Today’s Outlook:

• S&P500 ditutup melemah tipis pada perdagangan Senin (04/03/24) alias turun 0.12% ke level 5130.95 setelah melalui sesi perdagangan yang naik-turun seiring para investor nervous menunggu rilis sejumlah data ekonomi dan testimoni Federal Reserve Chairman Jerome Powell. Apple menyumbangkan sentimen negatif dengan penurunan 2.5% menyusul denda USD 2 miliar dari Uni Eropa karena mencegah Spotify dan platform streaming musik lain menggunakan pilihan pembayaran di luar App Store. Di sektor lain, rally pada saham-saham chip semikonduktor termasuk Nvidia, membantu menjaga S&P500 bahkan sempat melaju ke titik rekor tertinggi baru pada perdagangan intraday didukung ekspektasi para investor akan semakin meningkatnya demand atas produk terkait AI. Adapun S&P500 telah melesat naik 21% dalam 4 bulan sampai akhir Februari. Bank of America Global Research bahkan telah menaikkan target akhir tahun S&P500 menjadi 5400 dari 5000, menunjukkan 5% upside potential dari posisi saat ini. Para pelaku pasar menunggu serangkaian indikator yang akan jelaskan kesehatan ekonomi AS dari sisi PMI sektor Jasa dan Factory Orders (Jan.) pada hari Selasa, serta Non-farm Payrolls pada hari Jumat. Di pekan ini pula, para investor menunggu komentar penting dari Fed Chairman Jerome Powell yang dijadwalkan berbicara pada hari Rabu dan Kamis. Senin kemarin Atlanta Fed President Raphael Bostic sudah mendahului dengan mengemukakan bahwa The Fed perlu berhati-hati dalam memutuskan pemotongan suku bunga dalam waktu dekat karena dapat menimbulkan euphoria yang justru akan mendorong permintaan (Inflasi) lebih tinggi dengan dalih pertumbuhan ekonomi, sehingga menyia-nyiakan usaha bank sentral mengendalikan Inflasi selama ini. Menyikapi hal tersebut, peluang pivot terwujud di bulan Juni mengempis menjadi 49.5%, turun dari 57% sehari sebelumnya.
• MARKET ASIA & EROPA: Pagi ini Korea Selatan telah umumkan GDP 4Q23 mereka yang berhasil in-line sesuai ekspektasi pada 2.2% yoy, naik dari 1.4% di kuartal sebelumnya. Adapun negara tetangga, Negeri Sakura pun sudah melaporkan Tokyo CPI & Core CPI (Feb.) yang masing-masing terapresiasi menjadi 2.6% yoy dan 2.5% yoy, naik dari posisi 1.6% di bulan sebelumnya untuk kedua indikator tersebut. Menyusul di pagi ini juga, Jepang akan jadi negara pertama yang umumkan Services PMI mereka yang mana diperkirakan masih bertahan di wilayah ekspansif walau menunjukkan sedikit penurunan. Yang lebih akan diperhatikan para pelaku pasar mungkin adalah Caixin Services PMI (Feb.) dari China, yang diharapkan akan semakin kuat di wilayah ekspansif. Sementara di siang hari giliran Jerman, Eurozone, dan Inggris yang akan luncurkan data Composite & Services PMI mereka di bulan Februari. Tak lupa Eurozone juga akan ungkapkan tingkat Inflasi mereka di level produsen, yang mana deflasi diharapkan bisa melunak ke level -0.1% mom dari -0.8% di bulan sebelumnya.
