Ulasan Kinerja 4Q17
BBTN mencetak interest income sebesar Rp5,4 triliun yang tumbuh 11,7% y-y, tetapi net interest income hanya tumbuh 8,9% y-y menjadi Rp2,9 triliun. Laba bersih tercatat hanya sebesar Rp1,0 triliun yang tumbuh tipis 2,5% y-y dipengaruhi oleh kenaikan beban provisi sebesar 26,3% y-y.

Tingginya Ketergantungan pada KPR Subsidi
Pada 2017, BBTN mencatatkan penyaluran kredit sebesar Rp199,0 triliun yang tumbuh 21% y-y. Rata-rata pertumbuhan sekitar 20% ini konsisten terjaga sejak 2015. Namun, pertumbuhan yang 2x lipat lebih tinggi dari pertumbuhan industri ini sangat dipengaruhi oleh lonjakan pada KPR subsidi sebesar 32,5% pada 2017. Porsi KPR subsidi sebesar Rp75,3 triliun atau 37,5% dari total kredit menjadi kontributor utama kredit.

Kami mewaspadai bahwa besarnya ketergantungan terhadap KPR subsidi berdampak potensi pertumbuhan laba yang datar. Pada 2015, pemerintah meluncurkan program KPR subsidi yang mendongkrak pertumbuhan laba bersih sebesar 65,9% dan 41,5% pada 2015 dan 2016.

Namun, kami memperkirakan bahwa pada 2018 pertumbuhan laba hanya akan naik tipis dari pertumbuhan laba sebesar 15,6% pada 2017. Intervensi pemerintah dalam bunga KPR subsidi dan tingginya pendanaan dari time deposit menghambat potensi pertumbuhan yang spektakuler.

 

Download laporan lengkapnya di SINI.