Inflasi AS melandai. Basis tinggi inflasi 2021 dan disinflasi sejumlah barang serta jasa, menekan Inflasi Headline AS Okt. turun ke level 7,7% YoY. Hal ini, mendorong probabilitas kenaikan FFR Des. hanya +50Bps, naik dari 52% menjadi 85%, berdasarkan CME Fed Watch. Harapan Fed Pivot Des., juga didukung data tenaga kerja yang mulai tertekan, dengan Initial Jobless Claims AS yang naik 3% sepekan. Sentimen Fed Pivot juga mendorong kenaikan sejumlah komoditas seperti minyak dan emas, seiring tekanan pada DXY. Kenaikan harga minyak, di tengah larangan Uni Eropa terhadap minyak Rusia dan spekulasi pelonggaran Zero-Covid Policy China. Dari sisi domestik, basis rendah menopang GDP Indonesia 3Q22 tumbuh 5,72% YoY, atau terlihat tinggi, jika dibandingkan basis rendah 3Q21 yang hanya tumbuh 3,51% YoY. Ekonomi Indonesia 3Q22 juga kembali ditopang konsumsi masyarakat, seiring meningkatnya mobilitas masyarakat.

Download full report HERE.