Today’s Outlook:
MARKET AS: Para investor bersiap menjelang FOMC MEETING minggu ini, di mana bank sentral AS tersebut kemungkinan akan memulai siklus pemotongan suku bunga pertama dalam 4.5 tahun. Pasar juga agak nervous menyusul laporan tentang upaya pembunuhan kedua terhadap calon presiden dari Partai Republik, DONALD TRUMP, meskipun mantan presiden itu tidak terluka.
MARKET SENTIMENT: Ada dua kubu pelaku pasar terkait besaran pemotongan suku bunga: persentase peluang pemotongan 50bps dan 25bps sama-sama berkisar 50%, demikian menurut CME Fedwatch. Langkah hari Rabu waktu setempat (Kamis dini hari WIB) kemungkinan akan menjadi penentu rencana The Fed untuk mulai melonggarkan kebijakan moneter, karena bank sentral berhadapan dengan kekhawatiran mengenai perlambatan ekonomi dan pasar tenaga kerja. Namun, data ekonomi terbaru menunjukkan US CPI tetap sulit turun, secara bulanan & CORE CPI. Suku bunga yang lebih rendah juga diperkirakan akan memberikan lingkungan yang lebih menguntungkan bagi pasar saham dalam beberapa bulan mendatang. Nanti malam akan ada indikator penting dari AS: Retail Sales (Aug) yang diperkirakan akan terkontraksi, namun sebaliknya Industrial & Manufacturing Production (Aug) justru bertumbuh positif.
KOMODITAS: Harga MINYAK naik pada hari Senin menjelang pemotongan suku bunga The Fed, meskipun kekhawatiran lesunya permintaan global kerap membatasi potensi naik yang signifikan. Kontrak BRENT naik 1,9% menjadi USD 72,94 / barel, sementara futures minyak mentah US WTI menguat 2,3% menjadi USD 69,29 / barel. Suku bunga yang lebih rendah sejatinya mendukung pertumbuhan ekonomi, yang pada gilirannya dapat membantu menjaga permintaan bahan bakar AS tetap kuat dalam beberapa bulan mendatang. Namun demikian, data ekonomi CHINA yang dirilis akhir pekan menunjukkan kelemahan ekonomi lebih lanjut di negara pengimpor minyak terbesar di dunia, sementara produksi minyak mentah di TELUK MEXICO dilanjutkan setelah BADAI FRANCINE, meskipun hampir seperlima dari produksi minyak mentah tetap tidak beroperasi.
MARKET ASIA & EROPA: Data yang dirilis selama akhir pekan menunjukkan produksi industri dan penjualan eceran CHINA turun lebih rendah dari yang diharapkan pada bulan Agustus. Pengangguran meningkat, sementara harga rumah turun selama satu bulan berturut-turut. Data tersebut meningkatkan kekhawatiran atas perlambatan berkepanjangan di ekonomi terbesar Asia, yang selanjutnya melemahkan sentimen terhadap negara dan pasar regional. Beberapa negara ASIA masih akan menutup pasar keuangannya hari ini karena public holiday sejak Senin kemarin (di antaranya adalah China & South Korea), oleh karena itu perhatian para pelaku pasar akan lebih terpusat ke EROPA, di mana ada laporan ZEW Economic Sentiment (Sept) untuk JERMAN & EUROZONE.
INDONESIA: Hari ini menantikan data Trade Balance (Aug) dan terutama memantau lekat-lekat pertumbuhan Ekspor – Impor nasional di mana prediksi memperkirakan kedua angka tersebut akan menurun dibanding bulan Juli.
Corporate News
KETR: Pefindo Tegaskan Rating Obligasi KETR idAAA, Ini Alasannya
Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menegaskan peringkat obligasi Ketrosden Triasmitra (KETR) dengan idAAA(cg). Peringkat instrumen utang itu, mencerminkan penanggungan penuh untuk menanggung pembayaran pokok dan kupon pada saat jatuh tempo dari Credit Guarantee and Investment Facility (CGIF) bersifat tanpa syarat dan tidak dapat ditarik kembali. Peringkat instrumen utang dapat diturunkan kalau peringkat penanggung diturunkan, atau terdapat pelanggaran terhadap perjanjian penanggungan berpotensi pada pengakhiran penanggungan. Perseroan merupakan perusahaan penyedia infrastruktur jaringan telekomunikasi. Ketrosden memiliki dua entitas anak, Jejaring Mitra Persada, memberi jasa pengembang (developer) untuk sistem kabel serat optik, dan Triasmitra Multiniaga Internasional, memberi layanan pemeliharaan, patroli laut, darat, pusat data, dan kolokasi. Sebagai induk usaha, Ketrosden memberi layanan kontraktor untuk infrastruktur jaringan darat dan laut. (Emiten News)
Domestic Issue
Lelang SUN Hari Ini, Pemerintah Bidik Raup Dana IDR 33 Triliun
Pemerintah siap melelang Surat Utang Negara (SUN) dalam mata uang Rupiah pada hari ini, Selasa (17/9). Dalam lelang ini, pemerintah menargetkan meraup dana hingga IDR 33 triliun. Lelang SUN untuk memenuhi sebagian dari target pembiayaan dalam APBN 2024 dilaksanakan hari ini pukul 09.00 WIB dan ditutup pukul 11.00 WIB. “Target indikatif IDR 22 triliun, target maksimal IDR 33 triliun,” tulis pengumuman Direktorat Jenderal Pengelolaan dan Pembiayaan Risiko Kementerian Keuangan (DJPPR Kemenkeu), hari ini. Ada tujuh seri SUN yang dilelang, yaitu SPN03241218 (New Issuance), SPN12250918 (New Issuance), FR0104 (Reopening), FR0103 (Reopening), FR0098 (Reopening), FR0097 (Reopening), dan FR0102 (Reopening). Lelang ini menawarkan tingkat imbal hasil 6.50 persen hingga 7.12 persen. (IDX Channel)
Recommendation
US10YT: menyongsong pemangkasan Fed Fund Rate, akankah yield US10YT berangsur turun terus menuju Support lower channel di kisaran 3.30-3.25%? Sejauh ini yield memang bergerak menurut pola downtrend channel (pink) sejak peak April-May. ADVISE: Selama yield tak mampu lewati at least Resistance pertama: MA10 / yield 3.676% (for now), yield konsisten dalam trend turun dan Harga obligasi dalam trend naik.
ID10YT sedikit lagi mencapai Support lower channel pada yield 6.525%, sementara RSI positive divergence ; mengindikasikan potensi technical rebound (Pada yield) di depan mata. RDG BI akan berlangsung pekan ini tanggal 18 Sept, beberapa jam sebelum pengumuman FOMC MEETING. Ada wacana pemotongan suku bunga oleh BI melihat Inflasi Indonesia aman terkendali dan nilai tukar Rupiah yang menguat belakangan ini, namun dari sisi amannya kami melihat sepertinya BI masih akan pertahankan suku bunga acuan BI7DRR pada level 6.25%. ADVISE: WAIT & SEE; ada indikasi limited upside potential pada harga, gunakan momentum tsb utk kurangi posisi dan lebih banyak lagi jika yield break resistance.
Download full report HERE.