Today’s Outlook:

MARKET AS: Yield US TREASURY meningkat pada hari Kamis (19/09/24), karena dimulainya siklus pemotongan suku bunga pertama oleh Federal Reserve dalam lebih dari empat tahun mendorong minat risiko investor. Pemikiran bahwa ekonomi AS bergerak dalam skenario softlanding (= Inflasi aman terkendali sambil ekonomi dijaga tidak jatuh dalam resesi), mendukung rally tajam pada aset beresiko seperti saham.

INDIKATOR EKONOMI :
– INITIAL JOBLESS CLAIMS untuk pekan yang berakhir pada 14 September muncul lebih rendah dari yang diperkirakan pasar, dengan data menunjukkan jumlah warga Amerika yang mengajukan klaim pengangguran turun ke level terendah dalam 4 bulan. (Actual : 219k versus forecast & previous data around 230k).
– US RATE CUT : The Fed memperkirakan akan ada 2 pemotongan lagi masing-masing sebesar 25 bps tahun ini, tetapi pasar mengharapkan lebih banyak. CITI GROUP memperkirakan Federal Reserve akan memangkas suku bunga sebesar 50 bps lagi pada pertemuan November, namun beberapa pihak lain percaya bahwa The Fed kemungkinan besar akan memberikan pemotongan sebesar 25 bps jika data pasar tenaga kerja terus menunjukkan perlambatan moderat.

FIXED INCOME & CURRENCY : Hal ini berkontribusi pada aksi jual obligasi pemerintah AS yang mendorong kenaikan imbal hasil. YIELD US TREASURY acuan tenor 10-tahun mencapai level tertinggi dalam sekitar 2 minggu di 3.768% dan terakhir naik 3.2 basis poin menjadi 3.719%, dari 3.687% pada Rabu malam. Imbal hasil obligasi jangka pendek tertekan setelah rilis data terpisah menunjukkan penjualan rumah yang sudah ada (Existing Home Sales) di bulan Aug turun ke level terendah sejak 2023. US TREASURY tenor 2-tahun turun 1.5 basis poin menjadi 3.5876%, dari 3.603% pada Rabu malam. Di pasar mata uang, US DOLLAR melemah dalam perdagangan yang bergejolak. DOLLAR INDEX , yang mengukur kekuatan Dollar AS terhadap sekeranjang mata uang termasuk Yen dan Euro, turun 0.41% menjadi 100.61.

MARKET EROPA & ASIA :
– Keputusan BANK OF ENGLAND untuk mempertahankan suku bunga di level 5.0% tidak mengurangi semangat pasar di Eropa. POUNDSTERLING menguat 0.5% menjadi USD 1.3278.
– Pekan yang ramai dengan keputusan suku bunga berlanjut pada hari Jumat ini di mana BANK OF JAPAN menjadi sorotan. BOJ mungkin akan menentang tren rate cut global dan justru menyiapkan kenaikan suku bunga lanjutan secepatnya di bulan Oktober. YEN JEPANG melemah 0.21% terhadap dolar AS menjadi 142.57 per dolar. Namun sebelum pengumuman bank sentral Jepang, telah dirilis data National CPI (Aug) yang menunjukkan peningkatan Inflasi ke level 3.0% yoy dan 0.5% mom, dari 2.8% & 0.2% di bulan sebelumnya.
– Melengkapi gerakan bank sentral hari ini, PEOPLE’S BANK OF CHINA pagi ini juga akan segera merilis keputusan suku bunga acuan jk.pendek & panjang mereka yang diperkirakan masih akan ditahan tetap masing-masing pada 3.35% dan 3.85%.

KOMODITAS : Harga EMAS naik 1.15% menjadi USD 2.588,34 / ons. Harga MINYAK pun melonjak di atas 1%, didukung oleh pandangan bahwa suku bunga yang lebih rendah akan mendukung permintaan yang lebih kuat. Futures minyak mentah BRENT naik kembali di atas USD 74 / barel untuk pertama kalinya dalam lebih dari seminggu, dan ditutup pada USD 74.88, naik 1.67% pada hari itu. Minyak mentah US WTI ditutup terapresiasi 1.47%, pada USD 71.95 / barel.

