Wait and See investor, SUN Benchmark tertekan. Investor bersikap wait and see, menunggu hasil RDG BI yang diproyeksikan kembali menaikkan FFR sebesar 25Bps 50Bps, berdasarkan survei Bloomberg. Adapun, yield UST10Y kembali melampaui level 4% atau mencapai level tertinggi sejak pertengahan tahun 2008, seiring data perumahan belum mampu menahan sikap Hawkish the Fed. Data menunjukkan Housing Starts AS Sept. naik sebanyak 1,4 juta (Vs. Aug. 1,6 juta); terdampak dari tingginya Mortgage Rates, seiring kenaikan FFR tahun 2022. Lebih lanjut, the Fed diwacanakan akan menaikkan kembali FFR sebesar 75 Bps keempat kalinya berturut-turut pada pertemuan FOMC November mendatang.

Corporate Bonds
Obligasi PNM Kantongi Peringkat idAA. Obligasi milik PT Permodalan Nasional Madani (PNM) yang bakal jatuh tempo telah mengantongi peringkat idAA dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo). Adapun, obligasi tersebut ialah Obligasi Berkelanjutan V Tahap I/2021 Seri A yang memiliki nilai pokok sebesar IDR 1 triliun. Obligasi ini akan jatuh tempo pada 20 Desember 2022. (Kontan)

Domestic Issue
BI Pangkas Proyeksi Inflasi Indonesia. Bank Indonesia (BI) memangkas proyeksi inflasi Indonesia pada tahun 2022 menjadi 6,3% YoY. Sebelumnya BI memproyeksikan inflasi di level 6,6% – 6,7%. Kendati proyeksi inflasi terbaru BI lebih rendah tapi masih melampaui batas atas kisaran sasaran yang sebesar 4% YoY. Lebih detail, sumber kenaikan inflasi Indonesia saat ini adalah penyesuaian harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi pada September 2022 lalu. Selain itu, ada juga kenaikan inflasi pangan. (Kontan)

Recommendation
Investor antisipasi Hawkish BI 7DRR. Ketetapan BI merevisi turun target inflasi tahun 2022 menjadi 6,3% YoY; atau lebih rendah 30Bps-40Bps dari target sebelumnya 6,6%- 6,7%; mengindikasikan adanya potensi kebijakan moneter ketat lanjutan BI di sisa tahun ini. Selain Inflasi Headline Indonesia Oct. yang telah mendekati 6% secara tahunan, dan melampaui 1% secara bulanan, BI juga harus mengantisipasi sentimen Strong Dollar, dengan DXY bertahan di level tingginya 113 poin (Vs. Highest Level 114), jelang wacana kenaikan FFR +75Bps awal November mendatang. Tingginya ketidakpastian global membuat investor minati instrumen safe haven USD, membuat Rupiah mendekati level IDR15.500/USD pekan ini.

Download full report HERE.