Today’s Outlook:

MARKET AS: US DOLLAR turun seiring dengan yield US Treasury setelah data menunjukkan hanya sedikit kenaikan inflasi AS di bulan April. Departemen Perdagangan AS mengumumkan PCE price index yang secara luas dipandang sebagai indikator inflasi favorit Federal Reserve, meningkat 0.3% pada bulan April sejalan dengan ekspektasi, sedangkan PCE inti naik 0.2%, dibandingkan dengan 0.3% di bulan Maret. Para ahli strategis pasar melihat data PCE price index ini tidak akan banyak memberikan kejelasan apakah Federal Reserve masih perlu menetapkan suku bunga tinggi lebih lama lagi, atau memutuskan pemotongan suku bunga segera. Secara terpisah, Indeks Manajer Pembelian (PMI) Chicago, yang memantau kesehatan manufaktur di wilayah Chicago, turun menjadi 35.4 dari 37.9 bulan lalu dan jauh di bawah ekspektasi ekonom sebesar 41. Untuk minggu ini, indeks MSCI menunjukkan penurunan kedua berturut-turut namun mengalami kenaikan bulanan. Nanti malam ada sejumlah data PMI menghiasi pasar keuangan AS, setelah sebelumnya rilis data PMI dari CHINA & EROPA juga akan masuk.

MARKET EROPA & ASIA : Data menunjukkan INFLASI EUROZONE meningkat lebih dari perkiraan pada bulan Mei, meskipun para analis mengatakan hal itu mungkin tak akan menghentikan Bank Sentral Eropa (ECB) untuk menurunkan biaya pinjaman pada rapat mereka Kamis depan tanggal 6 June, walau mungkin memperkuat alasan untuk adanya jeda di bulan Juli.

CURRENCY : DOLLAR INDEX yang mengukur kekuatan greenback terhadap sekeranjang mata uang major dunia lainnya termasuk Yen dan Euro, turun 0.15% menjadi 104.61 dan menunjukkan penurunan bulanan pertama pada tahun 2024 setelah dirilisnya data Inflasi yang flat. FIXED INCOME : YIELD US TREASURY turun setelah munculnya tanda-tanda stabilisasi inflasi pada bulan April, menunjukkan bahwa potensi The Fed untuk menurunkan suku bunga pada akhir tahun ini masih tetap ada. Imbal hasil obligasi AS acuan tenor 10-tahun turun 5.1 basis poin menjadi 4.503%, dari 4.554% pada akhir Kamis sementara imbal hasil obligasi AS tenor 30 tahun turun 3.4 basis poin menjadi 4.6511% dari 4.685%. Imbal hasil obligasi tenor 2 tahun, yang biasanya bergerak sesuai ekspektasi suku bunga, turun 5.2 basis poin menjadi 4.8768%, dari 4.929% pada akhir Kamis.

KOMODITAS : Harga MINYAK tergelincir ke posisi rugi secara mingguan setelah melemah pada hari Jumat, karena adanya harapan baru pada prospek gencatan senjata di Gaza dan kekhawatiran mengenai lesunya demand global yang terus berlanjut akibat data PMI CHINA yang kurang memuaskan. Minyak mentah US WTI turun 1.18% menjadi USD 76.99 / barel dan BRENT menetap di harg USD 81.62 / barel, turun 0.29% . Pelemahan harga ini terjadi sehari sebelum OPEC+ laksanakan rapat penting mereka di hari Minggu. Seperti diketahui, anggota OPEC+ saat ini memangkas produksi sebanyak 5.86 juta barel per hari (bph), atau sekitar 5,7% dari permintaan global. Adapun angka tersebut meliputi pemangkasan sebesar 3.66 juta barel per hari, yang akan berakhir pada akhir tahun 2024, dan pemotongan sukarela oleh delapan anggota sebesar 2.2 juta barel per hari, yang akan berakhir pada akhir Juni 2024. Di hari Minggu kemarin, OPEC+ setuju untuk memperpanjang pemotongan sebesar 3.66 juta barel per hari selama satu tahun hingga akhir tahun 2025 dan memperpanjang pemotongan sebesar 2.2 juta barel per hari selama tiga bulan hingga akhir September 2024.OPEC+ akan secara bertahap menghentikan pengurangan produksi sebesar 2.2 juta barel per hari selama satu tahun mulai Oktober 2024 hingga September 2025.

