Optimisme inflasi telah mencapai puncaknya, Nasdaq menguat 200 poin atau pimpin penguatan Wall Street. Selain saham teknologi yang sensitif pada suku bunga tinggi, penguatan saham energi didukung kenaikan harga minyak, seiring pelonggaran Zero Covid Policy China, memicu harapan untuk lonjakan permintaan. Di sisi lain, Inflasi Headline AS Okt. melandai di bawah 8% YoY, memunculkan spekulasi pelonggaran Hawkish FFR Des. atau hanya naik +50Bps (Vs. +75Bps), menekan Safe Haven USD, dengan DXY turun mendekati level psikologis 100 poin. Adapun, penguatan Wall Street kontras dengan sentimen konsumen yang menurun, seiring inflasi dan suku bunga tetap tinggi, kembali mengisyaratkan konsumsi masyarakat yang lebih selektif. Data U. of Mich. menunjukkan sentimen AS Nov. berada di level 54,7 (Vs. Okt. 59,9).
Mulai pudarnya sentimen inflasi rendah AS, dan minimnya sentimen hari ini, membuat investor langsung mengantisipasi rilis data Neraca Dagang Indonesia pada Selasa (15/11). Berdasarkan survei Bloomberg, surplus Neraca Dagang Indonesia Okt. adalah senilai +USD4,3Miliar (Vs. Sept. +USD4,9Miliar). NHKSI Research melihat realisasi ekspor yang lebih rendah, seiring normalisasi harga sejumlah komoditas ekspor utama Indonesia, seperti batu bara dan CPO. Di tengah sejumlah sentimen, kami memproyeksikan IHSG hari ini berpeluang bergerak bullish.
Download full report HERE.