Today’s Outlook:

• Pasar saham global melemah berjamaah memangkas kenaikan di awal sesi perdagangan hari Selasa (23/07/24), sementara imbal hasil obligasi AS turun secara pasar menunggu data ekonomi dan sejumlah besar laporan kinerja perusahaan, melunturkan sentimen pasar terkait keputusan Presiden AS Joe Biden untuk mengakhiri pencalonannya kembali. Para pelaku pasar cukup nervous menunggu laporan PCE PRICE INDEX, ukuran Inflasi favorit Federal Reserve, yang akan dirilis pada hari Jumat. Imbal hasil obligasi acuan AS tenor 10 tahun turun 0,9 basis poin menjadi 4,251%. Indeks saham global MSCI turun tipis 0,06% menjadi 816,37. Di Wall Street, ketiga indeks utama memangkas kenaikan pada awal sesi dan ditutup di teritori negatif, terseret anjloknya saham-saham di sektor Minyak & Gas, Barang Konsumsi dan Telekomunikasi. Pada penutupan NYSE, Dow Jones Industrial Average turun 0,14%, sedangkan indeks S&P 500 drop 0,16%, dan indeks NASDAQ Composite tergelincir 0,05%. Indeks STOXX 600 pan-Eropa naik 0,13%, dibantu oleh reli terkait Teknologi. Sementara di Asia, indeks MSCI yang terdiri dari saham Asia Pasifik di luar Jepang ditutup 0,30% lebih tinggi pada 566,92.

• INDIKATOR EKONOMI: AS laporkan Penjualan Rumah yang sudah ada (Existing Home Sales) bulan June anjlok lebih dalam, -5.4% mom dibanding bulan May yang memang sudah mengawali masuk ke wilayah kontraksi -0.7%. Nanti malam para investor menantikan data lanjutan dari sektor Property, yaitu Building Permits dan New Home Sales (Jun); berbarengan dengan data PMI.

• MARKET ASIA & EROPA: KOREA SELATAN pagi ini sudah lebih dulu memulai rangkaian data ekonomi dengan merilis Keyakinan Konsumen (Jul) yang bertumbuh ke angka 103.6, dari 100.9 di bulan June. Sebagai tambahan dari benua Asia, selanjutnya ada JEPANG yang segera mengumumkan au Jibun Bank Japan Manufacturing & Services PMI (Jul) di mana perkiraan awal adalah masih bertahan di wilayah ekspansif walau pertumbuhan masih tipis. Hari ini dinobatkan menjadi PMI Day, secara benua Eropa juga akan mengikuti dengan sejumlah angka perkiraan awal yang mengukur aktifitas manufaktur & jasa di bulan Juli dari negara JERMAN, EUROZONE, INGGRIS.

• PILPRES AS 2024: Wakil Presiden AS Kamala Harris akan berkampanye di negara bagian Wisconsin yang menjadi medan pertempuran pada hari Selasa setelah mendapatkan dukungan dari mayoritas delegasi Konvensi Nasional Partai Demokrat, menjadikannya calon calon dari partai tersebut. Donald Trump memang sempat memimpin elektabilitas Pilpres AS 2024 di mana survey menyebutkan bahwa ia unggul 6% atas Biden/ Harris (54% vs 47%) berdasarkan survey yang diadakan 19 21July pada 2753 orang; naik 2% dari survey 13-15 July. Setelah Biden mundur dan menyerahkan nominasi kepada Harris, tingkat elektabilitas mereka berbalik memimpin dengan persentase 44% vs 42%, berdasarkan survey tanggal 22-23 July; walau Trump sempat sesumbar bahwa akan lebih mudah baginya untuk mengalahkan Harris ketimbang Biden. Masih panjang jalan Harris dalam memperebutkan kursi kepresidenan AS tahun 2024, di mana ia harus dinominasikan secara resmi oleh partainya dalam Konvensi Nasional Demokrat di bulan Agustus. Harris (usia 59) yang mantan Jaksa Agung California juga harus menentukan pasangan wakil presidennya nanti. Kemunduran Biden adalah sesuatu hal yang didukung pasar, berdasarkan polling Reuters bahwa 83% pemilih mengharapkan ia mengambil keputusan tsb terutama setelah anggota Partai Demokrat sendiri menyuarakan kekuatiran terkait kesehatan mental dan kemampuannya bertarung melawan Trump.

