Today’s Outlook:
• Ketiga indeks utama Wall Street rally hampir 2% pada perdagangan Kamis (02/11/23) di tengah harapan Federal Reserve akhirnya telah mencapai akhir dari trend naik suku bunga, serta menyikapi serangkaian laporan keuangan emiten kuartal 3 yang lebih kuat di atas perkiraan. Yield US Treasury terus merosot turun, di mana obligasi negara tenor 10 tahun turun 12.3 bps ke level yield 4.666%; dengan demikian sentimen tersebut mendukung pasar saham naik. Menurut data LSEG, Wall Street memperkirakan laba kuartal 4 akan mampu tumbuh 7.2%, lebih rendah dari perkiraan awal bulan Oktober di 11%. Sejauh ini, 80.9% perusahaan telah melaporkan kinerja kuartal 3 di atas ekspektasi analis, sementara 14.9% meleset dari estimasi. S&P500 membukukan kenaikan 4 sesi berturut-turut, berhasil meraup persentase penguatan terbesar sejak April. Nasdaq menguat selama 5 hari berturut-turut, pun mencatat persentase naik terbesar sejak 28 Juli. 11 sektor utama S&P500 kompak menguat, dipimpin oleh Energy dan Real-Estate yang sensitif dengan perubahan suku bunga di mana masing-masing melonjak lebih dari 3%.
• DATA EKONOMI AS: Initial Jobless Claims naik ke angka 217 ribu, di atas perkiraan & dari minggu sebelumnya. Nonfarm Productivity 3Q23 meningkat menjadi 4.7% qoq, pun lebih tinggi dari ekspektasi dan kuartal sebelumnya. Sementara Unit Labor Costs untuk kuartal 3 malah turun -0.8% qoq, jauh lebih rendah dari kuartal sebelumnya di 3.2%. Factory Orders untuk bulan September meningkat hampir 3x ke level 2.8% dari 1% di bulan sebelumnya. Situasi soft landing tercapai untuk AS, di mana Inflasi berhasil ditekan tanpa mengorbankan pertumbuhan ekonomi ataupun lapangan pekerjaan terlalu banyak. Nanti malam sekitar jam 19.30 WIB AS akan kembali umumkan data penting dalam bidang ketenagakerjaan yaitu: Average Hourly Earnings (Okt.), Nonfarm Payrolls (Okt.) yang diperkirakan akan ada penambahan 188 ribu pekerja baru di sektor publik (turun dari bulan sebelumnya 336 ribu), serta penilaian Unemployment Rate di bulan Oktober yang diprediksi belum bergeming dari level 3.8%. S&P Global Composite PMI akan mencatat pertumbuhan sektor Manufaktur & Jasa AS yang diperkirakan masih aman di area ekspansif.
• MARKET ASIA: Ditahannya suku bunga The Fed untuk kali kedua berturut-turut pun ikut menyemangati bursa saham & obligasi Asia. Rally terjadi pada market Asia di mana Nikkei naik 1.4%, bluechips China terdongkrak 0.3%, sementara indeks Hang Seng melonjak 1.7%. Pagi ini Korea Selatan telah melaporkan Cadangan Devisa (Okt.) di angka USD 412.87 miliar, tak banyak berubah dari posisi bulan sebelumnya. Data yang lebih menyita perhatian akan segera datang dari China yaitu Caixin Services PMI (Okt.) di mana diprediksi bisa semakin menguat di wilayah ekspansif.
• MARKET EROPA: Perlambatan ekonomi masih mendominasi kisah ekonomi benua ini. Jerman laporkan Manufacturing PMI yang masih bergumul di wilayah kontraksi walau laju perlambatannya mulai melunak. Unemployment Change mereka pun meningkat lebih dari 2x lipat di bulan Oktober. Kondisi yang sama pun dialami oleh Eurozone yang laporkan Manufacturing PMI (Okt.) yang sesuai ekspektasi belum bisa keluar dari wilayah kontraksi. Bank of England kembali menetapkan suku bunga tak berubah di posisi 5.25%, merupakan kali kedua mereka tidak menaikkan suku bunga sejak memulai trend naiknya pada Desember 2021. Siang hari ini, para pelaku pasar akan memantau German Trade Balance (Sept.) yang diramal belum akan ada perubahan signifikan dari surplus bulan sebelumnya EUR 16.6 miliar. Menjelang sore, Inggris akan umumkan Composite PMI yang tampaknya masih perlu berjuang keras untuk keluar dari area kontraksi. Sementara itu, Unemployment Rate Zona Euro untuk bulan September diperkirakan akan kembali muncul di angka 6.4% ,seperti bulan sebelumnya.
• KOMODITAS: Harga Minyak mentah dunia diperdagangkan naik dipicu oleh kekhawatiran para trader akan berlanjutnya Konflik Timur Tengah yang bisa mengganggu persediaan. Baik Brent maupun US WTI naik masing-masing 1.2%. Dollar Index yang melemah 0.1% melawan mata uang major lainnya turun menyumbangkan katalis positif pada harga energi. Yen Jepang pun lanjut menguat 0.3% atas USD. Di sisi lain, harga Emas global merangkak naik 0.2% ke level USD 1985.86/ounce.
• IHSG turut sumringah mengikuti euphoria market regional, walau penguatan 1.64% pada perdagangan Kamis kemarin hanya didukung oleh beli bersih asing senilai IDR 114.37 miliar (RG market). Secara mingguan, pekan ini Net Foreign Sell terdata masih cukup tebal di angka minus IDR 3.37 triliun (all market) sementara sejak awal tahun jual bersih asing tercatat lebih besar lagi pada angka IDR 14.41 triliun (all market). NHKSI RESEARCH berharap IHSG mampu ditutup setidaknya di atas Resistance terdekat (MA10) yaitu 6760 di penghujung pekan ini, sebagai penegasan usaha recovery pertama dari bearish jangka pendek ini. Para investor/trader disarankan untuk menunggu break out Resistance yang lebih mantap sebelum melakukan tambah beli/ Average Up.  

Company News
• TINS: Mencatat Rugi IDR87,45 Miliar
• SMCB: Volume Penjualan Semen dan Terak Naik Tipis
• BRIS: Bungkus Laba Bersih IDR4,2 Triliun

Domestic & Global News
• Produksi Sawit RI Stagnan, Gapki Blak-blakan Ungkap Biang Keroknya
• Joe Biden Ultimatum Israel dan Hamas, Hentikan Perang Sekarang Juga!

Download full report HERE.