Today’s Outlook:

MARKET AS: Pertumbuhan ekonomi AS yang lebih lambat dari perkiraan di tengah Inflasi yang terus membara. GDP AS KUARTAL 1 tahun ini tumbuh pada laju paling lambat dalam hampir 2 tahun di level 1.6% qoq, meleset dari perkiraan 2.5% dan juga turun dari 3.4% pada kuartal sebelumnya; sementara acuan Inflasi Inti Core PCE Prices secara mengejutkan naik pada kuartal pertama, meningkat sebesar 3,7% ( di atas forecast 3.4% yang juga telah semakin menguat dari 2.0% pada kuartal sebelumnya). Dengan demikian perkiraan awal US GDP ini semakin memupuskan harapan bahwa Federal Reserve bisa mulai memangkas suku bunga tahun ini. Pasar uang langsung memperhitungkan penurunan suku bunga The Fed hanya sekitar 36 basis poin di tahun ini, turun dari sekitar 150 bps perkiraan pada awal tahun (menurut data LSEG); dan penurunan suku bunga pertama sepertinya tidak akan terjadi sebelum Desember. Imbal hasil (yield) US Treasury naik setelah data ekonomi tersebut dirilis. Pertumbuhan ekonomi yang lebih lemah namun Inflasi kuat menimbulkan kekhawatiran akan stagflasi, walau beberapa ekonom mencatat bahwa mungkin ekonomi tidak selemah yang disebutkan dalam laporan GDP tersebut. Secara terpisah, indikator ekonomi lain yaitu INITIAL JOBLESS CLAIMS menyebutkan, jumlah orang Amerika yang mengajukan klaim baru untuk tunjangan pengangguran secara tak terduga turun pada minggu lalu, menunjukkan masih ketatnya kondisi pasar tenaga kerja. Personal Consumption Expenditure (PCE) price index bulan Maret, yang merupakan ukuran inflasi favorit The Fed, akan dirilis pada hari Jumat di mana diperkirakan akan berada pada level 2.6% yoy, memang akan sedikit lebih tinggi dari 2.5% di bulan sebelumnya.

MARKET EROPA & ASIA: Di belahan dunia lain, para pelaku pasar juga masih melihat iklim konsumen lesu dari data GfK German Consumer Climate untuk bulan Mei dan pandangan 6 bulan ke depan. Demikian pula di Inggris terkait Keyakinan Konsumen mereka yang masih betah pada view negatif/pesimistis. Sebaliknya, Korea Selatan malah bukukan pertumbuhan ekonomi lebih kuat dari perkiraan, tumbuh sebesar 3.4% yoy di kuartal 1, di atas prediksi 2.4%. Pagi ini Tokyo telah melaporkan CPI di region mereka yang turun ke level 1.8% yoy pada bulan April, di bawah forecast 2.6%.; menunjukkan daya beli masyarakat masih relatif lemah. Bank of Japan segera akan umumkan keputusan terkait suku bunga pagi ini yang mana sepertinya masih sekitar 0.1% setelah mereka naikkan suku bunga untuk pertama kalinya dalam 17 tahun di bulan Maret lalu.

KOMODITAS: Harga MINYAK naik pada perdagangan awal di hari Jumat, setelah para trader mengutip Menteri Keuangan AS Janet Yellen yang menyatakan bahwa sepertinya pertumbuhan ekonomi AS bisa lebih kuat dari data kuartalan yang baru saja dirilis, secara ini baru saja perkiraan awal dan angka GDP tersebut bisa direvisi setelah lebih banyak data didapatkan. Di tempat lain, masalah supply akibat meningkatnya tensi geopolitik di Timur Tengah juga jadi sentimen pendongkrak harga Minyak. Israel meningkatkan serangan udara di Rafah setelah menyatakan akan mengevakuasi warga sipil dari selatan Gaza dan melancarkan serangan habis-habisan meskipun pihak sekutu telah memperingatkan bahwa hal ini dapat menyebabkan korban jiwa dalam jumlah besar. Minyak mentah BRENT naik 0,38% menjadi USD 89,35/ barel, dan minyak mentah berjangka US WEST TEXAS INTERMEDIATE (WTI) naik 0,39% menjadi USD 83,90/barel.

