Indeks utama Wall Street bergerak mixed & volatile seiring pelaku pasar menyikapi data Inflasi (Jan.) AS yang keluar di angka 6.4% YoY akibat biaya sewa rumah yang lebih tinggi & biaya makanan; di atas ekspektasi 6.2% walau lebih rendah dari Des. di 6.5%. Sedangkan Inflasi Inti juga masih bertumbuh 5.6% YoY, di atas perkiraan 5.5% walau sudah lebih rendah dari Des. di level 5.7%. Pasar mulai memperhitungkan setidaknya dua kali lagi kenaikan Fed Fund Rate di mana masing-masing sebesar 25 bps, pada bulan Maret & Mei; membawa FFR ke level 5.28% di bulan Juli. Dari benua Eropa, data ekonomi Inggris terkait pasar ketenagakerjaan menunjukkan angka yang solid, menjadikan AS & EU punya kekhawatiran yang sama akan tekanan inflasi yang belum juga menjinak. GDP 4Q22 Zona Eropa dilaporkan sesuai ekspektasi 1.9% YoY dan 0.1% QoQ, mengindikasikan perlambatan ekonomi menuju resesi mulai terlihat sebagai imbas naiknya suku bunga sebesar 3% yang dilakukan oleh European Central Bank sejak Juli lalu. Para pelaku pasar Eropa juga mulai mempertimbangkan adanya kenaikan 1% lagi sebelum suku bunga acuan ECB mencapai puncaknya; mengantisipasi rilis data Inflasi (Jan.) Inggris siang nanti (WIB), di mana terakhir masih bersikukuh di level double digit 10.5% YoY. Dari belahan dunia Timur, GDP 4Q22 Jepang menunjukkan pertumbuhan di bawah ekspektasi yaitu 0.6% YoY dan 0.2% QoQ, walau jelas sudah bergerak ke teritori positif daripada 3Q22 yang berada di level -1% YoY dan -0.3% QoQ.
IHSG melanjutkan laju bullish jangka pendek ke level 6941.85, merupakan angka Closing paling definitif sejak Des. lalu; didukung oleh Net Foreign Buy sebesar IDR 266.28 milyar terutama pada saham-saham bluechips di sektor banking. Sementara itu, ternyata sudah seminggu ini asing rajin melego saham GOTO, melepas nominal senilai IDR 334 milyar. Jika dorongan beli ini masih berlanjut maka besar kemungkinan IHSG mampu menembus Resistance krusial 6955-6965 yang mana akan membebaskan IHSG bergerak ke level psikologis 7000-an. Di satu sisi, hal ini akan mengkonfirmasi pola bullish reversal Inverted Head & Shoulders, yang mana TARGET idealnya bisa mencapai level all-time-high 7355-7377 lagi. Hari ini para pelaku pasar saham Indonesia akan memasang mata pada data Trade Balance (Jan.) yang mana diperkirakan keluar di angka USD 3.35 milyar, sedikit lebih rendah dari level di bulan Des. sebesar USD 3.89 milyar. NHKSI RESEARCH tetap menyarankan Average Up bertahap sebagai strategi manajemen portfolio yang paling bijak, menimbang sentimen market regional yang (kurang) kondusif.
Download full report HERE.