Ketiga indeks utama Wall Street kembali terbenam di teritori negatif untuk hari ketiga berturut-turut, dengan Nasdaq memimpin pelemahan sebesar 1.2%, setelah Federal Reserve Chairman Jerome Powell mengisyaratkan kemungkinan masih adanya kenaikan suku bunga setidaknya dua kali tahun ini demi menekan Inflasi AS ke target 2%. Komentar hawkish ini sontak membuat saham-saham Teknologi memerah, Philadelphia SE Semiconductor Index drop 2.7%; di kala pelaku pasar memperhitungkan 74.4% kemungkinan kenaikan suku bunga sebesar 25 bps pada FOMC Meeting mendatang bulan Juli, seperti dilansir CME Group FedWatch. Di sisi lain, sektor Energi berhasil rebound dari penurunan terbesarnya secara bulanan. Dari benua Eropa, sejauh ini Bank of England dinilai gagal mengendalikan Inflasi Inggris secara tingkat CPI bulan Mei malah dirilis tak beranjak dari level 8.7% yoy, tak mampu penuhi ekspektasi turun ke angka 8.4% yoy. Tak heran hari ini Bank of England akan mendapat sorotan terkait keputusan suku bunga acuan yang disinyalir akan naik 25 bps ke tingkat 4.75%. Tak hanya Inggris saja, Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia hari ini juga akan kembali tentukan tingkat BI7DRR yang diprediksi tetap di posisi 5.75%. Sedangkan para investor AS masih akan memantau ketat komentar kedua Jerome Powell di hadapan Komite Senat Perbankan AS nanti malam sekitar jam 21.00 WIB, sebelum diawali oleh rilis data Initial Jobless Claims mingguan dan Existing Home Sales (Mei).

IHSG akhirnya mampu bangkit ke teritori positif pada perdagangan Rabu (21/06/23) walau masih diiringi oleh jual bersih asing senilai IDR 61.93 miliar, mentotalkan Foreign Net Sell selama sepekan terakhir hampir sebanyak IDR 2 triliun (all market). Menimbang posisi IHSG saat ini yang telah bertengger kembali ke atas MA10 & MA20, NHKSI RESEARCH menilai bahwa potensi bullish lanjutan terbuka untuk menuju level Resistance kritikal di sekitar 6745-6765. Para investor/trader pasar modal Indonesia disarankan untuk Average Up bertahap.

Download full report HERE.