Corporate News
Tower Bersama (TBIG) Akan Terbitkan Surat Utang Jumbo USD 900 Juta Tower Bersama Group (TBIG) akan menerbitkan surat utang atau notes senilai USD 900 juta (sekitar IDR 14.55 triliun dengan kurs 24 April 2024) yang akan dilakukan dalam jangka waktu 12 bulan sejak tanggal persetujuan Rapat Umum pemegang saham (RUPS). Helmy Yusman Santoso Corporate Secretary TBIG dalam keterangan tertulisnya menuturkan bahwa surat utang memiliki bunga maksimal 8% per tahun untuk masing-masing notes yang diterbitkan. +Penetapan bunga maksimal 8% didasarkan dari berlakunya tingkat suku bunga di pasar yang merupakan beban bunga yang masih dapat mendukung kegiatan operasional Perseroan serta Jatuh tempo pembayaran surat utang pokok itu paling lama 10 tahun sejak masing-masing notes diterbitkan. Sementara itu, jatuh tempo pembayaran bunga setiap 6 bulan atau periode lain yang disetujui para pihak. Lebih lanjut Helmy memaparkan Dana hasil notes tersebut untuk kepentingan internal perseroan maupun disalurkan kepada kelompok entitas anak, melalui pinjaman antar perusahaan daan atau penyertaan modal, untuk pelunasan kewajiban utang jatuh tempo, dan pembayaran dipercepat atas pinjaman, atau membiayai rencana ekspansi usaha di masa mendatang serta menunjang kebuutuhan pendanaan TBIG dan anak usaha secara umum. (Bareksa)

Domestic Issue
ST012 Ditawarkan Mulai Jumat (26/4/2024), Cek Kupon dan Cara Beli Pemerintah akan melakukan penjualan instrumen Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) ritel kepada investor individu secara online (e- SBN) instrumen Sukuk Tabungan Seri ST012T2 (tenor 2 Tahun) dan Green Sukuk Ritel – Sukuk Tabungan Seri ST012T4 (tenor 4 Tahun) mulai 26 April 2024. Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan menyebutkan pihaknya akan menawarkan ST012T2 dan ST012T4 pada 26 April-29 Mei 2024. Masing-masing imbalan dipatok 6,40% dan 6,55% per tahun. “Jenis SBSN tanpa warkat dan tidak dapat diperdagangkan (non-tradable), kepemilikan tidak dapat dialihkan dan tidak dapat dicairkan sampai dengan jatuh tempo kecuali pada periode early redemption,” papar pengumuman DJPPPR Kemenkeu, Kamis (25/4/2026). Minimal pesanan Rp1 juta dan kelipatannya. Adapun, pesanan maksimal ST012T2 senilai Rp5 miliar dan ST012T4 senilai Rp10 miliar. Jatuh tempo ST012T2 pada 10 Mei 2026 dan ST012T4 pada 10 Mei 2028. Penetapan hasil penjualan ST012T2 dan ST012T4 pada 3 Juni 2024 dengan underlying aset barang milik negara (BMN) dan Proyek/Kegiatan Kementerian/Lembaga pada APBN 2024.Tanggal pembayaran imbalan pertama 10 Juli 2024 (Long Coupon). (Bisnis)

Recommendation

US10YT berada di area resistance upper channel pada yield 4.70% dengan kecenderungan RSI konsisten negative divergence. Antisipasi trend reversal (minor trend) , apalagi jika Support terdekat : MA10 / yield 4.64% itu jebol. ADVISE : set your TRAILING STOP.

ID10YT merangsek terus ke atas level psikologis 7.0% namun saat ini persis berada di area resistance trendline jk.panjang, tarikan dari titik2 tertinggi yield tahun 2022 dan 2023. Melihat indicator RSI yang menunjukkan negative divergence, antisipasi pullback yield. Perhatikan sentiment data ekonomi sebagai trigger nya.

Download full report HERE.