Today’s Outlook:
• Indeks utama Wall Street ditutup jatuh lebih dari 1% pada perdagangan Selasa (26/09/23) dengan Nasdaq memimpin pelemahan sebesar 1.57%, seiring yield US Treasury tenor 10 tahun terus bertahan di awang-awang titik tertinggi sejak 2007 (alias 16 tahun terakhir); sementara para investor masih berkutat dengan prospek suku bunga tinggi untuk waktu yang lebih lama di tengah ekonomi yang memburuk. Dow Jones Industrial Average membukukan persentase penurunan terbesar dalam sehari sejak bulan Maret lalu; bertiga dengan S&P500 dan Nasdaq mereka menutup posisi di level terendah dalam 3 bulan. Menambah kekhawatiran para investor, yaitu potensi US government shutdown (sebagian) pada weekend ini, yang mana diperingatkan oleh lembaga pemeringkat Moody’s bahwa jika hal ini terjadi maka akan sangat menodai rating kredit negara. Keseluruhan 11 sektor S&P500 ditutup di teritori negatif, di mana sektor Utilities yang sensitif dengan kenaikan suku bunga anjlok paling dalam 3.05%. CBOE Volatility Index, atau dikenal juga dengan indeks “ketakutan” Wall Street, ditutup di level tertinggi sejak 25 Mei. Saham saham megacap yang sebelumnya mendongkrak indeks lebih tinggi sekarang malah berbalik menyeret turun market; saham Amazon drop 4%, secara US Federal Trade Commission melancarkan gugatan hukum melawan peritel online tersebut dengan tuduhan bahwa Amazon telah menerapkan strategi yang tidak adil dalam melenyapkan pesaing untuk mempertahankan monopoli dengan cara-cara illegal.
• DATA EKONOMI AS: Building Permits terbaru rilis di angka 1.541 juta unit, hampir menyamai ekspektasi di 1.543 juta unit dan ternyata masih bisa menanjak dari periode sebelumnya di 1.443 juta unit. Namun tidak demikian buat penjualan rumah baru alias New Home Sales di bulan Agustus yang drop ke angka 675 ribu, dibanding perkiraan 700 ribu dan lebih rendah dari bulan sebelumnya pada 739 ribu. AS pun melaporkan Indeks Keyakinan Konsumen terendah dalam 3 bulan di level 103, tak mampu penuhi estimasi 105.5 dan jelas merosot dari bulan Agustus di 108.7. Angka indeks ini menyiratkan bahwa para konsumen (yang mendukung dua pertiga perekonomian) mulai merasakan tekanan ekonomi baik dari tingginya Inflasi dan trend naik suku bunga yang tak berkesudahan; belum lagi adanya potensi US  government shutdown. Para pelaku pasar sekarang memusatkan perhatian pada angka Personal Consumptions Expenditures (PCE) price index yang sedianya dipublikasikan hari Jumat, demi mencari acuan yang terbaru terkait Inflasi. Namun sebelum itu hari ini akan dipantau Core Durable Goods Orders (Agus.) yang diramal pertumbuhannya drop menjadi 0.1% mom, ketimbang bulan sebelumnya pada 0.5%.
• MARKET ASIA: Jepang melaporkan BOJ Core CPI yang konsisten di angka 3.3% yoy, lebih panas dari forecast 3.2%; sesuai dengan prediksi Bank Of Japan yang menyatakan Inflasi tinggi akan terus bercokol sehingga hal ini bisa mengancam eksistensi kebijakan moneter super-longgar mereka.
• KOMODITAS: American Petroleum Institute (API) merilis data persediaan Minyak mentah AS ternyata naik 1.586 juta barrel di luar dugaan, dibanding forecast yang perkirakan berkurang 1.65 juta barrel menyusul lenyapnya 5.25 juta barrel sebelumnya. Namun demikian hal ini tidak menghentikan harga Minyak WTI rebound 0.8% ke level USD90.39/barrel setelah melalui 4 sesi penurunan dalam 6 sesi terakhir. Sayangnya penguatan agak terbatas oleh karena tingginya US Dollar dan faktor ketidakpastian atas permintaan Minyak mentah & bahan bakar. Dollar Index (DXY) lanjutkan laju kenaikan pada hari Selasa, menyentuh level tertinggi sejak November lalu. Dollar yang lebih kuat cenderung mengurangi minat beli komoditas berbasis Dollar bagi para negara non-AS.
• IHSG: kembali terjerembab 74.581 pts/-1.07% ke level 6923.8, di mana asing jual bersih IDR496.5 milyar, mentotalkan Foreign Net Sell selama bulan September yang hampir berakhir ini di angka IDR3.82 triliun. Menimbang esok adalah hari libur nasional, NHKSI RESEARCH menilai mungkin perdagangan hari ini juga akan sama lambatnya dan tidak bersemangat seperti kemarin; sembari mempertahankan level Support kritikal sekitar 6920-6900 ini. Walau potensi penurunan terkesan sudah terbatas (= limited downside potential) namun para investor/trader baiknya lebih mengedepankan sikap WAIT & SEE untuk amannya. Sementara itu, nilai tukar Rupiah anjlok ke level terendah 7 bulan pada IDR15.464/USD (-0.42%) dan merupakan sentimen negatif pemberat market domestik kita; di tengah selebrasi peresmian bursa karbon Indonesia (IDX Carbon) yang diresmikan Presiden Joko Widodo kemarin.

Company News
• ESSA : Raih Kontrak Lanjutan Kilang LPG di Palembang
• MBMA: Patok Produksi 30 Ribu Ton Nikel
• INDY : Dirikan Kalista Nayara Dayautama

Domestic & Global News
• Otorita: 20 Investor Siap Masuk IKN, Investasi Lebih dari IDR 10 Triliun
• Juru Bicara: Volkswagen Akan Hentikan Sementara Produksi Dua Mobil Listrik Karena Lemahnya Permintaan

Download full report HERE.