Today’s Outlook:
MARKET US: Rally yield US Treasury terhenti menjelang data Inflasi penting yang sedianya dirilis Jumat ini. Para investor juga memonitor perkembangan di ibukota Washington mengenai apakah para pembuat kebijakan mampu mencegah US government shutdown. Pergerakan imbal hasil Treasury baru-baru ini ke level tertinggi dalam 16 tahun telah membayangi pasar saham, yang telah mundur setelah Federal Reserve pekan lalu mengisyaratkan prospek suku bunga jangka panjang yang hawkish. Imbal hasil Treasury benchmark tenor 10-tahun yang berhenti di sekitar 4,6% dirasakan sebagai suatu “kelegaan” bagi para portfolio manager saham setelah 3-4 hari market tertekan.

Data menunjukkan ekonomi AS mempertahankan laju pertumbuhan yang cukup solid di kuartal kedua. Initial Jobless Claims naik sedikit pada pekan lalu; sementara closing kontrak pembelian rumah (Pending Home Sales) di bulan Agustus anjlok jauh lebih dalam dari perkiraan. Para investor akan memonitor Personal Consumption Expenditures (PCE) price index sebagai input terakhir mengenai trend Inflasi di AS. PCE price index ini merupakan data ekonomi penting yang paling ditunggu-tunggu para pelaku pasar, karena mereka mengantisipasi kecenderungan tanda-tanda Inflasi kembali memanas.

KOMODITAS: Harga Minyak diterpa profit-taking yang terbilang cukup tajam dalam 2 bulan terakhir, setelah Crude futures rally lebih dari 30% sejak akhir bulan Mei. Minyak WTI yang diperdagangkan di New York dan Brent yang berbasis di London turun dari singgasana harga USD95/ barrel yang merupakan puncak tertinggi 13 bulan bagi WTI, dan 10 bulan bagi Brent. Adapun para analis memperkirakan kemungkinan koreksi berlangsung adalah sama besarnya dengan peluang rally harga Minyak kembali berlanjut sampai akhir tahun. Harga Minyak yang selangkah lagi menyentuh USD100/barrel memang terkesan overbought dan siap pullback kapan saja; resiko penurunan terbuka jika terjadi penjualan besar-besaran di pasar obligasi. Harga Minyak WTI saat ini untuk pengiriman November berada di harga USD91.71/barrel, turun 2.1% untuk intraday setelah sempat menyentuh USD95.04, titik tertinggi sejak Agustus 2022. Bahkan hari Rabu lalu, US crude benchmark ini sempat melompat 3.7%. Sedangkan harga Minyak Brent untuk pengiriman Desember berada pada level USD93.1/barrel, turun 1.3% secara intraday; setelah naik 2.1% di hari Rabu. WTI memulai pendakian dari titik terendah bulan Mei lalu, sejak harga di bawah USD64 dan Brent di bawah USD72; dengan demikian mereka telah mengantongi kenaikan masing-masing USD25 dan USD30. Rally ini sebagian besar merupakan respon para pelaku pasar atas pemangkasan produksi Saudi Arabia & Russia; walaupun diam-diam didukung oleh para produsen minyak AS yang siap menahan produksi kapan saja dalam rangka memaksimalkan keuntungan.

Harga Emas jatuh ke level terendah 7 bulan pada hari Kamis seiring para trader menekan harga logam mulia ini ke arah USD1850/ounce, setelah menjebol Support USD1900 pada sesi perdagangan sebelumnya. Gold futures contract dari New York Comex untuk bulan Desember berada pada harga USD1878.6/ounce, atau turun 0.6% (setelah sempat menyentuh Low USD1874.55; titik terendah sejak Maret lalu). Comex Gold telah kehilangan 2% dalam 48 jam, menghapus usaha naik 5 pekan sebelumnya sejak pertengahan Agustus. Sementara itu, harga spot Emas berada pada level USD1866.97, atau turun 0.4% (setelah menyentuh Low USD1857.74/ounce; juga merupakan titik terendah sejak Maret lalu). Diketahui pasar obligasi yang tengah meroket ini telah memusnahkan harapan rebound harga Emas. Yield US  Treasury tenor 10 tahun, meroket ke titik tertinggi 16 tahun pada sesi perdagangan Kamis, atas ekspektasi akan berlanjutnya trend naik suku bunga The Fed. Penjualan besar-besaran pasar obligasi bahkan terus berlanjut walaupun US Dollar sudah pullback dari level tertinggi November.

