Kinerja buruk dan tekanan margin sejumlah perusahaan ritel, menekan bursa saham Wall Street. Indeks Nasdaq dan S&P 500 turun tajam hingga -4,73% dan -4,04%. Selain kenaikan harga BBM yang mempengaruhi biaya pengiriman, perusahaan ritel dihadapkan pada inflasi tinggi yang melampaui upah, mengikis daya beli konsumen. Tekanan Wall Street diperparah dengan aksi jual growth stock berkapitalisasi besar yang sensitif terhadap kenaikan suku bunga, seiring pidato Powell Selasa lalu, berkomitmen mengatasi inflasi tinggi AS.

Surplus neraca dagang seiring pertumbuhan ekspor, dengan impor yang terjaga, menjadi katalis positif perdagangan kemarin. IHSG menguat lebih dari 2%, sempat menyentuh level psikologis 6.800, sebelum akhirnya ditutup di level 6.793. Sembilan dari sebelas sektor menguat, dipimpin oleh teknologi (+5,57%) dan basic material (+2,21%), membuat IHSG konsisten bergerak di jalur hijau sepanjang perdagangan. Pergerakan IHSG ini, ditengah depresiasi rupiah yang mendekati level psikologis IDR 14.700. NHKSI Research memproyeksikan IHSG bergerak upward dengan kisaran 6.700-6.900.

Download full report HERE.