Dampak Jackson Hole Symposium Result, baru akan terlihat pada pasar Senin. Pasar SUN relatif mixed sepekan, di tengah pertemuan tahunan Jackson Hole symposium yang dimulai Kamis, dan ketua the Fed dijadwalkan memberikan pidatonya pada Jumat. Adapun, ekspektasi CPI Headline AS Jun. YoY telah mencapai puncaknya +9,1% (Vs. Jul. +8,5%), sejumlah ekonom proyeksikan kenaikan FFR September hanya +50Bps menjadi 2,75%-3,00%. Di sisi lain, muncul spekulasi Front Loading lanjutan, atau kenaikan FFR September hingga +75Bps, membuat SUN Benchmark mixed Jumat lalu. Sementara itu, kebijakan Hawkish BI menaikkan BI 7DRRR Aug. +25Bps secara tidak terduga, juga mempengaruhi pergerakan pasar pekan lalu.

Corporate Bonds
Chandra Asri Bakal Kembali Terbitkan Obligasi. PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) bakal kembali menghimpun pendanaan eksternal. Emiten petrokimia ini berencana kembali menerbitkan obligasi pada tahun depan. TPIA memang memiliki agenda besar untuk menghimpun dana sebanyak-banyak hingga IDR 8 triliun melalui program Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) Obligasi Berkelanjutan IV Chandra Asri Petrochemical. Belum lama ini, agenda tersebut diwujudkan lewat penerbitan Obligasi Berkelanjutan IV Tahap I Tahun 2022 dengan jumlah pokok obligasi sebesar IDR 2 triliun di bulan Agustus 2022. (Kontan)

Domestic Issue
Industri Perbankan Ancang-ancang Naikkan Suku Bunga. Industri perbankan siap menaikkan suku bunga seiring dengan kebijakan Bank Indonesia yang mengerek suku bunga acuan 25 basis poin menjadi 3,75 persen. Di sisi lain, sejumlah pihak melihat transmisi kenaikan suku bunga BI tak bisa langsung dilakukan ke kredit perbankan. Harus ada jangka waktu karena berbagai faktor pertimbangan, seperti likuiditas, struktur simpanan, dan pinjaman masing-masing bank. (CNN Indonesia)

Recommendation
BI jaga inflasi di bawah 5%, Pemerintah jaga GDP di atas 5%. CPI Aug. yang diproyeksikan melampaui 5% YoY, menjadi salah satu faktor BI mulai mengetatkan Kebijakan Moneter. Adapun, tidak adanya kenaikan Administered Prices periode Agustus, berpeluang membuat periode ini catatkan deflasi -0,15% MoM, membuat NHKSI Research melihat kenaikan BI 7DRRR +25Bps sebagai tindakan tepat, sekaligus tetap menjaga momentum pertumbuhan GDP FY22E di atas 5%.

Download full report HERE.