Dow Jones ditutup anjlok 366 points/1.1% pada perdagangan Kamis (06/07/23) memimpin pelemahan di antara Nasdaq dan S&P500, seiring data ekonomi menunjukkan pasar tenaga kerja kembali memanas yang mana memicu pemikiran akan berlanjutnya kenaikan suku bunga oleh Federal Reserve; menempatkan yield obligasi negara melonjak tinggi menjelang data penambahan pekerjaan baru yang sedianya dirilis Jumat malam nanti. US ADP Nonfarm Employment Change ternyata mencatatkan 497 ribu pekerjaan baru di sektor swasta pada bulan Juni, jauh di atas perkiraan para ekonom 228 ribu dan bulan lalu 267 ribu. Adapun data tersebut memberi sentimen negatif yang lebih signifikan kepada pasar karena sesungguhnya Initial Jobless Claims juga ternyata lebih tinggi sedikit dari ekepektasi, serta data lowongan pekerjaan US JOLTS Job Openings bulan Mei juga di bawah perkiraan. Pelaku pasar khawatir The Fed akan melaksanakan panduannya untuk menerapkan setidaknya dua kali lagi kenaikan suku bunga. Menambah tanda-tanda kekuatan ekonomi, data aktifitas sektor jasa seperti tercermin pada US ISM Non-Manufacturing PMI semakin ekspansif, didukung oleh meningkatnya permintaan; walaupun harga yang dibayar baik oleh konsumen maupun pada tingkat produsen (sebagai indikator Inflasi), turun lebih dari titik terendah 3 tahun. Menyikapi pengumuman data ekonomi di atas, yield obligasi negara sontak melompat seiring ekspektasi kebijakan moneter ketat berlanjut, di mana yield tenor 2 tahun dan 10 tahun masing-masing melonjak 5% dan 4%. Saat ini para pelaku pasar memperhitungkan 93% kemungkinan bank sentral AS akan menaikan suku bunga pada bulan Juli ini, seperti dikutip dari Fed Rate Monitor Tool milik Investing.com. Dari benua Eropa, German Factory Orders pada bulan Mei juga melonjak signifikan di atas perkiraan, bertumbuh 6.4% (lebih tinggi dari konsensus 1.2%, dan bulan April yang hanya 0.2%). Sayangnya di tempat lain aktifitas bisnis terlihat masih lesu, secara Construction PMI Inggris pada bulan Juni jatuh ke area kontraksi dan Retail Sales (Mei) untuk area Euro Zone belum mampu bangkit dari pertumbuhan negatif bulan sebelumnya. Dari sudut komoditas, saham-saham sektor Energi memimpin pelemahan di pasar secara keseluruhan padahal harga minyak mentah rebound dari titik terendahnya seiring data mingguan menunjukkan persediaan minyak AS ternyata drop 1508 juta barrel, lebih besar dari perkiraan 983 ribu. Adapun saham-saham sektor Consumer mengalami tekanan seiring ketakutan melemahnya permintaan akibat tingkat suku bunga kredit perumahan yang meroket ke tingkat tertinggi mereka tahun ini. Sementara itu, walaupun sektor Teknologi berjuang untuk menangkal efek naiknya imbal hasil obligasi yang membuat biaya semakin mahal bagi para growth stock, Microsoft berhasil membukukan kenaikan 1% tertolong optimisme sekitar ranah AI.

Adapun IHSG bersuka ria sendiri melanjutkan gerakan bullish pada perdagangan Kamis kemarin, berhasil menabung kenaikan 38.35 points ke level 6757.33, kembali memasuki area Resistance kritikal dalam 1.5 bulan terakhir. Menimbang sentimen negatif yang bergulir di market regional, ada kemungkinan potensi naik lebih lanjut IHSG jadi terhambat, mengingat para investor/trader cenderung lebih berhati-hati di penghujung minggu. NHKSI RESEARCH menyarankan untuk Wait & See menunggu penembusan IHSG yang kuat tenaga bullish-nya, sebelum memutuskan untuk Average Up lebih lanjut.

Download full report HERE.