Today’s Outlook:

• Wall Street ditutup di teritori positif pada perdagangan Selasa (23/04/24), mencatat kenaikan dua hari berturut-turut yang sebagian besar didukung oleh laporan keuangan kuartal 1 yang lebih baik dari perkiraan, tepat sebelum dimulainya laporan kinerja dari Magnificent 7, di mana Tesla baru akan melaporkan setelah market tutup. Menyusul Tesla, giliran selanjutnya jatuh pada Meta di hari Rabu ini, kemudian Microsoft and Alphabet pada hari Kamis. Para pelaku pasar menunggu alasan apakah yang mendasari rontoknya valuasi mereka di kuartal pertama tahun ini. Saat ini kira-kira 14% perusahaan yang terdaftar di indeks S&P500 atau sekitar 70 nama telah melaporkan laba kuartal 1 mereka, yang mana 80% mencatat kinerja lebih baik di atas ekspektasi. Sejauh ini, laba mereka tercatat naik 9.4% yoy, didukung adanya peningkatan revenue 4.5%. Dari sudut indikator ekonomi, yield US Treasury tergelincir dari level tertinggi belakangan ini seiring data ekonomi AS menunjukkan aktifitas manufaktur & jasa secara tak terduga melemah di bulan April ke level terendah 4 bulan akibat demand yang lesu. S&P Global US Composite PMI ada di angka 50.9 untuk bulan April, turun dari 52.1 di bulan sebelumnya. Namun di sisi lain, sektor properti di sana terlihat masih kuat di mana Building Permits bertambah 1.467 juta unit, ini di atas forecast; sementara New Home Sales (Mar.) juga mencatatkan pertumbuhan 8.8% mom, jelas recover jauh lebih tinggi dari posisi minus 5.1% di bulan sebelumnya. Hari ini para pelaku pasar AS akan menunggu data Durable Goods Orders (Mar.) yang juga diprediksi masih akan bertumbuh, serta Crude Oil Inventories yang diproyeksikan bertambah 1,7 juta barrel lagi, berkurang dari 2,735 juta barrel sebelumnya.
• Bicara mengenai PMI, kebanyakan negara EROPA seperti JERMAN, EUROZONE, & INGGRIS mampu menggerakkan dan mempertahankan Composite PMI ke teritori ekspansif, kebanyakan terbantu oleh lebih agresifnya sektor jasa ketimbang manufaktur. Hari ini di Jerman akan ada penilaian German Ifo Business Climate Index (Apr.) yang akan menentukan optimisme para pelaku usaha dalam 6 bulan ke depan.
• Harga MINYAK naik lebih dari USD1/barrel pada hari Selasa seiring jatuhnnya US Dollar index ke level terendah mereka dalam seminggu, seraya para investor mengalihkan fokus mereka dari konflik Timur – Tengah ke indikator ekonomi global. BRENT alami penguatan 1.6% ke level USD 88.42 bpd, sementara US WTI terapresiasi 1.8% ke level USD 83.36 BPD. Adapun peningkatan aktifitas usaha yang ekspansif di benua Eropa dan jurus-jurus dari OPEC bisa jadi penopang harga Minyak, sementara di sisi lain performa ekonomi China masih kurang meyakinkan.
• Sepertinya yang menjadi highlight hari ini lebih kepada SENTIMEN DALAM NEGERI, di mana RDG BI akan menelurkan keputusan terkait suku bunga. Para pelaku pasar harap-harap cemas di tengah adanya pemikiran bahwa BI mungkin perlu naikkan suku bunga demi usaha menstabilkan RUPIAH, di tengah proyeksi pemotongan suku bunga AS yang semakin buyar. Sejauh ini USD/IDR tampak pullback sejenak ke level 16136 dari titik High 16256 kemarin, didukung oleh data surplus Trade Balance Indonesia bulan Maret yang menggelembung menjadi USD 4.47 miliar. IHSG kemarin pun finally membukukan kenaikan 37 pts/+0.52% ke level 7110.81, walau net sell asing masih terdata IDR 128 miliar namun arus jualnya sudah tidak sekencang biasanya. NHKSI RESEARCH menilai ancaman konsolidasi lanjutan masih belum ternetralisir, selama IHSG belum mampu bertengger kembali at least di atas 7130. Semoga proyeksi pullback USD/IDR ke arah 16070- 16050 seiring konsolidasi US Dollar index bisa jadi sentimen pendukung, namun hasil akhirnya memang masih menunggu data penting dari AS seperti PCE price index dan GDP Q1 mereka.

Company News

• BBCA: Laba Naik 11,7% pada 1Q24
• DOID: Siap Buyback 819,87 Juta Eksemplar
• ESSA: Laba Terbang 228% pada 1Q24

Domestic & Global News
• Harga Gula Meroket, Stok Milik ID FOOD Cuma Sisa Segini
• ECB Klaim Bisa Pangkas Suku Bunga di Kala Dilema The Fed

Download full report HERE.