Pekan ini akan memulai kuartal 2 tahun 2023 di mana selain angka Inflasi Indonesia (Mar.), juga akan dinantikan data2 ekonomi penting AS seputar laporan bulanan tenaga kerja yaitu Nonfarm Payroll (Mar.) yang sedianya dirilis Jumat dengan forecast adanya penambahan 238ribu versus 311ribu di bulan Feb.lalu. Rata2 upah per jam diprediksi tumbuh 4.3% secara tahunan, yang mana merupakan rate terendah sejak July 2021. Selain itu yang tak kalah penting adalah JOLTs Job Openings (Feb.), ADP Nonfarm Employment Change (Mar.), Initial Jobless Claims mingguan, dan Unemployment Rate (Mar.) yang diprediksi masih susah turun dari level 3.6%. Sejumlah data ketenagakerjaan di atas tsb akan memainkan peranan krusial pada FOMC Meeting The Fed bulan Mei mendatang , di mana market terbelah dua antara perkiraan kenaikan Fed Fund Rate 25bps atau tidak sama sekali. Sejumlah komentar dari pejabat The Fed pada minggu ini juga diharapkan bisa memberikan gambaran ke mana arah kebijakan moneter bank sentral AS ke depannya. Trend perbaikan iklim usaha akan berusaha ditunjukkan oleh angka PMI Jerman, Perancis, Inggris, AS, China, dan Jepang. OPEC+ akan mengadakan meeting untuk menetapkan pemotongan produksi, setelah harga minyak global bangkit dari titik terendah 15bulan berkat munculnya optimisme teratasinya krisis perbankan global, ditambah adanya pengetatan persediaan dari Irak.

Pasar saham global berhasil membukukan kenaikan mingguan terbesar dalam 4,5bulan, sementara yield US Treasury malah turun untuk pertama kalinya dalam 9kuartal terakhir; seiring rilis data Inflasi AS yang tercermin pada PCE Price Index (Feb.) sukses melandai lebih rendah dari perkiraan di level 5% yoy (vs 5.3% previous). Tingkat Personal Spending bulanan (Feb.) juga turun ke angka 0.2% dari bulan sebelumnya di 2%. Ini sejalan dengan Michigan Consumer Expectation & Sentiment (Mar.) yang tampak kontraksi baik dari forecast & previous. Trend ekonomi ekspansif juga ditunjukkan oleh Chinese Composite PMI (Mar.) yang tumbuh ke angka 57 (vs previous 56.4) dan Japan Industrial Production (Feb.) yang melonjak drastis ke angka 4.5% mom dari minus 5.3% bulan sebelumnya. GDP Inggris utk 4Q22 pun menunjukkan pertumbuhan 0.6% yoy dari posisi 0.2% kuartal sebelumnya. Zona Eropa boleh turut berbahagia dengan laporan Inflasi (Mar.) yang akhirnya bisa melandai ke level 6.9% yoy, suatu prestasi karena lebih rendah dari forecast 7.1% dan previous 8.5% (walau secara bulanan Inflasi Inti mereka malah masih menguat 1.2% mom , versus 0.8% bulan sebelumnya).

Nilai tukar Rupiah menguat tajam sepanjang pekan lalu dan mampu ditutup di posisi IDR 14.990/USD, di pasar spot atau menguat 0,37% pada perdagangan Jumat (31/03/23). Secara bulanan, Rupiah menguat 1,7% pada Maret tahun ini serta 3,8% pada kuartal I-2023. Data Bank Indonesia (BI) berdasarkan transaksi 27-30 Maret 2023 menunjukkan investor asing mencatat net buy sebesar IDR 10,97 triliun. Net buy di pasar Surat Berharga Negara (SBN) mencapai IDR 8,37 triliun sementara di pasar saham menyentuh IDR 2,6 triliun.

Corporate News
Bank BJB (BJBR) Pilih Terbitkan Obligasi Ketimbang Rights Issue Untuk Ekspansi Kredit PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk. (BJBR) atau Bank BJB telah membatalkan rencana penambahan modal melalui rights issue untuk ekspansi kredit. Sementara itu, Bank BJB lebih memilih untuk menerbitkan obligasi guna melancarkan ekspansi kreditnya. Direktur Utama Bank BJB Yuddy Renaldi mengatakan perseroan memang berencana untuk kembali menerbitkan obligasi dengan perkiraan nilai mencapai Rp1 trilliun. Selain kupon, pemenuhan rasio likuiditas juga menjadi pertimbangan dalam penerbitan obligasi pada tahun ini. (Bisnis)

Domestic Issue
Yield SUN Diperkirakan Stabil di Tengah Tekanan Sentimen Eksternal Harga surat utang negara (SUN) pekan ini diprediksi masih menunjukkan penguatan seperti pekan lalu. Hanya saja, penguatan kali ini relatif terbatas dengan pergerakan yield yang cenderung stabil. Kokohnya likuiditas dalam negeri diyakini masih jadi penopang pasar di tengah tekanan global. Associate Director Fixed Income Anugerah Sekuritas Ramdhan Ario Maruto mengatakan, kondisi market domestik masih akan tangguh meski diterpa ujian hebat dari berbagai sentimen eksternal seperti kenaikan suku bunga The Fed, ketegangan geopolitik, dan inflasi global. Ketangguhan tersebut, menurut Ramdhan berkat likuiditas dalam negeri yang masih tinggi. (Berita Satu)

Recommendation
US10YT relatif sideways, belum bergeming dari antara range yield Support dan Resistance MA10 & MA20 di range : 3.497% – 3.57%. Arah penembusan akan menentukan pergerakan US10YT berikutnya. ADVISE : Average Up accordingly.

ID10YT telah buktikan kemampuan menghadapi Resistance MA10 , menjadikan yield 6.87% sebagai Support terdekat saat ini. Perlu lebih mantap lagi utk tembus MA20 / yield 6.891% sehingga membebaskan jalan menuju level psikologis 7.0% ataupun TARGET yang berikutnya di sekitar yield 7.057% / 7.189-7.202%. ADVISE : Average Up accordingly.

Download full report HERE.