Today’s Outlook:

MARKET AS: Laporan Penjualan Ritel AS yang lebih kuat dari perkiraan, yang membantu meredakan kekhawatiran akan resesi ekonomivmenjelang hasil keputusan FOMC MEETING yang telah dibuka. Sepertinya para pelaku pasar lebih banyak mengambil sikap WAIT & SEE menjelang pengumuman kebijakan moneter The Fed dalam rencana pemangkasan Fed Fund Rate (FFR) untuk pertama kalinya dalam 4,5 tahun, pada bulan September yang secara musiman terkenal sebagai bulan sulit di pasar saham.

MARKET SENTIMENT :

– US RETAIL SALES naik 0,1% mom pada bulan Agustus, menghapuskan kekuatiran kontraksi 0.2% yang diperkirakan, setelah naik 1,1% yang direvisi pada bulan sebelumnya. Angka ini membantu meyakinkan investor bahwa konsumen tetap relatif sehat dan dapat mencegah perlambatan ekonomi yang tajam mengingat pentingnya sektor ritel bagi perekonomian AS.

– Dengan demikian para investor memperhitungkan peluang 68% untuk penurunan 50 bps dan peluang 32% untuk penurunan 25 bps, menurut survey CME Fedwatch. Komentar dari Fed Chairman Jerome Powell akan dipantau dengan cermat, untuk mencari panduan tentang sejauh mana siklus pelonggaran akan membawa turun suku bunga dalam beberapa bulan mendatang.

– US INDUSTRIAL & MANUFACTURING (Aug) turut membawa kelegaan dengan pembacaan yang lebih kuat dari ekspektasi, bangkit ke pertumbuhan positif dari situasi kontraksi di bulan Juli. Data ekonomi lainnya yang ditunggu hari ini: angka Building Permits & Housing Starts (Aug).

MARKET EROPA & ASIA:

– Outlook ekonomi EROPA 6 bulan ke depannya masih terasa cukup suram secara GERMAN & EUROZONE ZEW ECONOMIC SENTIMENT mengeluarkan angka jauh di bawah ekspektasi, menyiratkan pesimisme para pelaku pasar akan situaasi perekonomian di sana.

– INGGRIS akan merilis angka Inflasi (Aug) di mana secara tahunan sepertinya belum akan beranjak lebih rendah dari 2.2%, sama seperti bulan sebelumnya. Sementara bagi EUROZONE, tingkat Inflasi 2.2% yoy inilah yang diharapkan bisa dicapai untuk bulan Aug, melandai dari 2.6% di bulan sebelumnya.

– Sementara kemarin CHINA & SOUTH KOREA masih dalam suasana public holiday, INDONESIA merilis angka surplus Trade Balance untuk 52 bulan berturut-turut, kali ini pada angka USD 2.89 miliar, lebih besar dari perkiraan USD 1.96 miliar dan peningkatan signifikan dari bulan Juli yang hanya USD 500 juta. Surplus ini didukung oleh pertumbuhan Ekspor yang lebih agresif ketimbang Impor (mostly dari sektor non-migas) walau keduanya sama-sama membukukan kinerja di atas estimasi.

– Bicara mengenai Trade Balance, sebaliknya JEPANG justru tampak struggling untuk menjaga laju pertumbuhan Ekspor – Impor mereka tetap stabil, di kala saat ini justru angka bulan Agustus yang keluar anjlok di bawah perkiraan. Core Machinery Orders (Jul) memang masih naik secara tahunan sebesar 8.7% dari kontraksi 1.7% tahun lalu, namun secara bulanan justru tumbuh negatif 0.1%.

Corporate News
Astra Sedaya Finance: Terbitkan Obligasi IDR 2.6 Triliun Untuk Modal Kerja
PT Astra Sedaya Finance akan menerbitkan obligasi IDR 2.6 triliun dalam dua seri. Obligasi ini merupakan bagian dari Obligasi Berkelanjutan VI Astra Sedaya Finance dengan target dana IDR 12 triliun. “Seluruh dana yang diperoleh dari hasil penawaran obligasi setelah dikurangi biaya emisi, seluruhnya akan dipergunakan perusahaan untuk modal kerja seluruh kegiatan usaha perusahaan yang mencakup investasi, modal kerja, multiguna, sewa operasi, kegiatan pembiayaan syariah, dan pembiayaan lain berdasarkan persetujuan dari Otoritas Jasa Keuangan,” ungkap Astra Sedaya dalam informasi tambahan ringkas yang diterbitkan pada 13 September 2024 lalu. Astra Sedaya telah menerbitkan obligasi dalam tiga tahap dengan total nilai IDR 6 triliun. Astra Sedaya akan menerbitkan Obligasi Berkelanjutan VI Astra Sedaya Finance Tahap IV Tahun 2024 dalam dua seri. Obligasi seri A memiliki nilai pokok IDR 1.18 triliun. Obligasi dengan tenor 370 hari ini menawarkan tingkat bunga tetap 6.45% per tahun. Obligasi seri B memiliki nilai pokok IDR 1.41 triliun. Obligasi dengan tenor tiga tahun atau 36 bulan ini menawarkan tingkat bunga tetap 6.70% per tahun. (Kontan)

