Indeks saham AS terjerumus di atas 1%, yield US Treasury tenor 2 tahun melonjak ke level tertinggi sejak 2007 atau masuk ke atas level 5%, menyusul komentar hawkish Chairman Federal Reserve Jerome Powell yang seolah mengkonfirmasi perkiraan besaran kenaikan suku bunga akan semakin agresif pada rapat bank sentral bulan ini; seiring pertumbuhan data ekonomi Feb. yang kuat. 70% pelaku pasar keuangan memperkirakan The Fed akan menaikkan suku bunga acuan sebesar 50bps pada FOMC Meeting 21-22 Maret mendatang, naik signifikan dari 31% hari Senin sebelum pernyataan Powell, seperti dilansir CME Group Fedwatch. Powell juga mengatakan bahwa The Fed masih akan konsisten dengan target inflasi di level 2% dan belum melihat perlambatan ekonomi yang dibutuhkan pada pasar tenaga kerja. Sementara itu, dari belahan benua Asia, rilis data ekonomi China tidak mendapat sambutan positif dari pasar seiring angka Ekspor & Impor YoY (Feb.) mereka yang turun baik dari perkiraan maupun bulan Jan., walau secara nominal berhasil mengantongi surplus terbesar selama 5 tahun di angka USD 116,88 miliar (jauh lebih besar dari forecast & previous).

Sebelumnya, IHSG kembali bukukan penurunan 40 points/-0.591% ke level 6766.76, diiringi Foreign Net Sell sebesar IDR 377.57 miliar, menciutkan total beli asing dari awal tahun (YTD) ke angka IDR 2.62 triliun (dibanding posisi IDR 6.77 triiun pada akhir Februari lalu). Data cadangan devisa (Feb.) terdata naik ke angka USD 140.3milyar dari sebelumnya USD 139.4 milyar (Jan.).; namun hal ini tidak menhentikan laju pelemahan nilai tukar Rupiah ke level IDR15400/USD (sumber : RTI Business). Menimbang posisi IHSG yang saat ini telah mencapai Fibonacci retracement 50%, NHKSI RESEARCH memperkirakan masih ada potensi konsolidasi lanjutan ke FR61.8/6710. Para investor/trader pasar modal Indonesia disarankan untuk Wait & See dulu sambil menunggu IHSG mencapai Support area yang solid..

Download full report HERE.