Summary:

EKSPEKTASI PIVOT THE FED & TREND INFLASI YANG SEMAKIN MELANDAI MENOPANG PERFORMANCE CEMERLANG PASAR SAHAM DI KUARTAL 1.

S&P 500 mengakhiri kuartal pertama dengan kenaikan lebih dari 10%, merupakan penguatan kuartal pertama terbesar sejak lonjakan hampir 13,1% pada 1Q tahun 2019. Sementara saham Magnificent Seven seperti pembuat chip Nvidia dan Meta Platform, sang induk Facebook dilanda aksi profit taking pada kuartal ini, sektor sektor yang sensitif secara ekonomi seperti Energi dan Industri telah menguat selama enam minggu terakhir, di mana sektor Industri telah naik 11% pada 1Q24 ini. HIGHLIGHT MINGGU LALU termasuk di antaranya adalah: revisi naik pertumbuhan PDB AS pada kuartal keempat, penurunan klaim pengangguran yang lebih besar dari perkiraan, dan pastinya angka PCE price index, ukuran Inflasi favorit The Fed; serta tak lupa pidato dari Federal Reserve Chairman Jerome Powell plus pejabat-pejabat bank sentral lainnya dalam menentukan masa depan suku bunga AS. CORE PCE PRICE INDEX di bulan Februari naik 0,26% mom (turun dari revisi lebih tinggi 0,45% di bulan Januari); sementara US GDP tumbuh sebesar 3,4% qoq pada kuartal keempat, lebih tinggi dari perkiraan sebelumnya sebesar 3,2%. Revisi ini terutama disebabkan oleh peningkatan belanja konsumen dan investasi tetap non-perumahan, yang sebagian diimbangi oleh penurunan investasi & persediaan perusahaan swasta. INITIAL JOBLESS CLAIMS turun sebesar 2.000, mencapai angka 210.000 untuk pekan yang berakhir tanggal 23 Maret, di bawah perkiraan ekonom sebesar 212.000. Tren rendahnya pengajuan klaim pengangguran menunjukkan kondisi perekonomian yang kuat. Tak lupa, terdapat pula peningkatan signifikan pada Durable Goods Orders (Feb.) sebesar 1.4% mom, merupakan perbaikan yang tinggi dibanding posisi -6.9% pada periode sebelumnya. Dengan hasil serangkaian indikator ekonomi di atas, para ekonom seperti Citigroup berharap Federal Reserve akan mulai pemotongan suku bunga di bulan Juni, in line dengan ekspektasi bank sentral di mana mereka juga berharap Chairman Jerome Powell akan pertahankan nada dovish-nya di tengah berbagai sinyal hawkish dari pejabat The Fed lainnya. Para ekonom Citigroup juga mengatakan bahwa mereka memprediksi kenaikan CORE PCE PRICE INDEX di bulan Maret menjadi 0.3% berkat tumbuhnya jasa keuangan & sektor medis. Citi juga proyeksikan adanya pelemahan di sektor tenaga kerja di mana diperkirakan payroll hanya akan bertumbuh 150 ribu, anjlok dari angka-angka besar pada bulanbulan sebelumnya. Dengan demikian, team analis Citigroup perkirakan angka tenaga kerja yang lemah ini akan mengarah kepada 125 bps total pemotongan suku bunga tahun ini.

Pasar memulai bulan Januari dengan ekspektasi adanya 6 hingga 7 tahap pemotongan suku bunga yang selama tahun 2024, namun kini mengantisipasi 3 kali pivot setelah memperhatikan tanda-tanda ketahanan ekonomi AS yang mana meningkatkan kepercayaan investor terhadap apa yang disebut soft landing. Pelaku pasar kini memperhitungkan peluang 61% penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin pada FOMC Meeting pada 12 Juni, menjadikan suku bunga acuan berada pada kisaran 5 hingga 5,25%, seperti dilansir dari survey CME FedWatch Tool.

MARKET ASIA & EROPA: BANK OF JAPAN Core CPI menunjukkan tingkat Inflasi yang mendingin ke level 2.3% yoy, lebih rendah dari ekspektasi & periode sebelumnya. Sementara Inflasi Inti di Tokyo pada khususnya sedikit turun ke level 2.4% yoy, dan Industrial Production masih belum bisa recover ke posisi positif sesuai ekspektasi 1.2%, melainkan hanya tumbuh -0.1% mom di bulan Februari. Di JERMAN, pelaku pasar perkirakan iklim konsumen masih dalam ranah negatif walau laju penurunan sedikit melambat. German Retail Sales (Feb.) semakin lesu, dan Unemployment Rate (Mar.) tak bergeming di tingkat 5.9%. INGGRIS mencatat GDP 4Q23 kembali terjerumus ke zona resesi dengan pertumbuhan ekonomi sebesar -0.2% yoy.