MARKET EROPA: Inggris akan laporkan GDP kuartal 2/2023 hari ini, sementara Jerman menunggu data Retail Sales (Agus.), German Unemployment Rate (Sept.).  Eurozone juga akan menyusul dengan data ekonomi yang tak kalah penting yaitu perubahan CPI & Core CPI (Sept.).

MARKET ASIA: Pagi ini Jepang telah merilis Tokyo Core CPI (Sept.) yang turun ke level 2.5% yoy; Unemployment Rate naik sedikit di bulan Agustus menjadi 2.7%, Industrial Production (Agus.) flat di level 0.0% walau demikian lebih baik dari prediksi minus 0.8%; sementara itu Retail Sales (Agus.) naik di atas ekspektasi menjadi 7.0% yoy, tidak berubah dari posisi bulan sebelumnya. 

Corporate News
Perusahaan Gas Negara (PGAS) Bereskan Buyback Obligasi USD953 Juta Perusahaan Gas Negara (PGAS) telah menuntaskan buyback obligasi senilai USD 953,29 juta. Pembelian kembali surat utang senior dilakukan beberapa tahap. Tepatnya, tiga kali transaksi sejak 14 Desember 2022 hingga 22 September 2023. Buyback pertama dilakukan pada 14 Desember 2022 sejumlah USD 400 juta. Kemudian, pada 31 Mei 2023 kembali membuyback USD 499,85 juta. Dan, terakhir buyback dilakukan pada 22 September 2023 dengan menyerok surat utang senilai USD 53,44 juta. Berdasarkan penuntasan transaksi itu, untuk sementara sisa obligasi belum ditebus alias masih beredar senilai USD 396,7 juta. (Emiten News)

Domestic Issue
Prospek Obligasi Korporasi Kuartal IV/2023 Usai The Fed Tahan Suku Bunga Penerbitan surat utang atau obligasi korporasi pada kuartal I/2023 diperkirakan akan teradang oleh beberapa rintangan, salah satunya adalah kenaikan cost of fund sebagai imbas dari keputusan Bank Indonesia (BI) untuk mempertahankan suku bunga acuannya di 5,75 persen. Associate Director Fixed Income Anugerah Sekuritas Ramdhan Ario Maruto menilai bahwa hal tersebut berpotensi untuk mengerek tingkat bunga obligasi korporasi dan meningkatkan besaran kupon yang harus dibayarkan oleh setiap perusahaan penerbit obligasi. Adapun, Associate Director Fixed Income Anugerah Sekuritas itu memperkirakan bahwa sentimen Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 tidak akan terlalu memengaruhi kondisi pasar obligasi korporasi pada akhir 2023 hingga awal 2024. Sebab, menurut Ramdhan, arah pasar obligasi Indonesia cenderung lebih dipengaruhi oleh sentimen-sentimen eksternal, terutama pergerakan suku bunga global, kenaikan US treasury yield, serta penguatan indeks dolar AS. (Bisnis)

Recommendation
US10YT tampaknya mulai mundur dari Resistance upper channel setelah membentuk candle serupa Shooting Star. Pullback diperkirakan bisa saja menuju MA10 / yield 4.486% . ADVISE : SELL ON STRENGTH ; atau gunakan Trailing Stop bila masih ingin let your profit run.

ID10YT lanjutkan pendakian setelah sukses menembus Resistance upper channel – uptrend, saat ini hampir menyentuh level psikologis yield 7.0%. Tsmpaknya bukan tak mungkin ID10YT tengah menuju TARGET 7.085% dari pola PARALLEL CHANNEL sebelumnya. ADVISE : let your profit run ; jangan lupa set your TRAILING STOP. Selama yield masih bermain di atas MA10 ( Support yield 6.793%) = belum urgent untuk SELL.

Download full report HERE.