Today’s Outlook:
MARKET AS: Chairman Jerome Powell mengatakan bahwa kecil kemungkinannya bahwa The Fed akan menurunkan suku bunga pada bulan Maret, memupuskan harapan penurunan suku bunga lebih cepat. The Fed juga menambahkan bahwa mereka belum merasa pemotongan suku bunga adalah kebijakan yang tepat untuk dilakukan sebelum mereka mendapatkan keyakinan yang cukup bahwa Inflasi bergerak ke arah Target 2%, dan kembali menekankan bahwa kebijakan di masa depan akan tergantung oleh munculnya data2 ekonomi. Pandangan terbaru mengenai kebijakan moneter ini muncul setelah FOMC Meeting menetapkan suku bunga tidak berubah di level 5.25% – 5.50% (sesuai ekspektasi). Meskipun pernyataan The Fed tidak dovish seperti yang diharapkan, namun imbal hasil US Treasury terus merana di zona merah, di mana yield US Treasury tenor 2 tahun yang sensitif terhadap perubahan suku bunga The Fed turun 9,3 basis poin menjadi 4,262%. Pernyataan The Fed juga dirilis setelah munculnya laporan tenaga kerja ADP National Employment Change yang menunjukkan tercipta 107ribu lapangan kerja baru di sektor swasta pada bulan Januari, lebih rendah dari forecast & bulan sebelumnya; setelah JOLTs Job Openings report sehari sebelumnya menunjukkan lebih banyak lowongan kerja baru di bulan December. Indikator ekonomi yang ditunggu-tunggu nanti malam adalah Initial Jobless Claims mingguan , S&P Global US Manufacturing PMI (Jan), serta ISM Manufacturing PMI (Jan).

MARKET ASIA: CHINA sebagai negara paling awal di dunia yang laporkan Composite PMI (Jan) , di mana mereka semakin mampu bergerak ke arah ekspansif, walau di satu sisi sektor Manufaktur masih agak tersendat di wilayah kontraksi, namun sektor Jasa (non-manufaktur) berhasil membantu sentimen lebih tinggi. Hari ini Benua Asia akan menantikan data ekonomi dari: Korea Selatan (data Trade Balance dan Ekspor – Impor), Jepang – Indonesia – China (Manufacturing PMI). Tak lupa para pelaku pasar di Indonesia akan memasang mata lekat-lekat pada laporan Inflasi (Jan) yang diperkirakan turun ke level 2.55% yoy , dari 2.61% di bulan Dec lalu.

MARKET EROPA: German Retail Sales (Dec) masih tumbuh negatif -1.7% yoy ; secara bulanan pun drop -1.6% mom, tak mampu penuhi ekspektasi pertumbuhan positif 0.7% bahkan pada festive season. Di sisi lain, German Unemployment Rate (Jan) bertahan di level 5.8% sama seperti bulan sebelumnya. Perkiraan awal Inflasi Januari Jerman berada pada 2.9% yoy untuk bulan Januari, mengalahkan estimasi 3.0% dan jelas mendingain dari 3.7% di bulan sebelumnya. Di benua Eropa hari ini, nantikan sejumlah data PMI juga akan diumumkan oleh Jerman, Eurozone, Inggris; beserta angka Inflasi Eurozone (Jan) yang diperkirakan melandai ke level 2.7% yoy dari 2.9% di bulan sebelumnya. Yang menjadi highlight sebenarnya dari Inggris adalah keputusan suku bunga Bank of England di mana diprediksi tak berubah pada level 5.25% serta view kebijakan moneter mereka ke depannya.

KOMODITAS: Harga MINYAK berakhir lebih rendah pada hari Rabu, menyusul peningkatan tak terduga dalam persediaan minyak mentah AS, namun menghentikan penurunan tiga bulan berturut-turut karena konflik geopolitik berisiko lebih besar mengganggu pasokan minyak mentah global. Minyak mentah berjangka AS WTI turun 2,5% menjadi USD 75,85 per barel, meskipun naik 5,9% pada bulan Januari, sedangkan kontrak Brent turun 1,4% menjadi USD 81,71 per barel, meskipun naik 6,1% pada bulan kemarin.

