Pasar saham global bergerak flat dan mencari arah seiring Wall Street ditutup libur hari kemerdekaan 4th of July. Pelaku pasar mencari petunjuk dari pengumuman data ekonomi. Dimulai dari Korea Selatan yang telat melaporkan CPI (Juni) bertumbuh 2.7% yoy, di bawah ekspektasi serta bulan sebelumnya. Jerman mengumumkan surplus Trade Balance (Mei) sebesar EUR 14.4 milyar, juga lebih kecil dari forecast maupun previous period. Pagi ini Korea Selatan telah melaporkan Cadangan Devisa (Juni) di posisi USD 421.45 milyar (meleset dari prediksi USD 432.26 milyar). Data ekonomi yang lebih krusial mungkin data dari Jepang & China hari ini di mana mereka terjadwal merilis Services PMI (Juni) dan Chinese Composite PMI. Ternyata pun demikian dengan beberapa negara besar Eropa seperti Perancis, Jerman, Zona Eropa, Inggris yang sedianya turut serta mempublikasikan data PMI (Juni) mereka di siang hari WIB nanti. Zona Euro juga akan memantau angka Inflasi di tingkat produsen atau PPI (Mei) yang diperkirakan akan dirilis deflasi -1.3% yoy, versus periode sebelumnya yang positif 1%. Malam harinya, akan keluar data US Factory Orders (Mei) yang mana pertumbuhan bulanannya diperkirakan naik 0.8% mom, ketimbang bulan April 0.4%. Dunia teknologi menanti diluncurkannya service baru dari Meta yang bernama Threads pada hari Kamis, yang bisa dikatakan produk saingan dari Twitter demi meraih para pengguna yang tidak setuju dengan gaya management Elon Musk. Sementara itu, China telah memberlakukan larangan ekspor dua materi mineral penting dalam pembuatan komputer chip yaitu gallium & germanium, mulai bulan depan, sebagai langkah terakhir mereka dalam perang semikonduktor dengan negara-negara Barat. Kedua logam tersebut krusial dalam pembuatan microchips, kendaraan listrik, peralatan militer & komunikasi. Di lain pihak, AS menyiapkan aksi balasan dengan menyetop akses China ke jasa layanan cloud termasuk dari Amazon & Microsoft. Dari sudut komoditas, harga minyak mentah dunia merangkak naik 2% pada perdagangan Selasa (04/07/23) secara para trader mencerna keputusan pemotongan produksi tambahan dari Saudi Arabia & Russia yang dipicu oleh tanda-tanda melemahnya aktifitas ekonomi global. Seperti diketahui, Saudi Arabia telah memutuskan untuk menambah pemangkasan produksi minyak 1 juta barrel/hari mulai bulan Agustus, disusul oleh komentar Russia yang juga merencanakan pemotongan 500 ribu barrel/hari.
IHSG ditutup di teritori negatif atau terdeduksi 14.96 pts ke level 6681.75 dipicu oleh aksi jual bersih asing sebesar IDR 125.54 milyar dengan value transaksi di bawah IDR 8 triliun, secara kebanyakan bursa saham Asia pun bergerak flat cenderung turun menyikapi sejumlah data ekonomi yang lemah. Indonesia telah merilis data PMI Manufaktur (Juni) di level 52.5, lebih tinggi dari bulan sebelumnya di level 50.3. Laju ekspansi sektor Manufaktur Tanah Air ini merupakan salah satu peningkatan paling cepat yang diamati selama 1,5 tahun terakhir. Adapun angka PMI tersebut tergolong kuat secara keseluruhan karena mampu melalui PMI Manufaktur Asean yang hanya mencapai 51.0, bahkan mampu mengungguli sejumlah negara-negara besar yang tergabung dalam G20 seperti China, AS, dan Jerman. Mengutip S&P Global, rilis data makroekonomi tersebut menandakan peningkatan kesehatan sektor manufaktur Indonesia selama 22 bulan berturut-turut. Menimbang sentimen pasar yang bergulir serta pandangan analisis teknikal, NHKSI RESEARCH menilai konsolidasi IHSG kemarin terbilang uji Support sejenak di mana angka Low masih bertumpu pada Support MA10 & MA20. Namun demikian, advise Average Up sebaiknya ditunggu sampai IHSG mampu lalui Resistance jangka pendek 6700 demi amannya.
Download full report HERE.