Pudarnya efek inflasi rendah AS, dan minimnya sentimen baru, membuat Wall Street awal pekan kompak melemah. Adapun, isyarat Brainard bahwa the Fed mungkin akan memperlambat laju kenaikan FFR, menahan tekanan Wall Street. Pergerakan pasar awal pekan, juga menjelang rilis data inflasi tingkat produsen pada Selasa waktu setempat. Berdasarkan survei Bloomberg, PPI Final Demand AS Oct. diproyeksikan berada di level 8,3% YoY (Vs. Sept. 8,5% YoY).

Corporate Bonds
WIKA: Rugi IDR27,96 Miliar. PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) mencatatkan rugi yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk senilai IDR27,96 miliar, berbanding terbalik dengan periode 3Q21 yang masih mencatat laba IDR107,36 miliar. Adapun, pendapatan bersih 3Q22 naik 9,81% menjadi IDR12,79 triliun dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya, yaitu IDR11,64 triliun. (Emiten News)

Domestic Issue
Pemerintah Targetkan Pengurangan Emisi Karbon Hingga 32%. Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyampaikan target pengurangan emisi karbon menjadi 32% pada 2030 mendatang. Menteri ESDM Arifin Tasrif mengatakan, pemerintah terus berkomitmen untuk menjaga kenaikan suhu rata-rata global tetap di bawah 1,5 derajat Celcius sesuai dengan kesepakatan pada Paris Agreement di 2015. (Kontan)

Recommendation
Wait and See jelang data Neraca Dagang. Berdasarkan survei Bloomberg, Neraca Dagang Indonesia Okt. diproyeksikan mencatatkan surplus senilai +USD4,5Miliar (Vs. Sept. +USD4,9Miliar), seiring Ekspor diproyeksikan tumbuh lebih rendah atau 13,5% YoY (Vs. Sept. 20,3% YoY), namun dengan Impor yang tumbuh lebih tinggi 24% YoY (Vs. Sept. 22% YoY) dalam periode yang sama.

Download full report HERE.