MARKET INDONESIA: Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengeluarkan statement yang cukup optimis mengenai pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2024, berhubung kinerja ekonomi tampak kuat di tahun 2023 yang menurutnya merupakan salah satu yang terbaik di dunia, di mana beliau memperkirakan pertumbuhan di atas 5%, Inflasi terkendali sekitar 2,5%, serta ekspansi kredit berada pada range 10%-15%.

Corporate News
Terbitkan Obligasi IDR 918 Miliar, Pefindo Sematkan Rating idA+ Untuk Indomobil Finance PT Pemeringkat Efek Indonesia (PEFINDO) menegaskan peringkat “idA+” untuk Obligasi Berkelanjutan V Tahap II Tahun 2023 Seri A senilai IDR 918 miliar yang diterbitkan PT Indomobil Finance Indonesia dan akan jatuh tempo tanggal 8 April 2024. Kesiapan pelunasan obligasi tersebut didukung oleh rata-rata penerimaan dari cicilan piutang bulanan sebesar IDR 707 miliar dan fasilitas kredit yang belum ditarik sebesar IDR 9,1 triliun per 31 Desember 2023. Indomobil Finance merupakan perusahaan pembiayaan Grup Indomobil, salah satu grup otomotif bagian dari Grup Salim yang memegang lisensi beberapa merek kendaraan bermotor dan juga bergerak di sektor lain terkait otomotif, termasuk penyediaan jasa purna jual, perakitan kendaraan, produksi komponen, dan distribusi suku cadang. Per 30 September 2023, Indomobil Finance dimiliki oleh PT Indomobil Multi Jasa Tbk (99,909%) dan PT IMG Sejahtera Langgeng (0,091%). (Emiten News)

Domestic Issue
Penjualan ORI025 Capai Lebih dari IDR 1 Triliun pada Hari Pertama Penawaran Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan mencatat pemesanan Obligasi Negara Ritel (ORI) seri ORI025 lebih dari IDR 1 triliun di hari pertama penawaran. Masyarakat dinilai antusias terhadap produk Surat Utang Negara (SUN) Ritel tersebut. Direktur Surat Utang Negara DJPPR Kemenkeu, Deni Ridwan mengungkapkan, total pemesanan ORI025 tenor 3 tahun (ORI025 T3) dan tenor 6 tahun (ORI025-T6) tercatat sebesar IDR 1.18 triliun, per Selasa (30/1) pukul 15.00 WIB. Dengan rincian, pemesanan ORI025-T3 sebesar IDR 916.83 miliar, sedangkan pemesanan ORI025 -T6 sebesar IDR 263.34 miliar. Sambutan antusias masyarakat terhadap ORI025 ini tidak terlepas dari faktor tingkat kupon yang masih lebih tinggi dari tingkat inflasi domestik, namun dengan tarif pajak yang lebih rendah. Dimana, Kupon ORI025-T3 dan ORI025-T6 masing-masing sebesar 6.25% dan 6.40% per tahun. Deni menambahkan, Pemerintah juga terus berinovasi dalam edukasi dan sosialisasi produk SBN ritel kepada masyarakat luas, termasuk metode dan materi marketing yang menarik, terutama untuk generasi muda. Ini turut mendukung penyerapan SBN Ritel seperti ORI025 semakin lancar. (Kontan)

Recommendation

US10YT confirm jebol dari pattern CHANNEL – uptrend, berakibat yield konsolidasi ke bawah level psikologis 4.0% ke arah Support dari level previous Low pada 3.916% seperti saat ini. Jika jebol, maka next Support : yield 3.783%. ADVISE : WAIT & SEE.

ID10YT kembali terjerembab ke bawah Support ketiga Moving Average, menjadikan yield area 6.62% – 6.65% sebagai Resistance terdekat. Saat ini tengah bergantung pada Support dari level previous Low. ADVISE : Baiknya WAIT & SEE dulu apakah konsolidasi tidak akan bergerak lebih rendah dari yield 6.585%. Next Support : 6.50%.

Download full report HERE.