Corporate News
BFIN: BFI Finance (BFIN) Tawarkan Obligasi IDR 600M, Bunga 6,6-6,9 Persen
PT BFI Finance Indonesia Tbk (BFIN) mengumumkan rencananya untuk menerbitkan Obligasi Berkelanjutan VI Tahap I Tahun 2024 dengan nilai sebesar IDR 600 miliar. Penerbitan ini merupakan bagian dari Penawaran Umum Berkelanjutan Obligasi Berkelanjutan VI dengan target dana mencapai IDR 6 triliun. Obligasi tersebut terdiri dari tiga seri: Seri A dengan nilai IDR 100 miliar, bunga tetap 6,60% per tahun, dan tenor 370 hari; Seri B senilai IDR 200 miliar dengan bunga 6,80% per tahun dan tenor dua tahun; serta Seri C yang ditawarkan senilai IDR 300 miliar dengan bunga 6,90% per tahun dan tenor tiga tahun. Manajemen BFIN menyatakan bahwa dana hasil penerbitan obligasi, setelah dikurangi biaya emisi, akan digunakan sepenuhnya untuk modal kerja dalam pembiayaan investasi, modal kerja, dan multiguna, kecuali untuk pembiayaan berbasis syariah. Fitch Ratings Indonesia memberikan peringkat AA-(idn) untuk obligasi ini, menunjukkan tingkat keamanan yang cukup baik bagi investor. (Emiten News)

Domestic Issue
Prabowo Bakal Cari Utang Baru IDR 775,87 Triliun saat Tahun Pertama Menjabat
Presiden terpilih Prabowo Subianto akan melakukan penarikan utang baru senilai IDR 775,87 triliun pada tahun pertama pemerintahannya atau pada 2025. Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan pemerintah telah mengesahkan Undang-Undang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara atau APBN 2025 dalam Rapat Paripurna, Kamis (19/9/2024), pagi. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati yang turut merancang APBN 2025 menjelaskan bahwa terdapat rencana pembiayaan utang 2025 senilai IDR 775,87 triliun. Artinya, pemerintahan Prabowo harus mencari utang tersebut pada tahun pertama. Sementara bila membandingkan dengan rencana pembiayaan utang tahun ini yang senilai IDR 553,1 triliun, angka tersebut melonjak hingga 40,2%. Terdapat kenaikan hingga IDR 222,8 triliun. Untuk tahun ini hingga 31 Juli 2024, Kementerian Keuangan telah melakukan pembiayaan utang senilai IDR 266,3 triliun dari outlook yang senilai IDR 553,1 triliun. Terdiri dari penerbitan SBN senilai IDR 253 triliun dan Pinjaman senilai IDR 13,3 triliun. Adapun, pembiayaan utang pada 2025 senilai IDR 775,9 triliun tersebut akan dipenuhi melalui penarikan pinjaman senilai IDR 133,31 triliun dan penerbitan surat berharga negara (SBN) senilai IDR 642,56 triliun. Untuk Pinjaman, pemerintah terpantau mengandalankan Pinjaman Dalam Negeri yang mencapai IDR 128,13 triliun. Sementara Pinjaman Luar Negeri direncanakan senilai IDR 5,17 triliun. Sementara itu, pembiayaan utang yang berasal dari SBN akan dipenuhi melalui penerbitan Surat Utang Negara (SUN) dan Surat Berharga Syariah Negara (SBSN)/Sukuk Negara. Kebutuhan akan utang tersebut bukan hanya sekadar untuk membiayai APBN, namun pengelolaan utang juga diarahkan sebagai sarana untuk mendukung pengembangan pasar keuangan domestik. (Bisnis)

Recommendation
US10YT menjumpai Resistance pada upper channel, tepat pada titik High yield 3.778% perdagangan kemarin hari Kamis (20/09/24), sebelum berbalik turun ke posisi yield 3.709% saat ini. Suggesting telah terjadi limited downside potential pada harga yang telah diprediksi sebelumnya, malah mungkin bisa dijadikan sebagai momentum untuk BUY ON WEAKNESS bond terkait, dengan asumsi yield masih akan lanjutkan trend turunnya dalam pola PARALLEL CHANNEL. Support yield sekarang : 3.668% – 3.60% ; jika kemudian ditembus maka akan mengarah ke 3.37% – 3.25%.

On the contrary, ID10YT tanpa ragu lanjutkan penurunan yield menembus Support 6.53% setelah Bank Indonesia melonggarkan kebijakan moneter 25bps (secara tak terduga) 2 hari yang lalu. Adapun tingkat yield saat ini 6.482% setara dengan titik terendah awal tahun 2024, dan manakala hal ini terjadi saat RSI muncul positive divergence, masih tersimpan potensi untuk technical rebound pada area Support tsb. Resistance : 6.577% – 6.607%

Download full report HERE.