IHSG Menguat Tipis Pekan Lalu

Pada awal pekan lalu, INNI Index menguat 0,41 yang ditopang oleh saham SMGR (+7,8%) dan INTP (+3,4%). Penetapan Jokowi dan Ma’ruf Amin sebagai presiden dan wakil presiden terpilih
membuat pelaku usaha optimis atas peningkatan penjualan pada semester II karena pemerintahan Jokowi terus berupaya menggenjot proyek infrastruktur. Namun keesokan harinya, INNI Index kembali melemah 0,15% ditekan oleh saham sektor pertambangan, seperti ADRO (-1,4%) dan PTBA (-1,3%). Pemerintah yang belum memberikan kepastian regulasi pembatasan wilayah
pertambangan minerba tidak melebihi 15.000 ha menjadi perhatian pelaku usaha. Pada pertengahan pekan lalu, INNI Index melemah lebih dalam menjadi 0,48% yang ditekan oleh sektor
pertambangan. Penurunan Harga Patokan Ekspor (HPE) di hampir semua komoditas mineral, seperti konsentrat tembaga, timbal, seng, nikel dan bauksit menekan sektor pertambangan. Keesokan harinya, INNI Index masih melanjutkan pelemahannya sebesar 0,27% yang ditekan oleh saham-saham di sektor perdagangan, seperti RALS (-4,7%) dan LPPF (-1,8%). Pada akhir pekan lalu, INNI Index melemah yang ditekan oleh saham WIKA dan BMRI masing-masing sebesar -2,5%. BMRI anjlok dipicu berita ekspansi usaha dengan mengakuisisi bank asal Filipina dan Vietnam. Pelaku pasar menilai akuisisi tersebut belum tepat sehingga investor asing melepas saham BMRI hingga Rp217 miliar. Pekan lalu, INNI index melemah 0,7% % ke level 7.892.

Download laporan lengkapnya di SINI.