Domestic Issue
Pemerintah Kantongi IDR 22 Triliun dari Lelang SUN Selasa (17/9)
Pemerintah meraih dana segar IDR 22 triliun dari lelang Surat Utang Negara (SUN) pada hari ini, Selasa (17/9/2024). Nilai yang yang dimenangkan itu setara dengan 34.53% dari total penawaran masuk yang mencapai IDR 63.70 triliun. Dalam pengumuman Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan, ada tujuhseri SUN yang dilelang pada hari ini. Jumlah itu termasuk 2 seri baru dan 5 seri reopening. Lebih terperinci, delapan seri SUN yang dilelang ialah seri SPN03241218 (new issuance), SPN12250918 (new issuance), FR0104 (reopening), FR0103 (reopening), FR0098 (reopening), FR0097 (reopening) dan FR0102 (reopening) melalui sistem lelang Bank Indonesia. Emisi baru SUN seri FR0103 mendapat penawaran terbesar dari investor dengan akumulasi senilai IDR 26.19 triliun. Adapun, kisaran yield tertinggi dan terendah untuk SUN yang jatuh tempo pada 15 Juli 2030 pada level 6.42% dan 6.40%. Selain FR0103, SUN seri FR0104 juga menjadi incaran investor dengan nilai penawaran masuk sebesar IDR 16.02 triliun. Adapun, total penawaran yang masuk sebesar IDR 63.70 triliun. Pemerintah memutuskan untuk memenangkan penawaran sebesar IDR 22 triliun pada lelang SUN hari ini. Hal tersebut mempertimbangkan yield SBN yang wajar di pasar sekunder, rencana kebutuhan pembiayaan tahun 2024, dan kondisi kas negara terkini. Direktur Surat Utang Negara DJPPR Kementerian Keuangan menuturkan permintaan investor secara keseluruhan masih dominan pada SUN tenor 6 dan 11 tahun, dengan jumlah incoming bids dan awarded bids masing-masing sebesar 66,27% dari total incoming bids dan 67.27% dari total awarded bids. Deni juga mencermati menjelang FOMC Meeting pekan ini market terlihat risk-on dengan probabilitas pemangkasan suku bunga acuan AS atau Fed Fund Rate 50bps sebesar 60%. Sesuai ekspektasi pasar, ekonomi AS mulai melemah dengan turunnya tingkat inflasi CPI AS bulan Agustus menjadi 2.5% yoy atau terendah sejak Februari 2021 dari 2.9% bulan sebelumnya dan inflasi PPI AS bulan Agustus 1.7% yoy yang terendah dalam 6 bulan terakhir dari 2.1% bulan sebelumnya. (Bisnis)

Recommendation
US10YT bersiap untuk tembus Resistance pertama yield: MA10 / 3.666%, berdasarkan indikasi RSI positive divergence. ADVISE: dengan adanya potensi pelemahan harga sementara, maka bisa gunakan momentum ini sebagai kesempatan untuk BUY ON WEAKNESS sementara yield mungkin akan bergerak naik menuju Resistance 3.783%.

Demikian pula ID10YT ada potensi limited downside potential pada yield di sekitar support 6.523% saat ini, berdasarkan RSI positive divergence. Jajaran Resistance sudah pasti adalah MA10 & MA20 yang selama ini menghalangi kenaikkan yield sejak July, saat ini berada pada level 6.62%. ADVISE: jika terjadi technical rebound pada yield, kurangi posisi obligasi apalagi jika yield semakin agresif menembus Resistance 6.685%, maka akan membuka jalan menuju TARGET: 6.77% / 6.90% / 7.00-7.05%.

Download full report HERE.