IHSG Ditutup Melemah pada Akhir Pekan

Pekan lalu, pasar saham Indonesia diwarnai berbagai sentimen. Awal pekan lalu IHSG melemah -1,7% yang disebabkan sentimen dari inversi imbal hasil, yaitu terbaliknya besaran imbal hasi antara obligasi bertenor pendek (tiga bulan) dan panjang (10 tahun) yang membuat para pelaku pasar kehilangan kepercayaan atas kekuatan perekonomian A.S. Inversi antara tenor 3 bulan dan 10 tahun seringkali dijadikan indikator resesi setidaknya dalam 18 bulan ke depan. Investor yang meminta ‘jaminan’ lebih tinggi untuk instrumen jangka pendek mencerminkan kekhawatiran terhadap kondisi perekonomian yang suram dalam waktu dekat. Namun, pada pertengahan pekan lalu IHSG mengalami rebound +0,9%. Optimisme pelaku pasar saham Indonesia dipacu oleh sentimen positif dari menipisnya kemungkinan the Fed untuk menaikkan suku bunga pada 2019 karena the Fed mengamati ekonomi AS sedang melambat sehingga menguntungkan pasar keuangan negara berkembang. Selain itu, sentimen positif lain berasal dari dimulainya kembali perundingan perdagangan antara Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok di Beijing. Para perunding perdagangan AS tiba di Beijing pada Kamis (28/3) untuk memulai putaran baru pembicaraan yang bertujuan untuk mengakhiri perang tarif. Namun, secara keseluruhan IHSG ditutup melemah secara mingguan sebesar -1,0%.

Download laporan lengkapnya di SINI.