Today’s Outlook:

• Saham-saham Wall Street ditutup lebih rendah pada perdagangan hari Kamis (25/ 04/24) di mana DJIA memimpin pelemahan dengan turun hampir 1%/375points, karena pasar dikejutkan oleh data pertumbuhan ekonomi AS yang lebih lambat dari perkiraan di tengah Inflasi yang terus membara, ditambah dengan aksi jual saham-saham berkapitalisasi besar dipicu oleh kinerja Meta Platforms yang mengecewakan. GDP AS KUARTAL 1 tahun ini tumbuh pada laju paling lambat dalam hampir 2 tahun di level 1.6% qoq, meleset dari perkiraan 2.5% dan juga turun dari 3.4% pada kuartal sebelumnya; sementara acuan Inflasi Inti Core PCE Prices secara mengejutkan naik pada kuartal pertama, meningkat sebesar 3,7% ( di atas forecast 3.4% yang juga telah semakin menguat dari 2.0% pada kuartal sebelumnya). Dengan demikian perkiraan awal US GDP ini semakin memupuskan harapan bahwa Federal Reserve bisa mulai memangkas suku bunga tahun ini. Pasar uang langsung memperhitungkan penurunan suku bunga The Fed hanya sekitar 36 basis poin di tahun ini, turun dari sekitar 150 bps perkiraan pada awal tahun (menurut data LSEG); dan penurunan suku bunga pertama sepertinya tidak akan terjadi sebelum Desember. Imbal hasil (yield) US Treasury naik setelah data ekonomi tersebut dirilis. Pertumbuhan ekonomi yang lebih lemah namun Inflasi kuat menimbulkan kekhawatiran akan stagflasi, walau beberapa ekonom mencatat bahwa mungkin ekonomi tidak selemah yang disebutkan dalam laporan GDP tersebut. Secara terpisah, indikator ekonomi lain yaitu INITIAL JOBLESS CLAIMS menyebutkan, jumlah orang Amerika yang mengajukan klaim baru untuk tunjangan pengangguran secara tak terduga turun pada minggu lalu, menunjukkan masih ketatnya kondisi pasar tenaga kerja. Personal Consumption Expenditure (PCE) price index bulan Maret, yang merupakan ukuran inflasi favorit The Fed, akan dirilis pada hari Jumat di mana diperkirakan akan berada pada level 2.6% yoy, memang akan sedikit lebih tinggi dari 2.5% di bulan sebelumnya.
• Dari SENTIMEN LAPORAN KEUANGAN EMITEN: hasil mengecewakan dari Meta yang sahamnya anjlok hampir 11% juga membebani sentimen pasar. Tiga saham Magnificent Seven lainnya, termasuk Alphabet (NASDAQ:GOOGL), Amazon.com (NASDAQ:AMZN) dan Microsoft (NASDAQ:MSFT), berakhir lebih rendah.
• MARKET EROPA & ASIA: Di belahan dunia lain, para pelaku pasar juga masih melihat iklim konsumen lesu dari data GfK German Consumer Climate untuk bulan Mei dan pandangan 6 bulan ke depan. Demikian pula di Inggris terkait Keyakinan Konsumen mereka yang masih betah pada view negatif/pesimistis. Sebaliknya, Korea Selatan malah bukukan pertumbuhan ekonomi lebih kuat dari perkiraan, tumbuh sebesar 3.4% yoy di kuartal 1, di atas prediksi 2.4%. Pagi ini Tokyo telah melaporkan CPI di region mereka yang turun ke level 1.8% yoy pada bulan April, di bawah forecast 2.6%.; menunjukkan daya beli masyarakat masih relatif lemah. Bank of Japan segera akan umumkan keputusan terkait suku bunga pagi ini yang mana sepertinya masih sekitar 0.1% setelah mereka naikkan suku bunga untuk pertama kalinya dalam 17 tahun di bulan Maret lalu.
• KOMODITAS: harga MINYAK naik pada perdagangan awal di hari Jumat, setelah para trader mengutip Menteri Keuangan AS Janet Yellen yang menyatakan bahwa sepertinya pertumbuhan ekonomi AS bisa lebih kuat dari data kuartalan yang baru saja dirilis, secara ini baru saja perkiraan awal dan angka GDP tersebut bisa direvisi setelah lebih banyak data didapatkan. Di tempat lain, masalah supply akibat meningkatnya tensi geopolitik di Timur Tengah juga jadi sentimen pendongkrak harga Minyak. Israel meningkatkan serangan udara di Rafah setelah menyatakan akan mengevakuasi warga sipil dari selatan Gaza dan melancarkan serangan habis-habisan meskipun pihak sekutu telah memperingatkan bahwa hal ini dapat menyebabkan korban jiwa dalam jumlah besar. Minyak mentah BRENT naik 0,38% menjadi USD 89,35/barel, dan minyak mentah berjangka US WEST TEXAS INTERMEDIATE (WTI) naik 0,39% menjadi USD 83,90/barel.
• IHSG ditutup di teritori negatif, turun 19.24 pts/-0.27% ke level 7155.29 diseret turun oleh saham-saham perbankan. Asing pun masih membukukan jual bersih secara konsisten, kali ini tercatat net sell sebesar IDR 1.3 triliun (all market), sehinnga capital outflow seminggu terakhir sudah total sekitar IDR 3.17 triliun dan sebulan terakhir menguap IDR 17.19 triliun dari equity market. Posisi nilai tukar RUPIAH sedikit “menguat “ ke angka 16131/USD, walau sepertinya Rupiah di atas 16000 akan menjadi new normal dalam beberapa waktu ke depan. NHKSI RESEARCH menyarankan para investor/trader untuk kembali pertahankan sikap WAIT & SEE di penghujung pekan ini berhubung meningkatnya sentimen negatif pada regional market.

Company News

• UNVR: Cetak Laba IDR1,44 T di 1Q24
• UNTR: Sepakat Bagikan Dividen IDR8,2 T
• BBRI: Raup Laba IDR15,88 T di 1Q24

Domestic & Global News
• BI Rate Naik, Pengusaha Beri Sinyal Tahan Ekspansi
• Pertemuan Pejabat AS-China Dibayangi Ancaman Sanksi

Download full report HERE.