Bursa saham AS ditutup di teritori positif pada perdagangan Selasa (06/06/23) didukung oleh naiknya saham-saham sektor finansial, seiring para investor menantikan data Inflasi dan langkah Federal Reserve pada rapat pekan depan. Sementara itu para pelaku pasar sepertinya tengah berkonsolidasi sejenak setelah S&P500 sudah naik 20% sejak titik terendah Oktober 2022, didukung oleh peningkatan saham-saham mega cap, earnings season yang lebih kuat dari perkiraan; serta harapan bahwa bank sentral AS telah mendekati akhir dari trend naik suku bunganya. Fed fund futures mengindikasikan bahwa terdapat 80% kemungkinan The Fed akan menahan kenaikan suku bunga pada level 5-5.25%, seperti dilansir CME Group Fedwatch Tool. Namun demikian, masih terbuka 50% kemungkinan kenaikan 25 bps malah terjadi di bulan Juli.

Dari Benua Eropa, Jerman melaporkan Factory Orders (Apr) yang ternyata lebih baik dariperkiraan; Inggris juga merilis Construction PMI (May) yang makin ekspansif. Retail Sales Zona Eropa secara tak terduga menunjukkan kekuatan daya beli masyarakat yang lebih baik. Berhubung sentimen positif yang beredar di pasar menyatakan bahwa resesi global sepertinya belum akan melanda dunia, NHKSI RESEARCH menimbang bahwa IHSG masih punya kesempatan untuk kembali uji Resistance MA10 yang belum kunjung tertembus juga pada range: 6660-6680. Advise Average Up on Break masih menjadi opsi yang paling bijak untuk dilakukan pada saat sekarang ini. Hari ini akan dinantikan angka Trade Balance (May) dari dua negara terkuat di dunia yaitu China & AS, yang akan jadi patokan kesehatan ekonomi global dalam rangka menangkal kemungkinan resesi. World Bank merilis prospek negatif perekonomian global terbaru yaitu Global Economic Prospect (GEP) edisi Juni 2023, di mana pertumbuhan ekonomi global pada 2023 diproyeksikan tumbuh 2,1%. Jika terealisasi, maka pertumbuhan ekonomi tahun ini akan melambat dari 2022 lalu yang mencapai 3,1%. Sementara itu, pada 2024 pertumbuhan ekonomi global diperkirakan mampu mencapai 2,4%.

Download full report HERE.