Seri Benchmark Tertekan Akhir Pekan. PCE Core Deflator AS Mei naik +0,3% MoM (+4,7% YoY); tetap tinggi dari bulan sebelumnya +0,3% MoM (+4,9% YoY), memperkuat sikap Hawkish agresif the Fed di Juli, yang diproyeksikan kembali menaikkan FFR 75 bps menjadi 2,25%-2,50%. Data lain kembali menunjukkan masyarakat menahan konsumsi. Personal Spending Mei hanya tumbuh +0,2% (Vs. Apr. +0,6%), dan Personal Income flat +0,5% dalam periode yang sama. Data ekonomi AS ini diikuti Headline CPI YoY Indonesia yang mencapai 4,35% atau melampaui batas atas target inflasi tahunan BI antara 2%- 4,2%. FR0090 dan FR0091 catatkan kenaikan yield hingga 3,3 Bps dan 5 Bps, atau masing – masing ke level 6,13% dan 7,24%.

Corporate Bonds
Summarecon Agung Menerbitkan Obligasi IDR 448 Miliar. PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) akan menerbitkan Obligasi Berkelanjutan IV dengan target dana total IDR 3 triliun. Pada tahap pertama, emiten properti ini akan menerbitkan obligasi IDR 448,45 miliar. Obligasi dengan tenor 5-tahun ini menawarkan tingkat bunga tetap 8% per tahun. Berdasarkan pengumuman Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), obligasi Summarecon ini akan jatuh tempo pada 8 Juli 2027. (Kontan)

Domestic Issue
Penerbitan SBN Turun 60,7% Pada 1H22. Menteri Keuangan menyampaikan bahwa penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) neto mengalami penurunan 60,7% pada 1H22, atau hanya menerbitkan IDR 182,4 triliun. Angka ini mengalami penurunan dibandingkan realisasi pada periode yang sama pada tahun lalu IDR 464 triliun. Realisasi pembiayaan utang pada 1H22 yang mengalami penurunan juga selaras dengan starategi backloading untuk menjaga efisiensi biaya utang. (Kontan)

Recommendation
Depresiasi Rupiah dan Foreign Outflow Juni. Selain pembayaran utang denominasi USD dan peningkatan impor bahan baku, tidak adanya penerbitan Global Bond Juni berdasarkan data DJPPR, berpeluang membuat Cadev kembali tertekan, setelah Mei berada di level USD135,6 miliar. Adapun, data Cadev rilis Kamis pagi, setelah FOMC Meeting Minutes Results dini harinya. Pergerakan Cadev yang stabil memberikan ruang bagi BI di tengah rupiah yang mendekati level IDR15.000/USD.

Download full report HERE.