This week’s outlook:

Data ekonomi minggu ini, termasuk data manufaktur ISM, jasa ISM, dan laporan non-farm payrolls yang diawasi ketat, diperkirakan akan menunjukkan pertumbuhan 198.000 pekerjaan pada bulan Maret yang disurvei oleh para ekonom. Investor tidak perlu terkejut jika reli pasar mulai melambat ketika The Fed mendekati potensi penurunan suku bunga. Kemungkinan perlambatan pasar juga akan sangat bergantung pada pendapatan perusahaan, yang ternyata sangat kuat dan membantu mendorong S&P 500 ke serangkaian rekor penutupan tertinggi meskipun pasar mengubah kebijakan suku bunga. Data ketenagakerjaan AS pada hari Jumat akanĀ  menjadi sorotan utama dalam kalender ekonomi minggu ini di tengah harapan bahwa ekonomi berada di jalur yang tepat untuk soft landing. Kuartal kedua akan dimulai setelah kinerja saham yang luar biasa di kuartal pertama. Yen dan yuan tetap berada dalam pengawasan intervensi sementara data dari Eurozone dan China akan diawasi dengan ketat.

Laporan pekerjaan pada hari Jumat akan menjadi sorotan di tengah keyakinan investor bahwa ekonomi akan mengalami “soft landing”, di mana inflasi moderat namun ekonomi dapat menghindari penurunan yang parah. Perekonomian AS diperkirakan akan menambah 205.000 pekerjaan di bulan Maret, melambat dari 275.000 pekerjaan yang ditambahkan di bulan Februari.

Menjelang rilis data pekerjaan, investor juga akan mendapatkan kesempatan untuk mendengar dari beberapa pejabat The Fed termasuk Ketua The Fed Jerome Powell pada hari Rabu. Di antara yang lain yang akan hadir adalah Presiden Fed New York John Williams, kepala Fed San Francisco Mary Daly dan kepala Fed Richmond Thomas Barkin. Apakah reli pasar saham akan berlanjut hingga kuartal kedua, sebagian besar bergantung pada The Fed. Pada awal tahun, pasar telah memperkirakan enam penurunan suku bunga dari The Fed – sekarang hanya tiga penurunan dan para pejabat belum mengisyaratkan bahwa inflasi telah turun cukup untuk membenarkan penurunan suku bunga. Momentum kuat yang berkelanjutan juga akan bergantung pada pendapatan perusahaan yang akan dimulai dengan sungguh-sungguh pada minggu kedua di bulan April.

Sementara itu di Benua ASIA, Otoritas moneter di JEPANG dan CHINA dalam keadaan waspada karena mata uang mereka melemah melewati level yang telah mereka pertahankan selama berbulan-bulan, sebagian besar karena Dollar yang kuat. Dengan Yen Jepang yang mulai goyah menuju level 152 per dolar dan Chinese Yuan yang berjuang untuk menembus di atas level yang lebih kuat di 7,2 per USD, para pejabat kedua negara tersebut telah meningkatkan upaya untuk memperkuat mata uang mereka. Di China, bank-bank pemerintah membeli Yuan dan menjual Dollar. Mengingat seberapa banyak kedua mata uang besar Asia ini telah jatuh, ada spekulasi yang berkembang bahwa Beijing mungkin akan menjadi lebih toleran terhadap Yuan yang lemah untuk mempertahankan daya saingnya terhadap Yen. Aktivitas manufaktur China berekspansi untuk pertama kalinya dalam enam bulan di bulan Maret, menurut data resmi yang diterbitkan pada hari Minggu, memberi kelegaan pada para pembuat kebijakan meskipun krisis di sektor properti masih membebani perekonomian dan kepercayaan diri. Ekspektasi untuk PMI manufaktur Caixin hari Senin akan menunjukkan sedikit ekspansi, secara keseluruhan memberikan prospek yang beragam untuk ekonomi No.2 di dunia.

Di Market EROPA: EUROZONE akan merilis data inflasi kilat untuk bulan Maret pada hari Rabu yang akan diawasi secara ketat di tengah spekulasi bahwa EUROPEAN CENTRAL BANK bersiap-siap untuk menurunkan suku bunga di bulan Juni. Berbicara pada hari Sabtu lalu, anggota Dewan Pemerintahan ECB Robert Holzmann mengatakan bahwa ECB dapat menurunkan suku bunga acuannya sebelum the Fed, dengan mencatat bahwa perekonomian Eropa tumbuh lebih lambat daripada perekonomian AS.

Download full report HERE.