewarnai IHSG. Sentimen global berupa ancaman eskalasi tarif impor atas produk Tiongkok dari 10% menjadi 25% oleh AS di tengah berlangsungnya negosiasi dagang antara kedua negara. Eskalasi tarif tersebut menimbulkan kekhawatiran baru bagi pelaku pasar karena berlanjutnya perang dagang akan memperlambat pertumbuhan ekonomi global. Sementara, domestik sentimen bersumber dari rilis data pertumbuhan ekonomi Indonesia pada IQ19 yang berada di angka 5,07%. Angka tersebut di bawah konsensus 5,18% dan memperlemah nilai tukar rupiah. Namun, konfirmasi Tiongkok untuk tetap menghadiri negosiasi dagang di tengah ancaman Presiden Donald Trump sempat membuat IHSG rebound sebelum kembali melemah di keesokan hari. Kedua belah pihak sedang merundingkan jalan keluar untuk mengakhiri perang dagang yang terjadi sejak tahun lalu. AS bersikeras bahwa pemerintah Tiongkok tidak melaksanakan beberapa komitmen dagang oleh AS sehingga progres kesepakatan dagang cenderung melambat dan memantik Trump untuk menaikkan tarif impor. Dari sisi domestik, Bank Indonesia merilis cadangan devisa April senilai USD124,3 miliar relatif stabil dibandingkan posisi Maret 2019 senilai USD124,5 miliar. Namun pada akhir pekan lalu, IHSG naik tipis +0,17% ke level 6.209. Sentimen negatif domestik berupa melebarnya defisit transaksi berjalan Indonesia pada kuartal I-2019 sebesar US$6,96 miliar atau setara 2,6% Produk Domestik Bruto (PDB) (vs. 2,01% pada kuartal I-2018) menjadi penghambat IHSG untuk melaju kencang di penutupan akhir pekan lalu.
Download laporan lengkapnya di SINI.