Today’s Outlook:
Yield US Treasury tenor 10-tahun mencapai 3,844%, sedikit naik setelah mencapai level terendah 5 bulan. Sementara Imbal hasil obligasi tenor 2tahun naik kembali menjadi 4,275%, setelah mencapai 5,295% di bulan Oktober. Tingkat yield yang lebih rendah ini meskipun konsisten dengan tren secara keseluruhan, namun juga terbantu oleh kuatnya permintaan pada lelang Treasury tenor 5tahun. Penurunan tersebut telah mengangkat Euro ke level tertinggi sejak Juli, pada USD 1,10645 / Euro , dan memberikan keuntungan sekitar 1,6% sepanjang bulan ini, mendekati puncaknya pada tahun 2023 di USD 1,1276 / Euro. Dollar Index, yang mengukur mata uang AS terhadap sejumlah mata uang rivalnya, naik 0,2% masih mendekati level terendah dalam 5 bulan. Indeks ini berada di jalur penurunan sekitar 2,3% tahun 2023 ini, menghentikan kenaikan kuat selama 2 tahun berturut-turut sebelumnya.

Ekspektasi bahwa Federal Reserve akan dapat mulai memotong suku bunga lebih awal di tahun 2024, didukung oleh data Initial Jobless Claims pekan lalu yang bertambah 12ribu menjadi 218ribu, menandakan pasar tenaga kerja terus melonggar selama kuartal 4 ini. Market telah memperhitungkan 88% peluang pivot pertama dapat terjadi di bulan Maret 2024, menurut survey CME FedWatch, mengawali rangkaian pemotongan suku bunga dengan total 150bps tahun depan. Goldman Sachs memperkirakan akan ada 3x pemotongan suku bunga AS berturut-turut pada bulan Maret, May, and June, kemudian diikuti oleh satu penurunan tiap kuartal sampai Fed Fund Rate mencapai 3.25% – 3.5% pada Q3 tahun 2025. Dengan demikian Goldman Sachs menyatakan bahwa menurut perkiraan mereka akan ada 5x pemotongan di tahun 2024 dan 3x penurunan lagi di tahun 2025.

Para analis melihat bahwa sebagian besar investor lebih menaruh perhatian pada ekspektasi The Fed yang lebih punya kekuatan menggerakkan mata uang dunia dibandingkan sinyal dari bank sentral lain seperti ECB. Hal ini disebabkan karena The Fed juga mempunyai dampak yang lebih besar terhadap lingkungan risiko global secara keseluruhan, yang mana saat ini aset beresiko menjadi lebih disukai, dan dengan demikian juga minat terhadap USD mulai berkurang. Tak heran US DolLar melemah terhadap Yen Jepang , setelah merosot sekitar 4,6% pada bulan ini sejauh ini. Namun, Dollar masih menguat tajam pada tahun ini karena Bank Sentral Jepang (BoJ) mempertahankan kebijakan super longgarnya. Dalam sebuah wawancara pada hari Rabu, Gubernur BOJ Kazuo Ueda mengatakan dia tidak terburu-buru untuk menghapuskan kebijakan moneter longgar tersebut karena risiko inflasi berada jauh di atas 2% dan laju percepatannya juga terbilang lambat.

KOMODITAS: Harga MINYAK turun karena semakin banyak perusahaan pelayaran yang menyatakan siap transit di rute Laut Merah contohnya Maersk dari Denmark (walaupun Hapag Lloyd dari Jerman masih ragu untuk melintasi Laut Merah dan akan memilih jalur alternatif melalui Cape of Good Hope), sehingga mengurangi kekhawatiran akan gangguan pasokan akibat ketegangan di Timur Tengah yang terus meningkat. Di sisi lain, data dari Energy Information Administration menyatakan bahwa stok Minyak mentah AS ternyata tergerus 7.1juta barrel, jauh di atas perkiraan minus 2.7juta barrel saja ; sehingga kelangkaan Minyak di AS ini sedikit membatasi drop nya harga Minyak secara keseluruhan. Minyak mentah AS atau WTI turun sekitar 3% menjadi USD 71,90 per barel dan Brent berada di USD 78,38, turun 1,59% hari ini.

Sementara itu, harga EMAS melemah, tertekan oleh kenaikan US Dollar dan imbal hasil Treasury setelah emas mencapai level tertinggi dalam lebih dari tiga minggu pada sesi tersebut. Walau harga emas di pasar spot turun 0,5% namun masih bertahta di level USD 2.066 per ounce.

Corporate News
Pemerintah Terbitkan SUN Lewat Private Placement Senilai IDR 4,660 Triliun Pemerintah Rabu kemarin (27/12) melakukan penerbitan Surat Utang Negara (SUN) dengan cara Private Placement. Nilai nominal yang ditransaksikan total sebesar IDR 4,660 triliun yang transaksinya telah dilaksanakan pada tanggal 20 Desember 2023. Rinciannya, untuk SUN fix rate seri FR0076, nilai transaksinya sebesar IDR 2,8 triliun. Sedangkan untuk SUN seri FR0080 nilai yang ditransaksikan sebesar IDR 1,86 triliun. Seperti diketahui SUN seri FR0076 yang berjatuh tempo 15 Mei 2048 memberikan kupon 7,375% dan yield sebesar 6,85%. Sementara SUN seri FR0080 yang memiliki tanggal jatuh tmpo 15 Juni 2035 memberikan kupon 7,5% dan yield 6,62%. Tanggal setelmen keduanya adalah 27 September 2023. (Emiten News)

Domestic Issue
Indah Kiat (INKP) Lunasi Pokok Obligasi dan Sukuk Jatuh Tempo Sebesar IDR 584 Miliar PT Indah Kiat Pulp and Paper Tbk (INKP) segera melunasi pokok obligasi berkelanjutan III tahap III tahun 2022 seri A sejumlah IDR 398,81 miliar. Sekretaris Perusahaan INKP Heri Santoso mengatakan bahwa pihaknya juga akan melunasi pelunasan pokok Sukuk Mudharabah Berkelanjutan II Indah Kiat Pulp and Paper tahap III tahun 2022 seri A sebanyak IDR 186,15 miliar. Dengan begitu, emiten produsen kertas milik Grup Sinar Mas ini akan melunasi jumlah pokok obligasi dan sukuk sebesar IDR 584 miliar. Indah Kiat Pulp and Paper telah menyediakan dana yang digunakan untuk membayar pokok dua obligasi dan satu mudharabah yang jatuh tempo pada Desember 2023. (Kontan)

Recommendation
US10YT diperkirakan akan ditutup tahun ini masih dalam pola downtrend PARALLEL CHANNEL. Dengan posisi saat ini di bawah Resistance pertama : MA10 / yield 3.879% maka outlook tetap konsisten bearish. ADVISE : HOLD ; WAIT & SEE.

ID10YT lanjutkan pelemahan menuju target bottom yield 6.465%, kehilangan pamor kalah dengan window dressing saham seiring prospek pivot suku bunga di tahun mendatang. Antisipasi limited downside potential namun belum tersedia potensi technical rebound. ADVISE : HOLD, WAIT & SEE.

Download full report HERE.