Wall Street membukukan performa terburuk pada tahun ini dengan kejatuhan ketiga indeks utama sekitar 2 persenan, seiring para investor menterjemahkan rebound pada aktifitas usaha sepanjang Feb. sebagaimana tergambar pada angka S&P Global Composite PMI yang masuk ke teritori ekspansif 50.2 (level tertinggi 8bulan) ; sebagai sebuah indicator lain bahwa Bank Sentral AS akan mempertahankan suku bunga tinggi demi mengendalikan inflasi. Benchmark obligasi negara tenor 10 tahun juga menyentuh titik tertinggi 3bulan, hampir mendekati yield 4%, tepatnya 3.9584%. Kurva imbal hasil obligasi antara tenor 2tahun dan 10tahun masih tetap terinversi pada minur 78bps, mengindikasikan meningkatnya kekuatiran atas ancaman resesi di depan mata. Sementara dari belahan dunia Eropa, level Purchasing Manager Index sektor manufaktur mereka rata2 masih melemah dari bulan sebelumnya, seperti terjadi pada Perancis, Jerman, , Zona Eropa ; walau dari sektor jasa tampak lebih ekspansif.

Adapun rilis data ekonomi terdekat yang dinanti para pelaku pasar adalah angka Inflasi Jerman (Feb.) dan German Ifo Business Climate Index (Feb.) pada siang hari ini (WIB) ; serta FOMC Meeting Minutes yang sedianya keluar Kamis dini hari (WIB) ; yang sedianya akan memberikan gambaran kepada para pelaku pasar bagaimana para pejabat tinggi Federal Reserve akan menyikapi data2 ekonomi yang masih memanas ini, secara pasar mulai memperhitungkan kemungkinan suku bunga acuan memuncak ke level yang lebih tinggi dari target awal The Fed , yaitu sekitar 5.35% pada bulan Juli nanti ; mempertimbangkan target inflasi yang ingin dituju masih jauh di level 2%.

Corporate News
Pelunasan Pokok Obligasi Berkelanjutan II Tahap IV 2018 Oleh BBRI PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) akan melunasi pembayaran pokok Obligasi Berkelanjutan II Tahap IV Tahun 2018 Seri A sebesar IDR 1.83 Triliun. Obligasi tersebut memiliki tenor 5 tahun sejak didistribusikan dari tanggal 21 Februari 2018 yang sudah jatuh tempo kemarin. Berdasarkan keterangan dari Corporate Secretary BRI Aestika Oryza Gunarto, BRI memiliki total obligasi yang jatuh tempo sejumlah IDR 5.31 triliun dan USD 500 juta serta nilai total obligasi yang jatuh tempo pada semester I 2023 sebanyak IDR 2.34 triliun. (Bisnis.com)

Domestic Issue
Tenor Pendek Jadi Buruan Investor Di Lelang SBSN Minat investor pada lelang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) kemarin terpantau tinggi. Penawaran masuk di lelang tersebut menembus IDR 30 triliun dari enam seri yang ditawarkan. Berdasarkan keterangan Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan, jumlah penawaran masuk pada lelang kemarin nominalnya sebesar IDR 30,45 triliun. Pemerintah hanya memenangkan IDR 12 triliun atau lebih rendah di bawah target indikatif pemerintah sebesar IDR 14 triliun. (Kontan)

Recommendation
ID10YT Yield ID10YT masih terhalang oleh area Resistance Neckline sekitar 6.75 (kemudian disusul resistance MA50 sekitar 6.792) sehingga belum mengkonfirmasi jadinya pola bullish reversal Inverted Head & Shoulders. Good news : MA10 & MA20 godlencross, ada harapan Uptrend tahap awal hendak dimulai. ADVISE : harap disadari bahwa Downtrend masih ada, harap Average Up bertahap seiring tembusnya Resistance nanti. US10YT US10YT sepertinya punya bullish trend lebih bersemangat dan tertib naik di atas MA10 (3.82 jadi Support terdekat now). Yield juga sudah tembus Resistance dari level previous High 3.905 (jadi level Trailing Stop) dan masih on going menuju TARGET berikut di angka bulat 4.00; disusul yield 4.243 / 4.338 ; seiring view hawkish Federal Reserve yang semakin mengental. ADVISE : Average Up accordingly, let your profit run.

Download full report HERE.