• KOMODITAS: harga MINYAK ditutup di teritori negatif pada hari Senin, setelah keputusan OPEC+ untuk memperpanjang periode pemangkasan produksi di kuartal 2 akhirnya diputuskan sesuai ekspektasi pasar. Harga acuan US WTI untuk kontrak Mei tergerus 1.5% ke harga USD78.74/ barrel, sementara futures Brent turun 0.8% ke harga USD82.86/barrel. Russia & Saudi Arabia, yang memimpin Organisasi negara-negara Pengekspor Minyak & aliansinya, dikenal dengan OPEC+ sepakat untuk lanjutkan pemotongan produksi 2.2 juta barrel/hari sampai akhir Juni. Namun demikian, komitmen ini tidak serta merta mengangkat harga karena sedikit banyak telah cukup priced-in di market; sementara peningkatan produksi justru tengah terjadi pada negara-negara yang tidak tergabung dalam OPEC+ seperti AS, ditambah masih lesunya permintaan dari pengimpor minyak nomer satu dunia yaitu China yang masih berjuang menggenjot roda perekonomiannya. Sementara itu, harapan tercapainya gencatan senjata Perang Gaza sebelum dimulainya bulan puasa Ramadhan (10 Maret) kembali jumpai jalan buntu seiring pihak Israel memboikot diskusi terkait gencatan senjata ini setelah pihak Hamas gagal untuk memberikan daftar nama sandera yang masih hidup. Wakil Presiden AS Kamala Harris pun turut menyerukan agar Hamas segera menerima tawaran gencatan senjata selama 6 minggu demi menciptakan situasi ke arah perdamaian pada Perang Gaza ini. Serangan pada kapal kargo komersial di Laut Merah oleh militan Houthi – Yemen yang dilancarkan sebagai aksi solidaritas terhadap Palestina, masih berlangsung di mana Houthi menenggelamkan sebuah kapal untuk pertama kali pada pekan lalu.
• Pada komoditas lain, EMAS melaju ke titik tertinggi sepanjang sejarah pada hari Senin, didorong oleh faktor berlanjutnya tensi geopolitik dan prospek pemotongan suku bunga The Fed di bulan Juni. Harga spot emas naik 1.5% ke titik rekor USD 2126.30, sementara futures gold untuk kontrak April menguat 1.4% ke harga USD 2125.65/ounce. Kenaikan logam berharga lainnya juga diikuti oleh PLATINUM dan PERAK yang masing -masing terapresiasi 1.9% dan 3.3%. Sebaliknya, di sisi metal industri, futures TEMBAGA justru melemah 0.4% mengantisipasi data ekonomi dari top importir China, yang akan mengadakan 2024 National People’s Congress di hari Selasa ini dan dipantau akan mengumumkan lebih banyak paket stimulus selain economic forecast untuk tahun 2024. However, para analis memperkirakan bahwa lesunya demand dari China sepertinya bisa di-offset oleh India secara mereka adalah negara dengan pertumbuhan ekonomi terpesat di tahun 2023, di mana anggaran belanja infrastruktur mereka diprediksi akan mampu mengangkat permintaan atas tembaga.
• Support IHSG berada dalam situasi cukup genting secara saat ini ditutup di posisi Closing terendah dalam 2 minggu, semakin kritis menguji Support lower channel (uptrend) dan telah menyentuh MA50 pada titik Low kemarin 7260. NHKSI RESEARCH perlu mengingatkan kembali para investor/trader untuk bersiap-sian kurangi posisi manakala konsolidasi terus berlanjut, karena berpotensi mengubah trend naik yang telah berlangsung sejak bottom November ini, menjadi trend Sideways (topping) dengan Support berikut di jajaran 7140-7100. Adapun sentimen pemberat market adalah posisi nilai tukar Rupiah yang semakin melemah melawan USD, terakhir bertengger pada IDR 15773/USD akibat arus keluar dana asing sepekan terakhir yang lumayan besar senilai IDR 3.03 triliun (all market). Untuk jangka pendek sepertinya Rupiah masih ada potensi pelemahan terbatas sampai IDR15800/USD, up to level previous High IDR 15848.

Company News
• BWPT: Laba Bersih Terbang 912%
• EXCL: Gandeng Huawei Garap Bisnis AI
• ADRO: Realisasi Capex Naik 53% di 2023

Domestic & Global News
• Migrasi Tiktok Shop Hampir 90%, Kemendag: Aturan e-Commerce Bisa Direvisi
• Australia Peringatkan Ancaman di Asean, Soroti Konflik Laut China Selatan

Download full report HERE.