Volatilitas komoditas energi, di tengah pelonggaran Zero-Covid Policy China. Harga minyak mendekati level terendah tahun ini, seiring suplai bahan bakar AS diatas perkiraan, membuat minyak Brent maupun WTI, masing-masing mendekati Lowest Level USD73,7/Barel dan USD70,6/Barel YtD. Tekanan lanjutan harga minyak, juga seiring proyeksi pelemahan pertumbuhan ekonomi global. Kontras dengan harga ICE Newcastle, kembali naik menembus level psikologis USD400/Ton, dipengaruhi meningkatnya harga gas Eropa. Di sisi lain, selain kenaikan Cadev Indonesia, katalis positif lainnya berasal dari optimisme konsumen. Consumer Confidence Index Indonesia Nov. di level 119,1 (Vs. Okt. 120,3) atau masih berada pada area optimis (>100). Adapun, Cadev Indonesia Nov. senilai USD134Miliar (Vs. Okt. USD130,2Miliar), didukung Foreign Inflow di pasar SBN, minati yield atraktif atraktif SUN FR91 dan FR87, serta minimnya suplai seiring berakhirnya SBN Auction 2022 per 6 Des. lalu.

Corporate Bonds
Anak Usaha Indika Energy Buyback Surat Utang IDR 464,6 M. Entitas anak PT Indika Energy Tbk (INDY) melakukan pembelian kembali (buyback) surat utang atau obligasi senilai total US$ 41,44 juta atau Rp 464,6 miliar. Hal ini dilakukan Indika Energy Capital III Pte Ltd dan Indika Energy Capital IV Pte Ltd. Indika Energy Capital III Pte Ltd telah membeli 5,875% dari surat utang yang jatuh tempo pada 2024, dengan jumlah prinsipal agregat mencapai US$ 10,5 juta di pasar terbuka. Surat utang 2024 yang dibeli kembali, merepresentasikan sekitar 1,83% dari nilai pokok awal surat utang 2024. (Beritasatu.com)

Domestic Issue
Pertumbuhan Penjualan Eceran Melambat. Pertumbuhan penjualan eceran pada November 2022 melambat dibandingkan pada Oktober 2022. Survei Penjualan Eceran menunjukkan, Indeks Penjualan Riil November 2022 tumbuh 0,7% MoM. Lebih rendah dari pertumbuhan pada Oktober 2022 yang sebesar 2,3% MoM. Hal ini, sejalan dengan Indeks Keyakinan Konsumen pada November 2022 tercatat 119,1 atau menurun dari 120,3 pada Oktober 2022. (Kontan)

Recommendation
Investor menyeimbangkan Headwinds dan Tailwinds, jelang rilisnya sejumlah data ekonomi di sisa perdagangan tahun 2022, sekaligus akhir 4Q22. Pekan ini, dari sisi eksternal, investor menantikan data CPI Headline AS Nov. yang diproyeksikan kembali melandai, atau ke level 0,3% MoM dan 7,3% YoY; serta FOMC Rate Decision yang diproyeksikan menaikkan FFR Des. hanya sebesar +50Bps menjadi Lower Bound 4,25%. Adapun, dari sisi domestik, investor menantikan data Trade Balance Nov. yang diproyeksikan surplus +USD4,05Miliar (Vs. Okt. +USD5,67Miliar) atau menyusut secara bulanan, seiring normalisasi harga sejumlah komoditas utama, dan tekanan ekspor karena menurunnya permintaan sejumlah mitra dagang utama Indonesia. Adapun depresiasi Rupiah menekan daya tawar Indonesia, Impor Nov. diproyeksikan hanya tumbuh 10,1% YoY (Vs. Okt. 17,4% YoY).

Download full report HERE.