Dow Jones dan S&P500 melemah tipis, sementara Nasdaq berjuang untuk berada di perbatasan teritori positif pada perdagangan Selasa (22/08/23) terpicu oleh kekhawatiran para investor bahwa The Fed akan pertahankan suku bunga tinggi untuk beberapa waktu lamanya; ditambah rontoknya saham-saham perbankan imbas dari downgrade credit rating oleh S&P atas sejumlah bank AS, menyebabkan indeks bank S&P500 anjlok 2.4%. Para investor masih menantikan pidato Chairman Federal Reserve Jerome Powell pada simposium Jackson Hole – Wyoming Jumat nanti yang akan berikan kejelasan mengenai trend suku bunga AS ini. Yield US Treasury benchmark tenor 10-tahun telah bereaksi lebih awal dengan menyentuh titik tertinggi 16 tahun di tengah prediksi The Fed masih akan pertahankan trend naik Fed Fund Rate ini. Sedangkan US Treasury tenor 2-tahun, yang lebih sensitif dengan pergerakan suku bunga, berada di level yield 5% yang mana ini adalah titik tertinggi sejak awal Juli. Biaya pinjaman yang lebih tinggi akan menekan belanja dunia usaha dan konsumen, dan pada akhirnya menyebabkan perlambatan ekonomi. Tampaknya ini mulai terbukti dengan data ekonomi AS yang baru saja melaporkan Existing Home Sales (Juli) yang lebih rendah dari ekspektasi, sebesar 4.07 juta unit (vs bulan sebelumnya 4.16 juta unit). Dari belahan dunia lainnya, Jepang merilis BOJ Core CPI di level 3.3% yoy, memanas di atas estimasi & periode sebelumnya di 3%. Adapun Zona Euro umumkan Current Account (Juni) yang berhasil catatkan surplus masif EUR 35.8 miliar, sangat kontras dengan perkiraan defisit maupun hasil bulan sebelumnya di EUR 7.9 miliar. Adapun hari ini dunia akan disajikan data PMI dari sejumlah negara, sebelum malamnya para pelaku pasar akan lebih fokus pada data-data ekonomi dari AS seperti : Building Permits, S&P Global Composite PMI, New Home Sales, serta tak lupa Crude Oil Inventories yang diramal akan kembali drop sebesar 2.299 juta barrel, menambah tipisnya cadangan minyak AS setelah minus 5.96 juta barrel di periode sebelumnya. Bicara mengenai komoditas, harga Crude Oil melemah pada hari Selasa karena pasar ambil sikap menunggu untuk melihat apakah ekspor Irak melalui terminal minyak Ceyhan akan dilanjutkan, di mana hal ini dapat mengurangi pengetatan pasokan yang disebabkan oleh pemangkasan produksi OPEC+ ; sementara ekonomi China yang goyah tidak banyak membantu prospek permintaan. Harga emas sedikit naik terbantu oleh pelemahan Dollar karena greenback mundur dari level tertinggi dua bulan, meskipun kekhawatiran akan kenaikan suku bunga AS masih membuat prospek pasar logam mulia tetap suram.

Neraca transaksi berjalan Indonesia pada kuartal 2/2023 tercatat defisit sebesar USD 7.4 miliar dan posisi Cadangan Devisa pada akhir Juni masih tinggi yakni sebesar USD 137.5 miliar. Bank Indonesia menjelaskan bahwa defisit transaksi berjalan masih terkendali seiring dampak tingginya ketidakpastian pasar keuangan global, di tengah kondisi penurunan harga komoditas dan perlambatan ekonomi global serta kenaikan permintaan domestik. Di sisi lain, IHSG memberi kejutan manis dengan naik mantap menembus resistance MA10 & MA20 serta saat ini tengah bertatap muka dengan resistance bullish Flag. Di tengah optimisme bullish sentiment ini masih bisa berlanjut, NHKSI RESEARCH menyarankan para investor/trader untuk melakukan AVERAGE UP setelah cukup yakin break area resistance 6930 dengan solid (dekat-dekat jam Closing).

Download full report HERE.