Corporate News
Terbitkan Sukuk Tahap I IDR 3 Triliun, BRIS Tunjuk BRI Danareksa
BRI Danareksa Sekuritas (BRIDS) resmi ditunjuk oleh PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) sebagai salah satu penjamin pelaksana emisi efek untuk penerbitan Sukuk Mudharabah Berlandasan Keberlanjutan Berkelanjutan atau Sukuk Sustainability dengan total Penawaran Umum Berkelanjutan senilai IDR 10 triliun. Pada penerbitan Sukuk Sustainability Tahap I, BSI menargetkan total emisi yang akan dihimpun sebanyak-banyaknya sebesar IDR 3 triliun, di mana Sukuk Sustainability ini ditawarkan tiga seri kepada masyarakat. Seri A untuk tenor 370 hari kalender dengan indikasi kupon sebesar 6,40% – 7,10%, Seri B dengan tenor 2 tahun dengan indikasi kupon sebesar 6,45% – 7,15%, dan Seri C dengan tenor 3 tahun dengan indikasi kupon sebesar 6,50% – 7,20%. Dana yang diperoleh dari penerbitan Sukuk Sustainability ini nantinya akan digunakan oleh BSI untuk penyaluran pembiayaan baru atau pun pembiayaan yang sudah ada baik langsung maupun tidak langsung atas kegiatan -kegiatan yang termasuk dalam kategori Kegiatan Usaha Berwawasan Lingkungan (KUBL) dan Kegiatan Usaha Berwawasan Sosial (KUBS) sebagaimana diatur dalam POJK No.18 tahun 2023. (CNBC Indonesia)

Domestic Issue
Perincian Penempatan Investasi Dana Tapera, Paling Besar di SBN
Dana kelolaan tabungan perumahan rakyat (Tapera) ditempatkan pada sejumlah instrumen investasi dengan porsi terbesar di obligasi. Komisioner BP Tapera, Heru Pudyo Nugroho menyatakan porsi investasi dana Tapera paling besar bakal dialokasikan pada instrumen investasi Surat Berharga Negara (SBN). Heru mengatakan portofolio investasi yang saat ini sedang dikelola itu berasal dari simpanan peserta eks Badan Pertimbangan Tabungan Perumahan Pegawai Negeri Sipil (BAPERTARUM-PNS). “Ini [dana peserta eks Bapertarum] kita optimalkan melalui kontrak investasi kolektif yang dijalankan oleh manajer investasi. Portofolionya kurang lebih 80% di obligasi, paling banyak di obligasi negara,” kata Heru dalam konferensi pers, Jumat kemarin (31/5/2024). Selain SBN, dana Tapera juga dipupuk melalui instrumen investasi obligasi korporasi. Heru memastikan, instrumen obligasi yang dipilih yakni obligasi dengan rating tinggi minimal grade A.Seiring dengan hal itu, Heru menegaskan bahwa persentase profit menabung via iuran Tapera dipastikan jauh lebih tinggi ketimbang masyarakat menginvestasikan dananya pada deposito.(Bisnis)

Recommendation

US10YT sejatinya punya target naik ke arah yield 4.682% berdasarkan pattern (bullish reversal) INVERTED HEAD & SHOULDERS, up to level previous High bulan April around yield 4.74%. Namun kali ini sepertinya harus uji Support 3 layer Moving Average dulu sekitar yield 4.502% – 4.47%. ADVISE : jika yield mantul balik ke atas maka bersiaplah antisipasi penurunan harga.

ID10YT sejatinya punya target penguatan yield ke arah 7.325% setara dengan level previous High bulan April 7.33% ; setelah break out pola channel downtrend. ADVISE : jika yield mampu lalui Resistance terakhir (MA20) pada yield 6.962% maka kurangi posisi (= jual obligasi) karena harga akan melemah dan yield memulai pendakiannya.

Download full report HERE.