USD kompak menguat dengan yield US Treasury; di tengah rilis data US Retail Sales (Jan.) yang menguat di level tertinggi 2 tahun, menyiratkan perekonomian yang masih ulet dalam hal consumer spending; mengindikasikan bank sentral AS masih akan mempertahankan tingkat suku bunga tinggi untuk beberapa waktu lamanya. Angka Retail Sales naik ke tingkat 3%, jelas lebih tinggi dari forecast 1.8% dan bulan sebelumnya minus 1.1%. Setali tiga uang, angka Inflasi (Jan.) Inggris belum juga meninggalkan level double digit, bertahan di tingkat 10.1% yoy, walau kenyataannya lebih rendah dari forecast 10.3% dan bulan sebelumnya 10.5%. Para pelaku pasar akan perhatikan sejumlah data ekonomi penting yang masih akan keluar hari ini dari AS yaitu Building Permits (Jan.), Housing Starts (Jan.), Initial Jobless Claims, Philadephia Fed Manufacturing Index (Feb.), serta tidak lupa tingkat Inflasi dari sisi produsen atau PPI (Jan.). Pasar cukup yakin laporan tersebut di atas akan sangat menentukan arah kebijakan moneter The Fed ke depannya.

Pemerintah Indonesia merilis data Trade Balance (Jan.) yang kembali membukukan surplus selama 33 bulan berturut-turut, di angka USD3.87 milyar; mengalahkan ekspektasi pasar di angka USD 3.35 milyar dan jelas bertumbuh secara yoy dari USD960 juta di bulan yang sama tahun lalu. Para pelaku pasar akan memasang perhatian lekat-lekat pada pengumuman suku bunga dari Bank Indonesia yang sedianya diumumkan hari ini di mana market sudah wajar memperkirakan bertahan di level 5.75%; atau setidaknya ada kenaikan sebesar 25 bps, membawa BI7DRR ke level 6%.

Corporate News
Obligasi Bank Mandiri Kantongi Peringkat Stable Outlook dari Pefindo. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk menerima peringkat tertinggi idAAA atau stable outlook untuk obligasi dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo). Peringkat tersebut diberikan terhadap Obligasi Berkelanjutan I Tahap I Seri B dan Seri C Tahun 2016, Tahap II Seri B dan Seri C Tahun 2017, Tahap III Tahun 2018 dan Obligasi Berkelanjutan II Tahap I Seri A dan Seri B Tahun 2020 Bank Mandiri senilai IDR11,9 triliun untuk periode 9 Februari 2023 sampai dengan 1 Februari 2024. (Bisnis Indonesia)

Domestic Issue
Proyeksi Besaran Yield Obligasi pada Tahun Ini dari Pefindo Pefindo memproyeksikan bahwa range yield obligasi bertenor 10 tahun adalah 7,60%–7,66% sepanjang tahun 2023. Sementara, untuk obligasi tenor 5 tahun diproyeksikan Pefindo akan berada pada rentang 7,10% – 7,15% di tahun 2023. Dengan asumsi yield benchmark tersebut, Pefindo memprediksikan bahwa tingkat kupon untuk obligasi korporasi tenor 5 tahun dengan peringkat AAA akan berada di kisaran 7,73%–8,12% di tahun 2023. Sedangkan untuk peringkat BBB dengan tenor 5 tahun akan berada di kisaran 12,51%–12,82% di tahun 2023. (Kontan)

Recommendation
Yield ID10YT melaju makin kencang ke utara mengawali keputusan suku bunga oleh Bank Indonesia hari ini; melampaui Resistance yield 6.827 dan sepertinya makin mantap menuju TARGET 7.06 / 7.202 / 7.234. ADVISE : Average Up accordingly. Sedangkan yield US10YT belum ada tanda-tanda berhenti menguat bahkan setelah mencapai TARGET 3.832 seiring view hawkish Federal Reserve yang Kembali merebak, menyikapi Retail Sales & Inflasi AS yang baru dirilis beberapa hari ini. Bukan tak mungkin yield US10YT akan berusaha melampaui Resistance dari level previous High 3.905 ; secara TARGET utk time-frame yang lebih panjang terletak di area yield : 4.243 / 4.338 / 4.514. ADVISE : Average Up accordingly.

Download full report HERE.