Today’s Outlook:
Pelaku pasar memperkirakan Federal Reserve akan segera menghentikan trend naik suku bunga AS seiring munculnya data bahwa Inflasi berhasil melandai dan naiknya klaim pengangguran. Adapun US PPI (Apr.) naik 0.2% mom, lebih rendah dari forecast para ekonom di 0.3 ; serta melambat ke level 3.2% YoY dari 3.4 pada bulan sebelumnya. Initial Jobless Claims mingguan bertambah 22ribu menjadi 264ribu untuk minggu yang berakhir 6May, merupakan klaim tertinggi dalam 1,5 tahun. Pola klaim pengangguran ini menunjukkan pertumbuhan upah buruh & permintaan tenaga kerja yang mulai melambat.

Dari belahan dunia Asia, China melaporkan Inflasi (Apr.) yang masih saja semakin melandai sekarang di level 0.1% YoY (dari 0.7% bulan sebelumnya), dan malah terjadi deflasi secara bulan -0.1% (vs 0.0% forecast) . Inflasi di tingkat produsen atau PPI mereka juga drop lebih besar dari perkiraan pada minus 3.6%, deflasi yang lebih besar baik dari forecast maupun previous period. Sementara dari Eropa, Bank of England memantapkan trend naik suku bunga mereka dengan kembali naikkan 25bps menjadikan suku bunga acuan Inggris berada di level 4.5%. Menyusul pada siang hari ini akan dipantau angka GDP 1Q23 serta Manufacturing Production (Mar.) dari Inggris ; untuk mengetahui sejauh mana ancaman resesi telah datang ke benua Eropa, sebagaimana telah mulai tercermin lebih dulu pada AS dan lemahnya ekonomi China.

Corporate News
MNC Energy Rilis Surat Utang IDR 1,5 Triliun dan 2,5 Miliar Saham Baru Emiten batu bara milik taipan Hary Tanoesoedibjo, PT MNC Energy Investment Tbk melakukan beberapa aksi korporasi untuk mencari tambahan modal kerja. Melansir keterbukaan informasi BEI pada Kamis kemarin (11/5), emiten dengan kode IATA ini akan menerbitkan obligasi, sukuk atau surat utang lainnya dari lembaga keuangan bukan bank senilai IDR 1,5 triliun dan penerbitan 2,5 miliar saham baru. Rencananya dana hasil surat utang itu akan memperkuat struktur permodalan dan keuangan, namun tidak terbatas pada cadangan peningkatan modal kerja dan anak usaha. Namun penggunaan dana dapat berubah dan disesuaikan dengan kebutuhan perseroan dengan cara direksi akan mengusulkan kepada dewan komisaris. (Katadata)

Domestic Issue
Pemerintah Bakal Tawarkan Sukuk Tabungan ST010T2 dan ST010T4, Layak Koleksi? Pemerintah akan melakukan penjualan instrumen Sukuk Tabungan Seri ST010T2 dan Green Sukuk Ritel Sukuk Tabungan Seri ST010T4. Analis menilai instrumen yang ditawarkan menarik di tengah tingginya ketidakpastian ekonomi. Head of Business Development Division HPAM Reza Fahmi mengatakan, instrumen yang akan ditawarkan pemerintah terbilang menarik di tengah tren kenaikan suku bunga acuan. Sebab, ST010 memiliki imbal hasil mengambang dengan batas minimal (floating with floor). Senada, Presiden Komisioner HFX International Berjangka Sutopo Widodo juga berpandangan bahwa di antara dua sukuk yang ditawarkan ia menilai sukuk dengan tenor dua tahun lebih menarik. Kedua analis juga menilai bahwa dengan kondisi market yang masih volatile, membuat banyak investor tertarik dengan ST010. (Kontan)

Recommendation
US10YT berada di area Support dari level previous Low sekitar yield 3.368% – 3.321%, di kala RSI muncul positive divergence. ADVISE : BUY ON WEAKNESS ; dengan Average Up bertahap setelah penembusan Resistance MA pada range : 3.441% – 3.517%. TARGET : 3.613% – 3.644%. ID10YT tampaknya juga akan kembali uji Support dari level previous Low pada yield 6.402%, sementara saat ini RSI masih terdeteksi positive divergence. ADVISE : BUY ON WEAKNESS, antisipasi technical rebound menuju Resistance terdekat : MA10 / 6.484%.

Download full report HERE.