Ketiga indeks utama AS jatuh di atas 1% pada Selasa (02/05/23) dipicu oleh rontoknya saham-saham perbankan sebagai imbas dari timbulnya krisis sektor keuangan terbaru menyusul kabar dibelinya aset First Republic Bank oleh JPMorgan; seraya para investor menerka-nerka seberapa besar Federal Reserve segera akan menaikkan suku bunga pada keputusan FOMC Meeting yang bisa disaksikan Kamis dini hari jam 01.00 WIB. The Fed diprediksi akan menaikkan Fed Fund Rate sebesar 25 bps, dan para pelaku pasar gelisah menunggu adanya sinyal apakah ini akan merupakan kenaikan terakhir dari bank sentral; ataukah ada masih ada rencana kenaikan selanjutnya menilai tingkat Inflasi mereka masih jauh dari target 2%. Saham-saham energi juga tidak banyak membantu sentimen pasar secara potensi gagal bayar utang pemerintah AS menghantui animo pasar. Menteri Keuangan Janet Yellen mengatakan bahwa pemerintah AS bisa tidak beroperasi pada tanggal 1 Juni apabila penambahan batas atas utang tidak segera disetujui oleh parlemen. Sektor energi S&P500 anjlok 4.3%, sementara sektor finansial juga harus tergerus 2.3%. Volatility Index ditutup pada level tertinggi 1 minggu.

IHSG memulai hari perdagangan pertama bulan Mei 2023 dengan drop 52.41 pts/-0.764% ke level 6863.3 setelah sebelumnya sempat menguji Support MA10 & MA20 di area 6845-6820. Kekhawatiran para investor terkait krisis perbankan yang tengah melanda AS lebih besar daripada kenyataan bahwa tingkat Inflasi Indonesia (Apr.) berhasil kembali melandai ke posisi 4.33% yoy (vs 4.97% bulan Mar.) walaupun di tengah festive season bulan Ramadhan. Inflasi Inti juga sukses menjinak ke level terendah 10 bulan yaitu 2.83% yoy (vs 2.94% bulan Mar.), yang juga sama-sama lebih rendah dari forecast. Sementara itu, S&P Global Indonesia Manufacturing PMI (Apr.) kian ekspansif ke level 52.7 (vs 51.9 bulan sebelumnya), menandakan sudah 20 bulan berturut-turut terdeteksi adanya pertumbuhan aktivitas pabrikan. Bank Sentral Korea Selatan dan Indonesia menandatangani perjanjian kerjasama (Memorandum of Understanding) untuk bekerjasama mempromosikan mata uang kedua pihak melalui transaksi bilateral, seperti dalam transaksi neraca berjalan dan investasi langsung. Kerja sama ini diharapkan akan bisa membantu pelaku bisnis dari kedua negara dengan mengurangi biaya transaksi dan meminimalisir eksposure atas resiko volatilitas mata uang. Di benua lain, Reserve Bank of Australia memutuskan untuk menaikkan suku bunga 25 bps ke tingkat 3.85%, menghapuskan harapan pelaku pasar akan adanya pengereman laju suku bunga atas kenaikan yang sudah ke 11 kalinya dalam setahun ini. Menimbang sentimen yang tengah bergulir di market, NHKSI RESEARCH memperkirakan IHSG masih akan mengalami sesi konsolidasi lanjutan hari ini untuk kembali uji kekuatan level Support krusial 6845-6820; namun seandainya tenaga bullish lebih berjaya maka tugas para investor adalah memperhatikan apakah level Resistance kritikal di sekitar 6950-6960 bisa ditembus. Saran Wait & See sambil menunggu keputusan suku bunga The Fed yang akan diumumkan dalam kurang dari 24 jam ini tampaknya paling bijak untuk diterapkan.

Download full report HERE.