Today’s Outlook:
Pasar saham global bergerak di teritori positif dan USD mempertahankan posisi flat pada perdagangan Senin (08/05/23) menjelang beberapa momen penting seperti diskusi pemerintah AS dengan parlemen mereka terkait masalah plafon utang, serta ditunggunya rilis data Inflasi AS (Apr.) yang akan memberikan gambaran ke mana arah kebijakan moneter Federal Reserve. Presiden AS Joe Biden dan Parlemen AS dijadwalkan duduk bersama minggu ini untuk berusaha mencapai kata sepakat atas plafon utang AS yang terancam mendekati resiko default pada akhir bulan Mei ini.

Data Inflasi AS (Apr.) yang dijadwalkan rilis Rabu ini (pukul 1930 WIB ) di mana CPI bulanan diprediksi merangkak naik 0.4% mom (vs 0.1% bulan sebelumnya). Para investor memonitor data ini lekat2 setelah rilis laporan US Nonfarm Payrolls and Unemployment Rate (Apr.) pada Jumat lalu menunjukkan pasar tenaga kerja yang masih ketat ; walau di satu sisi agak memangkas resiko resesi global namun di sisi lain juga jadi membuat para pelaku pasar harus mempertimbangkan kembali perlunya tingkat suku bunga tinggi sampai akhir tahun. Yield obligasi negara pun mulai rebound didukung oleh optimisme bahwa guncangan pada sistem perbankan AS sudah mereda; sementara harga Emas dunia mulai melandai mendekati batas psikologis USD2000 dan harga Minyak Mentah global melaju sekitar 2%. Yield US Treasury tenor 2tahun yang paling sensitif dengan ekspektasi arah suku bunga, naik ke atas level psikologis 4%. Gap antara yield tenor 2 dan 10tahun yang merupakan indikator datangnya resesi ketika yield 2tahun lebih tinggi daripada 10tahun, inverted pada -49.4bps. Pelaku pasar keuangan memperhitungkan kemungkinan bahwa suku bunga acuan AS telah mencapai puncaknya dan bisa mengakhiri tahun ini di bawah 4.4%. USD masih berjaya atas Yen Jepang secara Bank of Japan adalah satu2nya bank sentral yang memberlakukan kebijakan moneter longgar. Adapun survey dari Federal Reserve mengungkapkan bahwa kebanyakan bank AS mengetatkan persyaratan kredit sepanjang bulan2 pertama tahun ini , dan mereka pun melihat lemahnya permintaan kredit dari nasabah korporasi maupun personal. Ini adalah suatu indikasi bahwa kebijakan moneter ketat mulai menggerogoti revenue sektor keuangan.

Dari benua Asia, Services PMI (Apr.) Jepang bergeser perlahan semakin ke wilayah ekspansi , sementara pagi ini mereka telah merilis Household Spending (Mar.) alias belanja rumah tangga yang ternyata masih melemah di bawah forecast ; sementara Indonesia melaporkan Cadangan Devisa (Apr.) di posisi USD 144.2milyar (setara dengan kecukupan impor 6,3bulan), sedikit lebih rendah dari posisi di bulan Maret USD 145.2milyar dikarenakan adanya kebutuhan pembayaran utang luar negeri serta penyediaan likuiditas pada festive season Idul Fitri. China akan menyusul dengan data Trade Balance (Apr.) yang diprediksi tidak sekuat angka Maret di USD 88.19milyar, melainkan diperkirakan hanya berkisar USD 71.6milyar. Pada siang harinya menjelang pasar Eropa dibuka, Inggris akan merilis Halifax House Price Index (Apr.) yang merupakan indikator utama atas kesehatan sektor properti.

Corporate News
Bank Victoria Siap Lunasi Utang Obligasi Senilai IDR 200 Miliar PT Bank Victoria International Tbk (BVIC) siap melunasi pokok Obligasi Berkelanjutan I Tahap II Tahun 2018 Seri B. Berdasarkan laporannya di keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Sabtu (6/5), Bank Victoria telah menyiapkan dana untuk melunasi obligasi yang alan jatuh tempo pada 5 Juni 2023 senilai IDR 200 miliar beserta kupon bunganya sebesar IDR 5,15 miliar. Corporate Secretary Bank Victoria, Caprie Ardira Azhar mengatakan dana pelunasan tersebut, pada saat ini ditempatkan pada term deposit Bank Indonesia (BI) dan Surat Utang Negara (SUN). (Kontan)

Domestic Issue
Pefindo Prediksi Nilai Emisi Surat Utang pada 2023 Lebih Rendah Akibat Bunga Tinggi PT Pemeringkat Efek Indonesia (PEFINDO) memprediksi, penerbitan surat utang pada tahun 2023 akan lebih rendah dibanding tahun lalu. Perkiraan total nilai emisinya di kisaran IDR 157 triliun. Direktur PEFINDO Hendro Utomo mengatakan, salah satu alasan nilai emisi surat utang berpotensi lebih rendah adalah karena suku bunga acuan cenderung naik sejak tahun lalu. Kondisi tersebut biasanya menjadi faktor yang cukup dominan dalam mempengaruhi nilai penerbitan surat utang. (Kontan)

Recommendation
US10YT sukses menembus Resistance MA10 & MA20, menjadikan yield kisaran 3.505-3.460% sebagai Support terdekat saat ini. US10YT punya chance menguji Resistance berikut yaitu MA50 / 3.542% ; sebelum membebaskan laju yield menuju TARGET area : 3.613-3.644%. ADVISE : Average Up accordingly. ID10YT candle Doji sukses disusul oleh Gap Up naik menguji Resistance MA10 / yield 6.555%. SElanjutnya adalah berusaha mengatasi MA20 / yield 6.62% ; up to Resistance upper channel 6.64% yang apabila mampu ditembus maka akan mengakhiri trend turun yield ID10YT. ADVISE : Buy ; Average Up >6.573% . TARGET : 6.62%-6.64%.

Download full report HERE.