Today’s Outlook:
MARKET US: Imbal hasil US Treasury merosot setelah menyentuh level tertinggi sejak 2007 baru-baru ini, dengan imbal hasil Treasury tenor 10-tahun turun menjadi  4.854% setelah naik ke level tertinggi 16-tahun di 5.025%. Lonjakan imbal hasil Treasury jangka panjang didorong oleh beberapa faktor termasuk pertumbuhan  ekonomi yang lebih kuat dari perkiraan dan inflasi yang tinggi serta lonjakan pasokan karena Departemen Keuangan AS meningkatkan pinjaman. Adapun langkah ini dilakukan seminggu menjelang pertemuan dua hari FOMC Meeting yang dijadwalkan pada 31 Oktober nanti. The Fed diperkirakan akan mempertahankan suku bunga stabil bulan depan. Para analis juga berpendapat bahwa soft landing telah tercapai di mana The Fed berhasil menjinakkan Inflasi lebih cepat daripada laju perlambatan ekonomi. Konflik geopolitik juga terus dipantau pelaku pasar, yang harap-harap cemas memonitor potensi meluasnya perang Israel – Hamas ini. Berkaitan dengan hal tersebut, harga Minyak mentah dunia rontok 3%, di mana harga minyak acuan Brent (London) kembali ke bawah level psikologis USD90/barrel, seiring meningkatnya upaya diplomatik untuk mengakhiri konflik Timur Tengah ini yang tadinya mendongkrak naik harga Minyak sebanyak 10% selama 2 minggu terakhir. Setelah Presiden AS Joe Biden mengunjungi Israel pekan lalu, giliran pemimpin Perancis dan Belanda yang akan mengunjungi wilayah tersebut dalam usaha mencari solusi terbaik. Sejumlah data PMI akan mendominasi perhatian pasar global di mana USA juga akan laporkan S&P Global Composite PMI (Okt.) beserta PMI untuk Manufacture dan Services malam ini.

MARKET ASIA: Dini hari tadi Korea Selatan telah mengawali serangkaian data ekonomi global di mana mereka melaporkan PPI (Sept.) bertumbuh 1.3% yoy dari bulan sebelumnya 1.0%; walau secara bulanan pertumbuhan melambat menjadi 0.4% mom dari bulan Agustus 0.9%. selanjutnya akan ditunggu data PMI Jepang dan Inflasi Inti Bank of Japan di mana diperkirakan aktifitas usaha manufaktur di Jepang bisa sedikit meningkat, walau Inflasi Inti tetap terkendali.

MARKET EROPA: Lebih banyak data makroekonomi datang dari benua Eropa hari ini diantaranya Inggris akan laporkan sejumlah data penting terkait ketenagakerjaan dan pertumbuhan upah, serta Composite PMI. Setelah itu Jerman menyusul dengan laporan GfK German Consumer Climate untuk bulan November serta data PMI (Okt.). Eurozone tak mau kalah dengan sejumlah data PMI sambil menunggu ECB President Christine Lagarde dijadwalkan berbicara malam nanti sekitar jam 19.30 WIB untuk memberikan arahan pasar dan kebijakan moneter.

MARKET INDONESIA: Posisi nilai tukar Rupiah yang tak kunjung membaik walau RDG BI pekan lalu telah menaikkan BI7DRR secara tak terduga 25 bps ke level 6.0%. Posisi Rupiah yang mendekati IDR16,000/USD cukup membuat nervous para pelaku pasar. 

Corporate News
Adira Finance (ADMF) Tawarkan Surat Utang IDR 1.55T PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk (Adira Finance) atau (ADMF) akan menerbitkan surat utang total senilai IDR 1.55 triliun. yang terdiri dari Obligasi senilai IDR 1.25 trilun dan Sukuk Mudharabah senilai IDR 300 miliar. Dalam prospektus yang diterbitkan Senin (23/10) disebutkan Obligasi seniliai IDR 1.25 triliun merupakan bagian dari penawaran umum berkelanjutan VI dengan target dana yang dihimpun sebesar IDR 9 triliun, terdiri dari Seri A IDR 834.39 miliar dengan bunga Obligasi sebesar 6.15% per tahun dengan tenor adalah 370 Hari Kalender terhitung sejak Tanggal Emisi. Selanjutnya seri B sebesar IDR 385.23 miliar dengan bunga Obligasi sebesar 6.50% per tahun dan bertenor 36 bulan serta ser C sebesar IDR 30.37 miliar dengan bunga Obligasi sebesar 6.55% per tahun dan bertenor 60 terhitung sejak Tanggal Emisi. (Emiten News)

Domestic Issue
Penghimpunan Surat Utang di BEI Sentuh IDR 105.13 Triliun PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat penghimpunan dana dari penerbitan surat utang menyentuh IDR 105.13 triliun per 20 Oktober 2023. Angka ini berasal dari 56 penerbit efek bersifat utang dan sukuk (EBUS) dengan total 95 emisi yang terdaftar. Dana surat utang yang terkumpul meningkat 7.05 persen dibandingkan akhir pekan sebelumnya senilai IDR 98.20 triliun. Seiring banyaknya perusahaan tercatat yang memilih pendanaan melalui penerbitan obligasi atau sukuk, angka tersebut berpeluang semakin besar. Pasalnya, terdapat puluhan penerbit yang berada dalam antrean. Dari jumlah tersebut, sektor keuangan mendominasi pipeline sebanyak 5 perusahaan, disusul 2 emiten dari sektor energi. Selanjutnya terdapat 1 penerbit masing-masing diwakili sektor bahan baku atau basic materials, konsumer nonsiklikal, dan properti-real estate. (iNews)

Recommendation
US10YT tampak grogi untuk meneruskan laju kenaikan yield setelah terbentur Resistance upper channel tepat setelah masuki level psikologis 5.0%. Berkat leading indicator RSI negative divergence yang telah terdeteksi belakangan ini, maka cocoklah ADVISE : Bersiap untuk Sell on Strength ; secara saat ini US10YT menguji  Support yield terdekat pada level : 4.834%.

Yield ID10YT terbang tinggi ke level 7.367% (titik tertinggi sejak November 2022) , bahkan saat ini menembus Resistance upper channel – bullish jangka pendek yang semakin menguat terlihat dari VELOCITY yang semakin mencuram. ADVISE : let your profit run, namun ada baiknya jangan lupa utk set your Trailing Stop secara RSI negative divergence setia membayangi. Next Target : 7.676%. = Highest yield in 3 years.

Download full report HERE.