Today’s Outlook:
MARKET US: Para investor mencerna komentar dari beberapa pejabat tinggi Federal Reserve demi mencari arahan mengenai trend suku bunga dan kaitannya dengan yield US Treasury. Seperti diketahui, market sudah memperhitungkan The Fed mendekati akhir dari kebijakan moneter ketat mereka, bahkan tercatat ada 50% peluang pemotongan suku bunga bisa mulai terjadi pada Mei 2024, seperti didata oleh CME FedWatch Tool. Yield US Treasury untuk tenor yang lebih panjang serta tenor 10 tahun, jatuh sehari setelah lelang obligasi sebesar USD40 miliar, yang mana para analis memandang hal ini wajar mengingat bertambahnya besaran nilai lelang. Para pelaku pasar akan menantikan data klaim pengangguran AS Initial Jobless Claims di mana laporan mingguan ini diperkirakan keluar pada angka 215 ribu, turun sedikit dari pekan sebelumnya 217 ribu.

MARKET EROPA: Jerman laporkan CPI (Okt.) sesuai ekspektasi di angka 3.8% yoy. Jerman sukses kembalikan level Inflasi ke titik terendah di akhir Agustus 2021, dari puncak tertinggi 10,4% pada akhir November 2022.

MARKET ASIA: China akan kembali jadi pusat perhatian secara para investor menantikan angka CPI (Okt.) yang diprediksi malah kembali terjerumus ke wilayah deflasi -0.2% yoy, daripada 0.0% di bulan sebelumnya. Demikian pula PPI yang diperkirakan menjadi semakin dalam di wilayah deflasi, dari -2.5% di bulan September menjadi -2.8% pada Oktober ini. INDONESIA mendata Indeks Keyakinan Konsumen (Okt.) yang meningkat menjadi 124.3, dibanding 121.7 pada bulan September.

KOMODITAS: Harga minyak mentah menetap di posisi terendah dalam 4 bulan setelah anjlok selama 2 hari berturut-turut. WTI (New York) drop 2.6% pada perdagangan Rabu, menambah penurunan 4.3% pada hari Selasa. Harga patokan Minyak AS tersebut sudah merosot 7% sejak awal November, menambah longsoran 11% yang terjadi di bulan Oktober. Sementara Brent (London) drop 2.5% pada perdagangan Rabu, mengirimnya ke bawah harga USD80/barrel sejak 20 Juli. Bagi Brent, penurunan bulan ini telah terjadi 6% menyusul pelemahan 11% yang terjadi pada Oktober lalu. Aksi jual tersebut terjadi karena jaminan dari OPEC+ bahwa konsumsi minyak semuanya baik-baik saja, gagal menenangkan kegelisahan pasar, sebagian karena reaksi terhadap lemahnya data ekonomi dari China yang merupakan importir minyak utama, ditambah lagi hilangnya risiko perang akibat konflik Israel-Hamas, serta penguatan Dollar– mata uang yang digunakan untuk memperdagangkan minyak. Namun faktor yang lebih mempengaruhi pada hari Rabu adalah tidak adanya angka inventaris mingguan AS dari Badan Informasi Energi (EIA) AS, karena adanya pengerjaan ulang metodologi pengumpulan data. Hal ini menimbulkan pertanyaan mengenai seberapa baik permintaan pada pekan yang berakhir 3 November, terutama setelah American Petroleum Institute, atau API, menyatakan bahwa persediaan minyak mentah AS melonjak hampir 12 juta barrel pada minggu lalu, dibandingkan ekspektasi perdagangan yang memperkirakan penurunan sebanyak 300.000 barrel.  

Corporate News
BRI (BBRI) Siapkan IDR 477 Miliar untuk Lunasi Pokok Obligasi Berkelanjutan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) menyatakan telah menyiapkan dana untuk pembayaran untuk pelunasan Obligasi Berkelanjutan II Bank BRI Tahap I Tahun 2016 Seri D. Berdasarkan keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), emiten bank berkode BBRI ini telah menyiapkan dana senilai IDR 477 miliar yang akan akan jatuh tempo pada 1 Desember 2023. “Perseroan telah menyediakan dana pembayaran pokok Obligasi Berkelanjutan II Bank BRI Tahap I Tahun 2016 Seri D sebesar IDR 477 miliar,” tulis Corporate Secretary BRI Agustya Hendy Bernadi, Rabu (8/11/2023). BBRI melaporkan dana tersebut ditempatkan pada high quality liquid asset perseroan. Nantinya, pelunasan obligasi pun tidak memiliki dampak material yang dapat mengganggu likuiditas maupun kelangsungan usaha BBRI. (Bisnis)

Domestic Issue
Kuota ST011 IDR 8 Triliun, Sudah Terjual IDR 2.1 Triliun Sukuk Tabungan seri ST011 telah terjual sekitar IDR 2.1 triliun pada 3 hari penawarannya dari total kuota awal sejumlah IDR 8 triliun. Berdasarkan data salah satu mitra distribusi (midis) per Rabu (8/11/2023) pukul 17.00 WIB, penjualan ST011 mencapai IDR 2.10 triliun dari total kuota IDR 8 triliun. Perinciannya ST011-T2 terjual IDR 1.33 triliun, dan ST011-T4 terjual IDR 772.78 miliar. Sisa kuota ST011-T2 pun mencapai IDR 3.66 triliun dari total target IDR 5 triliun. Adapun, sisa kuota ST011-T2 sejumlah IDR 2.22 triliun dari total target IDR 3 triliun. Pada 6 November 2023, pemerintah resmi menerbitkan Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) ritel terakhir di tahun 2023, yakni Sukuk Tabungan seri ST011 dengan masa penawaran hingga 6 Desember 2023. (Bisnis)

Recommendation
US10YT most likely akan menggenapi TARGET-nya menuju Support yield dari level previous Low 4.485% atau malah ke target bearish 4.309% dari pola PARALLEL CHANNEL uptrend yang sudah patah. Resistance terdekat : MA50 atau yield 4.597%. ADVISE : HOLD.

ID10YT sedikit ada lonjakan technical rebound ke Resistance terdekat : MA50 atau yield 6.841%. Seandainya technical rebound ini berlanjut maka Target berikut adalah MA10 & MA20 di jajaran 6.969% – 6.977% yang mana juga merupakan area Resistance lower channel. Di sini akan diuji apakah ID10YT diperkenankan masuk Kembali ke dalam bullish yield-nya atau tidak. Jika yield Kembali melemah ketika menyentuh area tsb, maka sebaiknya Kembali kurangi posisi.

Download full report HERE.