• MUSIM LAPORAN KEUANGAN: Alphabet melaporkan hasil yang lebih baik dari perkiraan setelah bel penutupan, didukung oleh naiknya pendapatan dari iklan digital & jasa cloud; sementara Tesla mengalami penurunan laba sebesar 45% karena berkurangnya permintaan kendaraan listrik. Hasil mereka mengawali musim laporan keuangan kuartal 2 para perusahaan megacaps Teknologi “Magnificent Seven” yang telah mendukung rally pasar belakangan ini.

• CURRENCY: DOLLAR menguat secara keseluruhan, sementara Yen menguat untuk hari kedua berturut-turut terhadap greenback. DOLLAR INDEX, yang mengukur kekuatan greenback terhadap sejumlah mata uang, naik 0,14% pada 104,45, dan Euro turun 0,37% pada USD 1,0849. Yen menguat 0,9% terhadap greenback pada 155,63 / USD.

• KOMODITAS: Harga MINYAK mentah bersiap rebound setelah turun sekitar 2% ke level terendah dalam 6 minggu di tengah meningkatnya ekspektasi gencatan senjata di Gaza dan meningkatnya kekhawatiran mengenai lesunya demand dari China. Setelah jam perdagangan berakhir, American Petroleum Institute (API) menunjukkan data penurunan tak terduga pada stok minyak mingguan; jatuh sekitar 3.9juta barrel untuk pekan yang berakhir 19Jul, meleset jauh dari perkiraan adanya tambahan 700ribu barrel. Penyusutan ini menyusul lenyapnya 4.4juta barrel pada pekan sebelumnya. Futures US WTI yang tadinya ditutup 1,8% lebih rendah pada harga USD 76,96, diperdagangkan naik menjadi USD 77.28 / barrel. Sementara itu dari komoditas lain, harga EMAS menguat tipis, di mana spot emas bertambah 0,43% menjadi USD 2,407.87 / ounce.

• INDONESIA: Selagi para pelaku pasar Indonesia menantikan data FDI (last: 15.5%) siang ini, kita juga mencerna posisi IHSG yang stuck di kisaran Resistance 7350-7375, ketika asing berbalik net sell IDR 87 miliar (all market), walau total jual bersih mereka sepanjang tahun sudah berkurang menjadi hanya IDR 2.85 triliun saja. Net sell terbesar di pasar reguler kembali melanda saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) mencapai Rp 148,7 miliar; dan juga saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) dengan net sell sebesar Rp 148,5 miliar. NHKSI RESEARCH kembali ingatkan untuk waspada pullback ke bawah Support 7290 bisa terjadi sewaktu waktu, terbaca dari indikator RSI negative divergence; yang akan membawa IHSG jatuh lebih lanjut ke level Support berikutnya di sekitar 7200.

Company News
• RMKO: Garap Pembangunan 2 Fasilitas Tambang ARII, Total IDR 61 Miliar
• LPCK: Lippo Cikarang Incar Prapenjualan IDR 1.43 triliun dari Proyek Anyar
• TBIG: Tower Bersama (TBIG) Lunasi Obligasi IDR 1Triliun

Domestic & Global News
Pemerintah Kaji Rumah, Tissue, Detergen, hingga Tiket Konser jadi Objek Cukai
Banjir Impor Produk China, India Tinjau Ulang Perjanjian Bebas Bea Masuk bagi Singapura Cs

Download full report HERE.