Dow Jones mencatatkan kerugian mingguan setelah ditutup turun 0.55%/187 points pada hari Jumat lalu karena para pelaku pasar menimbang antara laporan ketenagakerjaan bulan Juni yang melemah (meleset dari perkiraan untuk pertama kalinya dalam 15 bulan), melawan ekspektasi bahwa Federal Reserve masih kemungkinan akan melanjutkan kenaikan suku bunga akhir bulan ini. Ekonomi AS menciptakan 209.000 pekerjaan baru pada bulan Juni, meleset dari perkiraan 225.000 dan merupakan penurunan tajam dari 306.000 pada bulan sebelumnya. Itu merupakan laju penciptaan lapangan kerja terendah sejak Desember 2020. Tetapi pertumbuhan upah (rata-rata upah per jam) naik 4,4% bulan lalu, melampaui estimasi 4,2%. Sementara ekspektasi untuk kenaikan suku bunga di bulan Juli tetap intact, kini para investor bertaruh bahwa mendinginnya pasar tenaga kerja akan cukup untuk menahan The Fed menaikkan suku bunga pada September. Harapan ini sontak membuat yield US Treasury tenor 2 tahun jatuh ke bawah 5%, namun yield untuk tenor yang lebih panjang (10 tahun) tetap bertahan.

Akhir pekan lalu, IHSG dan market regional Asia pun kembali ditutup di teritori negatif seiring para pelaku pasar memperkirakan The Fed akan kembali mengetatkan kebijakan moneter mereka pada FOMC Meeting bulan Juli, dan adanya potensi perang dagang US-China berkobar kembali. Adapun hari ini akan dipantau data CPI (Juni) China serta Indeks Keyakinan Konsumen (Juni) Indonesia. Menimbang sentimen yang bergulir di market, NHKSI RESEARCH memperkirakan IHSG akan juga dipengaruhi oleh data-data ekonomi penting yang menjadi fokus pekan ini yaitu laporan CPI (Juni) dari beberapa negara besar dunia. Demi mempertahankan bibit bullish yang sudah muncul di pekan pertama Juli 2023, IHSG perlu usaha keras untuk melalui area Resistance kritikal 6745-6765. Oleh karena itu, Advise: Wait & See, serta Average Up bertahap masih merupakan yang paling bijak untuk diterapkan.

Download full report HERE.